Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia Tidak Kebal Virus Corona

Indonesia Tidak Kebal Virus Corona COVID-19 nama baru coronavirus. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Berulang kali pemerintah dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia aman dari Virus Corona atau Covid-19. Semua pasien yang sempat diduga terinfeksi dan dirawat di sejumlah RS di Indonesia, dinyatakan negatif dari Virus Corona.

Di saat negara lain menutup akses orang asing yang datang dan pergi, Indonesia tetap membuka diri. Kecuali untuk WN asal China. Pemerintah sudah memutuskan menutup akses WN asal China untuk masuk Indonesia. Pada praktiknya, imigrasi juga memulangkan WN asing yang hendak masuk ke Indonesia.

Persiapan Indonesia

Orang lain juga bertanya?

Pemerintah percaya diri dengan segala kesiapan untuk mengantisipasi masuknya Virus Corona. Sebanyak 135 pintu masuk di Indonesia, baik darat, laut maupun udara dijaga ketat. Alat pendeteksi suhu tubuh manusia atau thermal scanner disiagakan di pintu masuk Indonesia. Rumah sakit khusus disiapkan di berbagai daerah untuk menampung pasien yang diduga terinfeksi virus tersebut.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, kesiapan menghadapi pandemi virus sudah sejak dua tahun silam. Karena itu, dia berulang kali meminta masyarakat percaya terhadap pemerintah dan tetap rasional menyikapi virus Corona.

Kesiapan menghadapi pandemi termasuk Covid-19 itu mengacu instrumen Joint External Evaluation (JEE) full dari WHO sejak Desember 2017 silam. Saat itu tim ahli badan kesehatan dunia tersebut memberi skor Indonesia 3,15 dari skala 5.

Pemerintah mengklaim Indonesia memiliki kapasitas menghadapi pandemi dengan catatan ada penguatan sarana dan prasarana. Pemerintah juga sudah meluncurkan dokumen National Action Plan on Security Health (NAPSH) pada 20 Desember 2019.

Dokumen itu sebagai pedoman bersama antar kementerian untuk berintegrasi dan kolaborasi ketahanan kesehatan nasional. Acuan bersama dalam menangani wabah virus termasuk virus Corona termasuk soal anggarannya.

"Jadi semua yang kita lakukan sudah sesuai pedoman WHO, itu kan juga sudah terakreditasi. Memang belum sempurna, tapi sudah lumayan," ujar Terawan.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bahkan menyatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia telah mempunyai alat pendeteksi virus corona. Alat tersebut diharapkan dapat mencegah masuknya virus corona ke Indonesia.

Adalah Prof. Amien Soebandrio yang menyampaikan kemampuan Indonesia mendeteksi bila terinfeksi corona. Prof Amien Soebandrio merupakan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Menurut dia, ada dua alat yang dimiliki Indonesia untuk mendeteksi keberadaan virus corona.

"Alat untuk dipakai untuk deteksi ini 1 PCR dan 1 lagi sequencing," ujar Prof Amien.

Prof Amien menyebut Indonesia sudah banyak memiliki alat pendeteksi yang disimpan di laboratorium dan perguruan tinggi. Namun alat itu tak rutin memeriksa virus corona. Pihaknya masih menggunakan alat yang sama, sistem, dan orang yang sama dalam mengidentifikasi virus corona. Cukup dengan beberapa jam dan berbagai pengecek, seorang ahli dapat mengetahui apakah manusia tersebut terjangkit virus corona.

Dia menuturkan bahwa alat pendeteksi virus corona masih diimpor dari luar negeri. Prof Amien menekankan bahwa butuh keahlian khusus dalam mengoperasionalkan alat pendeteksi itu agar hasilnya tidak salah.

"Tentu (impor) kita belum bisa bikin. Mesin PCR bisa dipakai untuk pemeriksaan apa saja. Sequencing juga bisa dipakai untuk apa saja," jelas dia.

Peringatan untuk Indonesia

Meskipun pemerintah sangat percaya diri, organisasi kesehatan dunia WHO melalui Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengingatkan, jangan ada satu negara pun yang beranggapan kebal terhadap virus Corona.

"Tidak ada negara yang boleh beranggapan tidak akan mendapatkan kasus virus corona, itu akan menjadi kesalahan fatal," kata Tedros, di Jenewa, Kamis (27/2).

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setuju dengan WHO. Tidak ada satu negara pun yang kebal terhadap Virus Corona. Ketua Umum IDI Moh Adib Khumaidi mengakui, memang semua negara, termasuk Indonesia berpotensi untuk terkena virus Corona (Covid-19).

"Dari WHO juga mengatakan tidak ada negara yang menjamin satu negara bisa terbebas dari virus corona, tapi ya memang untuk saat ini, yang di Indonesia untuk pemeriksaan masih negatif," ujar dia.

"Bukan berarti Indonesia terbebas dari corona virus. Karena tidak ada yang berani dan bisa menjamin bahwa satu negara itu tidak akan ada corona virus. Karena kita tahu, bahwa ini penyebarannya cukup luas ke hampir semua negara," katanya.

Pernyataan ini disampaikan beberapa hari lalu. Tepatnya 29 Februari 2020.

Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengungkapkan ada tiga kemungkinan yang membuat kasus virus corona belum terdeteksi di Indonesia. Pertama, pasien tak melaporkannya ke rumah sakit. Kedua, kesalahan deteksi. Ketiga, ketidakcocokan antara standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan program yang dikembangkan Indonesia. Sehingga, virus corona tak terdeteksi.

Penanganan di Indonesia Diragukan

Indonesia sejauh ini sudah memeriksa 188 orang yang diduga terinfeksi virus corona. Namun semua pasien itu negatif. Meskipun pemerintah sangat percaya diri dengan kesiapan penanganan Virus Corona, tapi sejumlah negara asing justru meragukan.

Para pejabat di Kedutaan Amerika Serikat dan sejumlah diplomat Negara Barat menyampaikan kekhawatiran mereka kepada para pejabat Indonesia soal bagaimana Indonesia menangani wabah corona. Mereka menyerukan perlunya pemerintah Indonesia lebih mempersiapkan diri dan menjalankan perlindungan terhadap wabah corona.

Sumber diplomatik mengatakan sejumlah duta besar negara barat termasuk dari AS sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan menyampaikan kerisauan mereka itu.

Dilansir dari laman the Age, Rabu (26/2), pesan yang disampaikan para diplomat itu termasuk peringatan soal perlunya pemerintah RI bertindak aktif melakukan pendeteksian virus corona.

"Banyak rumah sakit tidak punya perlengkapan memadai, ranjang isolasi, dan pemindahan sampel yang aman," kata mereka.

Marc Lipsitch, profesor Epidemiology di Universitas Harvard dalam makalahnya mengatakan secara statistik sangat tidak mungkin ada nol kasus virus corona di Indonesia. Lipsitch sudah memperingatkan ada kemungkinan pandemik global yang menyebabkan 40-70 persen populasi dunia bisa terinfeksi corona, meski tidak berarti 40-70 persen itu semuanya akan sakit.

Semua keraguan itu coba dipatahkan. Kementerian Kesehatan menyebut pemerintah Indonesia sudah siap menghadapi pandemi virus. Kesiapan itu sudah sesuai standar badan kesehatan dunia atau WHO. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menepis semuanya.

"Kita sudah siap. Ada saja yang meremehkan kesiapan kita, siapa itu ya negara lain. Padahal kita sudah mengacu pada instrumen WHO," kata Terawan saat memberi kuliah tamu di Universitas Brawijaya Malang, Jumat 28 Februari 2019.

Virus Corona Masuk Indonesia

Indonesia tidak kebal terhadap Virus Corona. Setelah sejumlah pasien yang sempat dirawat di berbagai RS di Indonesia dinyatakan negatif, kini dua orang pasien dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.

Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang di Indonesia positif terjangkit virus corona. Dua WNI itu tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

"Orang Jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi di Jakarta, Senin (2/3).

Jokowi menceritakan kronologi masuknya virus corona ke tanah air. Kasus ini terungkap setelah ada laporan warga negara Jepang dinyatakan positif usai berkunjung ke Indonesia. Pemerintah kemudian menelusuri siapa saja yang kontak dengan WN Jepang tersebut.

"Orang Jepang yang ke Indonesia itu tinggal di Malaysia dan dicek di sana positif corona, tim dari Indonesia langsung telusuri. Orang Jepang ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu siapa ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan 2 orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," tutur Jokowi.

Saat ini mereka berdua sudah dievakuasi ke Rumah sakit pusat infeksi Sulianti Saroso. Namun Jokowi menyakini bahwa sejak awal pemerintah benar-benar mempersiapkan. Mulai dari rumah sakit 100 dengan ruangan standar isolasi.

"Kita juga miliki peralatan yang memadai standar internasional. Kita juga miliki reagen yang cukup. Kita juga miliki tim gabungan TNI, polri sipil dalam penanganan ini," ungkap Jokowi.

Namun, Jokowi mengakui ketidakakuratan alat pengecek suhu tubuh yang ada di pintu-pintu masuk Indonesia.

"Dalam praktiknya ini tidak mudah. Karena ngecek dengan yang namanya apa thermal scanner itu kadang-kadang keakuratannya juga tidak bisa dijamin 100 persen," aku Jokowi.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menepis anggapan yang menyebut selama ini Pemerintah menyembunyikan temuan kasus infeksi virus penyebab COVID-19."Tidak ada istilah yang selama ini ngomong negara lain bahwa kita menyembunyikan, enggak ada," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan.Menurutnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan temuan kasus infeksi virus corona pertama di Indonesia dan itu menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam menangani penularan virus yang menyebabkan wabah di sebagian wilayah China tersebut."Ini serius yang kita periksa ini benar, kalau negatif ya negatif, kalau positif ya positif. Kalau positif kita katakan positif, kalau negatif kita katakan negatif," katanya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Menkes Temukan 88 Kasus Mpox di Indonesia, Semua Pasien Sudah Sembuh
Menkes Temukan 88 Kasus Mpox di Indonesia, Semua Pasien Sudah Sembuh

Sebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
Kemenkes Temukan 2 Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta

Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman

Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya