JK Tegaskan Tidak Ada Gunanya Mudik Sekarang, Pemudik akan di Karantina
Merdeka.com - Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyampaikan, bahwa mudik bukan menjadi hal penting saat masa wabah Covid-19 ini. Menurutnya, mudik akan sia-sia lantaran setiap daerah sudah serentak menerapkan PSBB atau mengkarantina warga yang berasal dari kota-kota besar.
Maka dari itu, JK menilai, mudik yang biasanya hanya seminggu akan habis di masa karantina yang mencapai empat belas hari.
"Tidak ada gunanya mudik sekarang, mau dilarang atau tidak, karena semua daerah sudah memberikan aturan kalau datang dari kota besar. Jadi buat apa mudik? Keluar dari situ (tempat karantina) balik lagi (ke kota)," ujar JK saat mengikuti Rapat Pleno online Dewan Pertimbangan MUI, Rabu (22/04).
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana cara meminimalisir dampak bencana gunung meletus? Dengan melakukan pemantauan yang intensif terhadap aktivitas gunung berapi, diperoleh informasi yang akurat mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada gunung berapi tersebut.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Gimana caranya menghindari jantung bermasalah saat mudik? 'Mumpung masih ada waktu, yuk kita semua belajar bantuan hidup dasar. Simpel kok, itu hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan semua orang,' ucap Sunu.
Menurut JK, langkah tidak mudik adalah cara mengurangi Covid-19. Dia bilang, kasus Covid-19 ini lebih parah dibandingkan dengan kejadian bencana alam sekelas tsunami.
Bencana alam separah apapun, lanjut JK, biasanya akan ditangani pada bagian akibat. Misalnya para korban yang berjatuhan. Namun Covid-19 ini bukan hanya akibat yang harus ditangani, namun juga penyebab yang terus muncul.
"Sekarang ini, sebab dan akibatnya harus diselesaikan bersama, harus ada prioritas bersama-sama kita selesaikan," ujar JK.
JK menerangkan, Covid-19 ini bukan lagi sekadar wabah, namun sudah menjadi teror dunia. Menurutnya, tidak ada satu pun negara di dunia yang 100 persen bisa mengatasi ini. Bahkan, sekelas China yang semula dikira berhasil, ternyata kini kembali khawatir dengan yang mereka sebut sebagai kasus Covid-19 impor. Bagi JK, musibah ini sangat keras karena menyangkut segala aspek kehidupan.
"Apapun yang kita kerjakan, entah itu ekonomi, ibadah, tidak akan bisa selesai tanpa menyelesaikan sebab. Apapun yang diberikan kepada masyarakat hanya mengisi supaya masyarakat tetap semangat, apapun yang kita lakukan, tidak bisa tanpa mengurangi sebab," kata dia.
"Waktunya kita bersatu melawan ini, kita bersama-sama, khususnya umat ini, bagaimana masing-masing menjaga kedisiplinan memakai masker dan jarak," imbuhnya.
JK menambahkan, beberapa ahli memprediksi bahwa puncak Covid-19 berlangsung pada bulan Mei ini. Menurutnya, dengan menjadi puncak, maka akibat yang ditimbulkan semakin besar. Bukan hanya dari sisi kesehatan dengan berjatuhannya korban, namun juga dari sisi ekonomi akan sangat terasa.
Apalagi dengan struktur penduduk yang mayoritas beragama Muslim, maka akan semakin banyak Muslim yang terkena imbas Covid-19.
JK pun mendorong berbagai lembaga amil zakat, infak, maupun sedekah (ZIS) bahu membahu membantu sesama Muslim. Bila tidak, maka akan timbul masalah keamanan seperti penjarahan di banyak tempat.
"Ini bulan Mei banyak yang memperkirakan puncaknya, berarti puncaknya PHK, kemiskinan, dan kekurangan makanan, maka bagaimana kita bersama-sama mengefektifkan ziswaf bersama-sama kepada yang tidak mampu minimal melalui masjid," katanya.
"Kalau tidak, akan timbul masalah keamanan, kalau tidak makan ya bisa terjadi berbagai macam-macam seperti tahun 1998, ketika masyarakat tidak bisa makan, maka terjadi penjarahan atau apapun di banyak tempat," tegas JK.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali menggelar mudik gratis agar masyarakat tidak pulang kampung menggunakan sepeda motor.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sekitar 70 persen polusi udara pada beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKemenhub imbau masyarakat manfaatkan mudik gratis.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnya