Ini tanggapan Djoko Santoso soal penangkapan Kivlan Zen karena makar
Merdeka.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso enggan berkomentar terkait dua purnawirawan TNI yang dituduh terlibat dalam dugaan makar. Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein dan Brigjen TNI (Purn) Adityawarman dicokok polisi lantaran diduga akan melakukan upaya untuk menjatuhkan pemerintahan Joko Widodo.
"Ya kita serahkan kepada proses yang berlaku. Kita lihat bagaimana. Saya tidak punya satu kewenangan untuk menilai ya, karena saya baru pulang dari luar negeri," kata Djoko saat ditemui di kediamannya Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (8/12).
Panglima TNI era pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu tak mengikuti kasus dua temannya tersebut. Sehingga dia tidak punya cukup informasi untuk memberikan penilain.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Kenapa Ganjar melibatkan mantan Panglima TNI? Selain itu, Ketua Harian Partai Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi juga mengisi posisi sebagai wakil ketua TPN Ganjar.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Kenapa TNI menganiaya KKB? 'Karena ada informasi dari masyarakat yang menyatakan akan adanya pembakaran Puskesmas di Omukia Kabupaten Puncak. Nah kemudian terjadilah tindakan kekerasan ini,' sambungnya.
-
Kenapa Kejaksaan Agung tahan tersangka? Setelah ditetapkan sebagai tersangka, RD dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan.'Terhitung dari tanggal 29 Maret sampai dengan 17 April,' tutup Ketut.
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
"Karena saya tidak punya informasi yang cukup untuk menilai. Jadi saya enggak bisa menilai, saya sebulan penuh dengan istri saya nungguin anak saya ujian ya," kata Djoko.
Dia menegaskan sebaiknya saat ini mengikuti proses hukum yang tengah berlangsung. "Ya kita ikuti sekarang mereka sudah diperiksa dan sebagian sudah dikeluarkan," ucapnya.
Djoko pun tegas mengatakan tidak dalam kewenanganya utntik mengomentari atau memberikan pandangan atas dua jenderal bintang satu yang terlibat dalam dugaan pemufakatan jahat untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ya kembali saya tidak punya kewenangan untuk menilai, karena satu saya tidak punya kewenangan, yang kedua tidak punya informasi tentang itu. Salah kalau kita enggak tahu, enggak ada informasi dan bukan kapasitas saya," tegasnya.
Dia pun merasa tak tersinggung bila ada rekannya yang ditangkap karena tuduhan makar. Sebab kata dia hal tersebut bukanlah tentang perasaan melainkan penegakan hukum.
"Jadi di permasalahan politik, dan hukum jangan main perasaan. Semuanya harus konkret ya," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaAsep menjadi Dirdik KPK pada Juni 2022. Asep juga dipercaya menjadi Plt Deputi Penindakan dan Ekskusi KPK menggantikan Irjen Karyoto
Baca SelengkapnyaSidang berlangsung panas saat kubu pengacara Haris Azhar dan Fatia mencecar Heri Wiranto soal bisnis TNI.
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca SelengkapnyaDalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Bantah Intimidasi KPK: Kalau Saya Kirim Batalyon Suruh Geruduk Itu Intervensi
Baca SelengkapnyaSaat itu, TNI tak terima KPK menetapkan Henri Alfiandi sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaKPK meminta maaf karena pihaknya tidak koordinasi terlebih dahulu dengan pihak TNI sebelum mengumumkan keterlibatan Henri Alfandi.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca Selengkapnya