Ini cerita detik-detik batu besar timpa 3 pendaki & tewaskan Dania
Merdeka.com - Seorang pendaki tewas karena tertimpa batu besar saat mendaki Puncak Gunung Semeru. Dania Agustina Rahman, mahasiswi Universitas Pasundan ini yang meninggal dunia saat menuju puncak Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Batu dengan diameter sekitar 1 meter menimpa dua pendaki lainnya sebelum akhirnya menimpa Dania hingga tewas. Korban pertama yang terkena batu tersebut adalah Siti Sariah, warga Jakarta. Batu kemudian terus menggelinding dan mengenai M Rendika (pendaki asal Medan) yang membuat patah kaki dan akhirnya menimpa Dania.
Siti Sariah atau akrab disapa Sari menceritakan awal peristiwa nahas itu terjadi. Sari naik ke Semeru sejak Senin (11/8) bersama 10 temannya, 3 perempuan dan 8 laki-laki. Sari naik dari Ranupane sekitar pukul 15.00 WIB, Senin. Sari tidak satu rombongan dengan Dani dan M Rendika.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Siapa pendaki yang hilang di Semeru? Delapan tahun lalu, atau tepatnya tanggal 3 Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
-
Apa yang terjadi pada Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
(Sari)
Setelah dua hari mendaki, rombongan Sari mulai mendaki jalur menuju puncak Mahameru. Hal terakhir yang diingat Sari adalah ketika akan salat subuh.
Saat melihat jam, Sari memperkirakan posisinya sekitar 20 meter menuju puncak Semeru. Saat itu Sari berusaha mengambil kamera yang ada di tasnya untuk mengabadikan golden sunrise.
"Waktu saya lihat jam, pukul 05.05 WIB. Saya kepikiraannya mau salat subuh di mana. Di sini atau di atas. Kalau di sini akan susah," ujar Sari saat mengisahkan awal peristiwa nahas itu kepada merdeka.com, Jumat (14/8).
(Sari saat mendaki semeru)
Namun tiba-tiba sebongkah batu besar longsor dan menimpa dirinya. Sari pun langsung terpental hingga ke area blank 75. Blank 75 merupakan jurang dan bukan jalur pendakian. Tubuh Sari terpelanting dan terus menggelinding hingga jalur maut itu.
Sari tidak sadarkan diri. Dia sadar setelah beberapa orang berusaha membangunkannya dan menepuk-nepuk dirinya. Sari baru sadar sekitar pukul 06.30 WIB.
"Saya tidak ingat. Hal terakhir yang saya ingat saya lihat jam dan ingin salat di mana terus ambil kamera habis itu saya sudah tidak ingat apa-apa. Saya baru tahu dari teman-teman saya kalau saya tertimpa batu besar," ujar Sari.
Selama pingsan, Sari sempat mengigau. Beberapa temannya juga melepas baju rangkap yang dia kenakan berlapis-lapis agar Ibu 4 putri ini bisa bernapas.
"Nah saya baru dikasih tahu teman-teman apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata saya tertimpa batu besar. Batu itu diameternya sekitar 1 meter," terang Sari.
Dari penuturan teman-temannya, batu besar yang posisinya sekitar 10 meter jelang puncak itu awalnya diduduki empat pendaki. Setelah pendaki tersebut beranjak, batu itu longsor dan terus menggelinding menuruni puncak Semeru.
"Kepala bagian kanan, bahu dan punggung saya nyeri, tetapi syukur tidak apa-apa, hanya shock urat saja katanya," ujar Sari yang ketika dihubungi merdeka.com sedang berada di dalam kereta dari Malang menuju Jakarta.
Menurut teman-teman Sari yang posisinya lebih atas, batu besar itu setelah menimpa Sari masih terus menggelinding dan mengenai M Rendika. Batu itu juga mengenai Dania hingga akhirnya mahasiswi itu meninggal dunia.
"Jadi yang kena batu itu saya, pendaki dari Medan (M Rendika) dan Dania," ujar Sari yang tidak berhenti bersyukur atas keajaiban musibah itu.
Sari kini sudah dalam perjalanan pulang ke rumah dari Malang. Empat putri kecilnya dan suami tercinta sudah menunggunya di rumah. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para korban diketahui sedang melakukan pengobatan alternatif, dengan cara mandi di danau tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang mengalami hipotermia dan ditolong oleh pendaki lain.
Baca SelengkapnyaPara korban diketahui sedang melakukan pengobatan alternatif, dengan cara mandi di danau
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal ketika para korban menggali batu di pertengahan tebing milik Jero Mangku Budi, sekitar pukul 09:00 WITA.
Baca SelengkapnyaAN, dukun pengobatan alternatif sudah ditangkap dan dimintai keterangan
Baca SelengkapnyaEmpat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 3 Desember 2023 masih menyisakan duka bagi keluarga korban yang gugur.
Baca SelengkapnyaAda empat orang Mahasiswa UIR yang berada di Gunung Marapi saat erupsi. Satu mahasiswa selamat.
Baca SelengkapnyaViral wanita naik kora-kora bareng temannya. Malah berakhir masuk rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPadahal, di hari ini ada larangan pendakian ke Gunung Agung karena ada upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
Baca SelengkapnyaNaila tak bisa melanjutkan perjalanan. Dia pun dievakuasi oleh Tim SAR setempat
Baca Selengkapnya