Irwasum sebut tak ada aliran uang ke pejabat Polri di pleidoi Fredi
Merdeka.com - Irwasum Mabes Polri Komjen Pol Dwi Prayitno mengatakan tim independen pencari fakta Mabes Polri sudah melakukan penyelidikan terkait testimoni Fredi Budiman. Namun belum mendapatkan titik terang.
Dia mengatakan, belum menemukan bukti soal ada aliran dana miliaran rupiah dari Fredi Budiman kepada pejabat di Polri.
"Prinsipnya kalau fakta kita cek testimoni. Kalau sampai sekarang belum ada fakta aliran dana Rp 90 miliar ke pejabat Polri tertentu, kan itu tidak ada," kata Dwi Prayitno di kantor Kompolnas, Jakarta Selatan, Kamis (25/8).
-
Mengapa Fredy Pratama dituduh melakukan pencucian uang? Aset yang dihasilkan dari kejahatan narkotika ini mencapai Rp 10,5 triliun, menggambarkan skala bisnis ilegal yang sangat besar.
-
Apa yang Fredy Pratama gunakan untuk mencuci uang hasil kejahatan? Pihak kepolisian mengungkap bahwa Fredy Pratama mencuci uang hasil kejahatannya dengan cara menyalurkannya kepada ayahnya. Uang tersebut kemudian digunakan untuk mendirikan tempat hiburan seperti tempat karaoke, hotel, dan restoran.
-
Dimana Fredy Pratama diduga bersembunyi? Polri mengungkap bahwa Fredy Pratama diduga tengah berada di Thailand.
-
Bagaimana Fredy Pratama menyelundupkan narkoba ke Indonesia? Modus operansi mereka adalah dengan menyamarkan narkotika dalam kemasan teh.
-
Kenapa Fredy Pratama sulit ditangkap? 'Fredy Pratama keberadaannya masih terindikasi di Thailand. Kami masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan penangkapan, karena saya bilang tadi, dari kemarin dia dilindungi oleh gangster, katakanlah 'orang tuanya' adalah bagian dari sindikasi narkoba di daerah Thailand,' Mukti, Jumat (29/12/2023).
-
Di mana Fredy Pratama bersembunyi? 'Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan,' kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
Dwi menambahkan, tim independen sudah mendapat pleidoi Fredi Budiman di Pengadilan Jakarta Barat. Dalam keterangan Fredi kepada Haris mengaku aliran uang ke pejabat tertentu Mabes Polri dituangkan ke dalam pleidoinya.
"Hal itu sudah disampaikan di pleidoi tapi ternyata pleidoi normatif saja. Semua itu kita sampaikan," beber Jenderal bintang tiga.
Dwi juga mengaku tim independen sudah bertanya langsung kepada adik dari Fredi Budiman tentang testimoni tersebut. Namun keterangan disampaikan oleh adik Fredi itu harus dilakukan pengujian.
"Itu harus kita uji kebenaran. Fakta-fakta itu bahwa dia diperiksa A si B kita cek, apakah ada aliran dana kepada penyidik. Sebab penyidik itu bisa juga dikatakan pejabat Mabes Polri tertentu," tukasnya.
Lebih jauh, mantan Kapolda Metro Jaya juga telah melakukan koordinasi dengan TNI dan BNN.
"Tiap minggu sudah evaluasi, kemarin sudah dievaluasi lagi. Mana-mana yang harus diperiksa. Ya insya Allah masih satu bulan ini. Kalau kurang enggak apa-apa," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Asal muasal dugaan aliran dana Rp27 miliar mengalir ke Dito itu diungkapkan Irwan saat bersaksi dalam sidang lanjutan korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tipikor.
Baca SelengkapnyaIrwan mengatakan uang untuk Komisi I DPR itu diserahkan melalui seorang yang bernama Nistra.
Baca SelengkapnyaPengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menggelar kembali sidang prapredilan Firli Bahuri
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit sudah mendengar kabar, adanya transaksi mencurigakan yang diduga dilakukan eks penyidik KPK AKBP Tri Suhartanto
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Dito saat menjadi saksi persidangan kasus korupsi BTS Kominfo pada (11/10).
Baca SelengkapnyaMenurut pengacara, hal itu cukup menguatkan kliennya tak terlibat ada tuduhan pemerasan.
Baca SelengkapnyaRafael bersama-sama dengan Ernie Meike didakwa melakukan TPPU ketika bertugas sebagai PNS di Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2002 hingga 2010.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, pihaknya belum menemukan alat bukti yang cukup untuk melakukan pemeriksaan terhadap Nistra Yohan dan Sadikin.
Baca SelengkapnyaKejagung kini lebih memilih Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Baca SelengkapnyaDugaan transaksi janggal itu diungkap Novel Baswedan.
Baca SelengkapnyaFadil Imran mengklarifikasi soal dugaan dana asing untuk membiayai calon presiden (capres) tertentu.
Baca SelengkapnyaKejagung akan mengkonfrontir keterangan terdakwa kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo, terkait uang Rp27 M.
Baca Selengkapnya