Jenderal Bintang Satu Turun Tangan Bantu Joni ‘Pemanjat Tiang Bendera’ Lolos Masuk TNI
Adapun pembinaan yang akan diberikan berupa terapi khusus. Sehingga bisa meningkatkan tinggi badannya beberapa centimeter sehingga kelak bisa lolos masuk TNI.
Yohanes Ande Kalla atau Joni si bocah merah putih akhirnya bertemu Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Joao Xavier Barreto Nunes. Pertemuan ini seiring dengan viral kabar Joni tak lolos seleksi prajurit TNI.
Pascapertemuan itu, Brigjen TNI Joao Xavier mengatakan siap membina Joni agar lolos seleksi.
"Saya akan bina dia, saya akan mempersiapkan dia nanti kemudian kita tanya dia, dia mau tes di mana, kan kita ada Bintara, ada Tamtama dan ada Wamil, nah kalau mau Wamil kita akan arahkan ke Universitas Pertahanan Atambua, nanti akan kita arahkan," katanya usai bertemu Joni di Kupang. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (7/8).
Danrem melihat semangat Joni yang begitu besar untuk menjadi prajurit TNI AD. Namun sejak terkenal saat peristiwa memanjat tiang bendera pada 2018 silam, tidak ada yang membina Joni untuk mewujudkan mimpinya sebagai prajurit TNI. Itu sebabnya, saat proses seleksi kemarin tinggi badannya masih kurang.
Danrem mengaku baru bertemu dengan Joni pada Maret 2024. Saat itu, dia berpesan kepada Joni jika ingin menjadi prajurit TNI maka harus mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari.
Sejak pertemuan itu, selama 1,5 bulan terakhir ini Dandim Belu sudah berusaha membantu dan mendidik Joni. Namun hasilnya belum signifikan.
"Memang kemarin masalahnya di tinggi badan, Joni tinggi badan hanya 155,8 meter, sementara ada juga yang tinggi badannya 162,9 meter tetapi tidak lolos juga, padahal syaratnya 163 meter, ya kita tetap berpegang teguh pada syarat yang ada,” ujar dia.
Adapun pembinaan yang akan diberikan berupa terapi khusus. Sehingga bisa meningkatkan tinggi badannya beberapa centimeter sehingga kelak bisa lolos masuk TNI.
“Ada terapi yang akan diberikan, saya sudah tanya-tanya dan bisa untuk meningkatkan tinggi badan, nanti akan kita terapkan ke Joni,” ujar dia.
Dia menambahkan, jika Joni tidak lolos tes Bintara karena tinggi badan, maka Joni akan disiapkan untuk mengikuti tes di universitas pertahanan melalui jalur khusus untuk tes kejuruan atau keahlian pada akhir Agustus 2024.
Menurut dia, untuk menjadi tentara tidak perlu lagi harus berada di medan perang. Misalnya bagian kejuruan lainnya.
Sementara itu Joni, mengaku akan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk TNI berikutnya di Unhan nanti. Demi mewujudkan cita-citanya, dia siap melakukan segala yang bisa diusahakan
“Saya yang penting menjadi tentara, nanti saya akan mempersiapkan diri lebih baik lagi, sebagai persiapan untuk tes masuk nanti,” ujar dia.