Istana Tepis Kantin Sekolah Rugi Karena MBG, Ini Penjelasannya
Pedagang kantin pun bisa menyesuaikan produknya yang berbeda dengan MBG.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi menepis anggapan program makan bergizi gratis (MBG) merugikan UMKM di kantin-kantin sekolah. Menurutnya, ada skema yang bisa dilakukan agar jajanan di kantin sekolahan tetap untung.
Dedek menerangkan, pihak sekolah bisa menyesuaikan jam istirahat siswa. Misalnya, sesudah makan bergizi gratis para siswa masih diberi waktu untuk ke kantin.
"Terkait dengan anda usaha-usaha yang kaitannya dengan kuliner di dalam sekolah atau kantin Ini dilakukan penyesuaian yang menyesuaikan itu dua sisi, yang pertama sekolahnya menyesuaikan jam istirahat supaya setelah makan mereka masih punya waktu untuk ke kantin," katanya saat dihubungi, Kamis (16/1).
Pentingnya MBG
Dedek melanjutkan, pedagang kantin pun bisa menyesuaikan produknya yang berbeda dengan MBG. Dia menyebut, pedagang bisa menjual minuman ataupun barang yang menarik untuk siswa.
“Kedua, pedagang kantin juga menyesuaikan dengan diferensiasi produk makanan atau minuman atau mungkin bukan makanan, minuman, melainkan dia menjual barang dan ini sudah terjadi di banyak uji coba, jadi bukan dikorbankan ya," ucapnya.
Dedek menegaskan, program MGB sangat penting demi generasi emas 2045. Dia memahami pasti ada perubahan kebiasaan di sekolah untuk menyesuaikan program MBG.
"Termasuk menyesuaikan diri adalah pedagang kantin adalah sekolah, adalah orang tua murid dan lain-lain, jadi kurang lebih begitu ,berarti masih boleh aja-jangan aja ya setelah makan bergizinya itu dilakukan ya kantin tetap buka dan membedakan makanan," kata Dedek.
Menurutnya, dengan adanya Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah program MBG sangat menguntungkan UMKM.
"Itu ekonomi rakyat langsung yang merasakan bukan perusahaan-perusahaan besar bukan korporasi-korporasi dan lain-lain," pungkasnya.