Jemaah Haji Puji Rasa Makanan, Berharap Menu Lansia Dibedakan
Merdeka.com - Jemaah haji Indonesia mengapresiasi cita rasa masakan Nusantara yang mereka dapatkan selama berada di Madinah. Meski ada beberapa keluhan, pelayanan konsumsi dirasakan cukup baik.
"Kalau soal rasa, balik ke selera masing-masing. Tidak mungkin semua merasa cocok, tapi secara umum rasanya sudah seperti masakan di Indonesia," kata Muhammad Yahya, Ketua Rombongan 1, Kloter 04 BTJ Aceh saat ditemui, Selasa (30/5).
Sistem distribusi konsumsi, kata Yahya, dibagikan melalui ketua rombongan (karom) dan kemudian disampaikan kepada para jemaah. Setiap rombongan rata-rata menghuni satu lantai.
-
Dimana katering jemaah haji dilayani? Dilayani sejak di bandara 25 Juta boks makanan akan disiapkan untuk jemaah saat berada di Madinah, Makkah, Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina) dan juga bandara baik di Jeddah maupun di Madinah.
-
Apa yang dialami jamaah haji di KKHI Madinah? Dalam pemantauan di KKHI Madinah, rata-rata jemaah haji yang dirawat mengalami kelelahan sehingga memicu komorbid (penyakit bawaan) kembali kambuh. Selain itu, sebagian jemaah yang dirawat juga mereka yang lupa meminum obat pribadi, jarang minum, dan terlalu memaksakan diri beribadah di Masjid Nabawi.
-
Bagaimana pengawasan katering jemaah haji dilakukan? Ada dua petugas haji di setiap dapur yang ditempatkan untuk mengawasi penyediaan katering, sejak persiapan hingga distribusi.
-
Kapan jemaah haji tersebut berangkat ke Madinah? 'Jemaah haji yang tertinggal paspornya itu jenis kelaminnya laki-laki dan sudah lansia. Tapi, tadi dia sudah diberangkatkan bersama dengan jemaah haji Kloter 11 asal Maluku Utara,' ujarnya kepada wartawan di Asrama Haji Sudiang Makassar, Senin (20/5).
-
Siapa yang dapat layanan khusus di Haji 2023? Sebanyak 60.000 lebih jemaah haji lanjut usia akan mendapatkan pelayanan khusus di Tanah Suci
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan jamaah haji? Karmijono meminta jemaah menjaga kondisi kesehatannya dengan selalu membawa obat di saku baju atau tas pinggang. Tak lupa sering minum air mineral, dan tidak melewatkan makan.
Di Hotel Emaar Elite, Sektor II, Madinah, Yahya memimpin 41 jemaah asal Kabupaten Pidie, Aceh. Sejak datang beberapa hari yang lalu, tidak ada anggotanya yang komplain soal rasa makanan. Hanya saja, ada satu jemaah lansia yang sebelum berangkat ke Tanah Suci, menjalani operasi tenggorokan.
"Pak Abdullah, tidak bisa makan makanan yang keras. Kalau lauknya ikan, dia masih bisa, tapi kalau daging, dia kesulitan," kata Yahya.
Demikian juga buah. Yahya berharap agar pisang lebih sering dibagikan ketimbang apel atau pir. "Kasihan jemaah lansia, mereka butuh buah-buahan yang lembut," imbuhnya.
Di hotel yang sama, Royya, jemaah asal Sumenep tampak asik memakan buah pir yang dikeluhkan jemaah lansia. Bumbu rujak yang dibawanya menjadi pelengkap. Tidak ada keluhan soal menu konsumsi yang dibagikan.
"Semuanya enak, cukup. Cuma mungkin lauknya divariasikan," kata Royya.
Sementara Said, jemaah dari kloter 6 Embarkasi Makassar (UPG-6) yang juga menginap di Hotel Emaar Elite menyoroti sistem pembagian makanan. Selama ini makanan dibagikan secara berkelompok sesuai rombongan dalam kloter. Itu artinya, pengambilan sekaligus untuk sekitar 45 jemaah.
"Makanya kadang ada yang tidak dapat. Bukan tidak dapat, tapi sudah terambil teman, tidak tahu di kamar mana. Dia cari dulu. Harusnya ambil saja di bagian katering. Kalau empat orang ya ambil empat orang," tutur Said.
Adapun Priyanto sudah mengantisipasi bila menu makanan yang disediakan tidak cocok dengan seleranya. Ia membawa bekal lauk teri kering.
Ia mengaku, sejauh ini tidak ada menu yang tidak ia sukai."Saya ada menu favorit, tapi belum datang. Pete sama jengkol, nah itu enak," ujarnya.
Selama di Madinah, jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan konsumsi tiga kali setiap hari. Makan pagi, makan siang, dan makan malam. Agar makanan disantap dalam kondisi terbaik, jemaah harus memperhatikan batas waktu konsumsi dalam setiap kemasan.
Pada masing-masing kemasan tertera keterangan batas layak mengonsumsi untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 WAS. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara umum, jemaah haji mengapresiasi layanan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaSetiap jemaah akan mendapatkan jatah 15 kali konsumsi atau sehari 3 kali.
Baca SelengkapnyaMenteri Yaqut memastikan menu makanan jemaah haji di Madinah bercitarasa nusantara.
Baca SelengkapnyaAyam goreng merek Albaik menjadi makanan yang terkenal dan viral di media sosial. Makanan khas Arab Saudi ini menjadi suguhan selamat jalan bagi jemaah haji.
Baca SelengkapnyaJemaah haji Indonesia mendapatkan layanan konsumsi 3 kali dalam sehari selama berada di Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaBanyak kisah seru saat di tanah suci, salah satunya kulineran di sela-sela kegiatan ibadah.
Baca SelengkapnyaMenag menjelaskan, Emaar Elite Hotel berkapasitas 1.400 jemaah
Baca SelengkapnyaBuruknya pelayanan selama di Armuzna juga dirasakan jemaah dari negara selain Indonesia.
Baca SelengkapnyaDPR memaparkan beberapa catatan saat melakukan inspeksi dadakan ke tenda jamaah haji Indonesia di Mina, Makkah, Arab Saudi
Baca SelengkapnyaAda 8 jenis bumbu yang didatangkan dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenunya beragam dan tampak enak, sehingga menurutnya tak perlu membawa magic com untuk masak nasi sendiri.
Baca SelengkapnyaSelama di Tanah Suci, Muhadjir memeriksa berbagai fasilitas pelayanan haji, mulai dari transportasi, akomodasi hingga pelayananan kesehatan.
Baca Selengkapnya