Ini Hasil Olah TKP di Lokasi Meninggalnya 11 Pelajar di Ciamis
Merdeka.com - Kepolisian Resor Ciamis akhirnya merilis hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) kejadian meninggalnya belasan siswa di sungai Cileueur Leuwi Ili, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Tidak hanya melakukan olah TKP, pihak kepolisian pun sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian.
Kapolres Ciamis, AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi mengatakan, hasil olah TKP dan keterangan para saksi, diketahui adalah saat para siswa MTs Harapan Baru melakukan kegiatan kepramukaan. Kegiatannya diketahui berisi pembersihan sampah di sekitar sungai.
"Kegiatannya susur sungai dari (arah) barat ke timur," ujarnya, Sabtu (16/10).
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Kenapa Kemenkes melakukan investigasi tentang perundungan? Dante menyebut, perlu bukti solid untuk menentukan kesimpulan dari setiap kali perundungan. Menurutnya, dari 1.000 lebih perundungan yang di klarifikasi ternyata sebagian besar bukan perundungan. Hanya 30 persen atau 300 kasus.'Yang perundungan itu sekitar 30 persen yang memang benar-benar perundungan,' kata Dante.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
Ia menjelaskan, di salah satu titik, para siswa diketahui melakukan penyeberangan sungai dengan kedalaman maksimal 70 centimeter yang di atas dasar sungainya terdapat bebatuan.
"Arusnya waktu itu tenang, tidak kuat, tidak ada hujan. Muaranya ke selatan dengan kedalaman 2 meter. Saat (para siswa) menyeberang dari sisi barat ke timur setelah mengambil sampah. Mereka (saat) menyeberang beberapa ada yang terpeleset, ada yang menarik mungkin, masih menyelidiki, hanyut ke arah selatan di muara dengan kedalaman 2 meter," jelasnya.
Kapolres mengaku bahwa pihaknya belum mengetahui secara pasti kedalam muara saat kejadian apakah sama dengan saat pihaknya melakukan olah TKP. Namun muara tersebut dipastikan menjadi tempat tenggelamnya 13 orang korban yang dua di antaranya berhasil diselamatkan.
"13 Itu terbawa arus ke selatan, di mana di selatan itu lebih dalam dibanding posisi mereka saat menyeberang. Dari 13 orang itu, 11 orang meninggal, dua korban lainnya yang terdiri dari satu siswa dan satu Pembina sekarang sudah sadarkan diri," katanya.
Awalnya, diungkapkan Kapolres, mereka yang tenggelam dikira merupakan kelompok pertama, namun ternyata mereka diketahui berbarengan. Termasuk saat kejadian tergelincirnya siswa saat menyeberang, mereka diketahui sambil bergandengan tangan.
Dalam penyelidikan yang dilakukan pihaknya, Kapolres menyebut bahwa pihaknya belum menemukan adanya alat-alat keselamat saat dilakukan kegiatan kepramukaan itu.
“Kami belum menemukan adanya alat-alat keselamatan, baik pelampung atau tali. Saat menyebrang bergandengan tangan,” sebutnya.
Untuk dugaan adanya kelalaian dalam kejadian tersebut, Kapolres menyatakan bahwa pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan lebih jauh. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah pihak sekolah menyiapkan alat-alat keselamatan atau tidak.
“Kami sayangkan harusnya ada (alat keselamatan), karena walaupun itu hanya menyeberang di kedalaman puluhan centimeter tapi sungai Cileueur itu punya sejarah kondisinya licin, bebatuannya juga memang licin dan Leuwi Ili itu juga adalah cekungan dalam, dan Ili ini adalah orang yang pernah tenggelam dan meninggal lalu diabadikan menjadi nama lokasinya,” katanya.
Kapolres memastikan bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara profesional dan proporsional. Hingga saat ini sudah melakukan pemeriksaan terhadap empat orang dan meminta klarifikasi dari beberapa orang.
“Polisi masih bekerja terkait kejadian. Kami menelusuri kenapa bisa terjadi, kenapa tidak bisa dicegah kejadian itu. Saya yakinkan, ini menjadi pembelajaran walau pahit, kedepan mudah-mudahan bisa tercegah agar tidak terjadi lagi,” tutup Kapolres.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolsek Cengkareng, Kompol Hasoloan Situmorang mengatakan, pihaknya tengah mendalami dugaan adanya kelalaian dari pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaSelain itu, polisi juga menemukan kantong plastik yang berisikan air keras.
Baca Selengkapnya"Supaya tidak terjadi kejadian serupa. Saya kira patut menjadi perhatian," kata Aris
Baca SelengkapnyaKompolnas mendorong Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi untuk melaksanakan penyelidikan dengan didukung scientific crime investigation
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca SelengkapnyaTragedi lift jatuh di SD menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSigit juga meminta Bareskrim Polri untuk melakukan supervisi.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 15 orang, tiga di antaranya jadi tersangka karena membawa senjata tajam
Baca SelengkapnyaAsistensi itu akan dilakukan Bareskrim Polri selaku atasan fungsi reserse dan Divisi Propam Polri selaku pengawasan internal anggota Polri.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan penanganan kasus tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana di Kuranji, Padang
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan dokter kepada kepolisian, korban dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tak bernyawa.
Baca Selengkapnya