Kakek penarik becak naik haji sudah tiba di Makkah
Merdeka.com - Perjuangan Maksum Sapii Bunet bin Wahab sungguh luar biasa. Kakek berusia 79 tahun asal Madura akhirnya tahun ini bisa berangkat naik haji setelah 20 tahun menabung dari hasil jerih payahnya mengayuh becak.
Meski penghasilannya tak menentu, kakek Maksum tak lupa untuk menyisihkan uang hasil kerjanya. Sedikit demi sedikit uang yang ia dapat akhirnya bisa mengantarkannya ke Tanah Suci.
Kakek Maksum yakin, dengan keyakinan kuat akan bisa pergi haji.
-
Bagaimana kakek Hamid mendapatkan penghasilan? Dengan mengandalkan diri sendiri yang tak lagi prima, Hamid berjualan kerupuk.
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
-
Bagaimana manusia gerobak mencari nafkah? Mereka berkamuflase menjadi manusia silver, manusia kostum atau badut Tak jarang membawa keluarga dengan gerobak atau manusia gerobak, pengemis, pengamen hingga pak ogah
-
Bagaimana Mahruf menabung untuk haji? Walaupun penghasilannya tidak besar, Mahruf tetap bersemangat untuk menyisihkan pendapatannya demi bisa melihat Ka’bah secara langsung.'Saya sangat bangga, dan haru bisa berangkat haji tahun ini,' kata Mahruf, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Selasa (7/5).
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Apa yang dititipkan ke orang yang naik haji? Bagi umat Islam, mampu beribadah haji menjadi salah satu impian terbesar dalam hidup. Bagi mereka yang telah berhaji, rasanya telah begitu lengkap menunaikan rukun Islam. Namun bagi mereka yang belum mampu berhaji, ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk memanjatkan doa di Tanah Suci. Salah satunya yakni dengan menitip doa ke teman, sahabat, atau keluarga yang hendak naik haji.
"Saya dulu ngaji arkanul iman (rukun iman). Satu, harus percaya kepada Allah, baik dan buruknya takdir Allah," ujar Maksum saat ditemui di tempatnya menginap hotel 605 wilayah Syisyah, Makkah, Rabu (23/08).
"Kedua, saya meyakini pesan ayat Surat Yasin, Innama amruhu idza arada syaian an yaquula lahu kun fayakun. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalangi. Saya percaya itu," sambungnya.
Menurutnya, kuncinya percaya kepada Allah. Lalu berusaha sambil meminta. "Kalau Allah mentakdirkan, yakin. Kalau Allah menghendaki, saya akan berangkat," kata dia.
Dengan becak, Maksum mencari nafkah dan bisa berangkat haji setelah mengumpulkan rezeki sampai 20 tahun hingga bisa mendaftar haji pada 2010 lalu.
"Saya nabung sedikit demi sedikit. Sebab, pendapatannya tidak tentu, kadang dapat Rp 50 ribu, kadang kurang," kenangnya.
"Saya narik becak di Pasar Atum Surabaya. Tiap hari. Tapi kalau nabungnya tidak tentu," sambungnya.
Setelah menunggu selama tujuh tahun, Maksum bisa berangkat haji tahun ini. Tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06), dia mengaku bahagia dan kaget bisa memenuhi panggilan Allah, sesuai yang dicitakannya sejak lama. "Alhamdulillah. Sampai di sini juga. Saya merasa kagum dan kaget," tuturnya dalam Bahasa Jawa.
Maksum mengaku sampai sekarang masih menarik becak, meski usianya sudah mulai senja. Sepulang haji, dia ingin terus menarik becak, karena profesi itu yang selama ini dijalani. "Setelah haji, tetap narik becak. Kalua masih kuat kerja, masih pengen terus agar tidak merepotkan anak," katanya.
Selamat menunaikan ibadah haji. Semoga kakek Maksum menjadi haji mabrur. Amin.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi tukang cukur, ia tidak pernah memasang tarif. Ia bekerja dengan niat 'Lillahi ta'ala,'.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaBegini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaIa sudah lama ingin daftar haji, tapi baru tercapai saat usianya 94 tahun.
Baca SelengkapnyaIa mengaku sudah 11 hari melakukan perjalanan tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaTerungkap, ada banyak pengalaman istimewa yang diperolehnya semasa menjadi sopir di Mekkah. Salah satunya soal gaji hingga tips yang bisa didapatkannya.
Baca SelengkapnyaCerita perjalanan kehidupan Haji Mansyur sebelum mendapat gelar crazy rich. Ternyata pernah menjadi seorang tukang becak.
Baca Selengkapnya