Jualan Pakaian Keliling Belasan Tahun, Pasutri Asal Blora Akhirnya Bisa Berangkat Haji
Penantian lama itu akhirnya berakhir
Penantian lama itu akhirnya berakhir.
Jualan Pakaian Keliling Belasan Tahun, Pasutri Asal Blora Akhirnya Bisa Berangkat Haji
Rohmat (44) dan Ulfah (40) merupakan pasangan suami istri asal Dukuh Pelem RT 02 RW 07 Kelurahan Jepon, Blora. Sehari-hari mereka bekerja sebagai penjual pakaian keliling.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Bagaimana perjalanan haji di masa lampau? Melansir dari laman resmi kemenag.go.id, seorang fiolog sekaligus Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman menjelaskan bahwa tradisi tersebut sah-sah saja. Sebab, masyarakat Indonesia yang melakukan perjalanan menuju Tanah Suci sejak masa silam merupakan perjuangan berat tersendiri. Bagaimana tidak, mereka harus mengarungi lautan, menghindari perompak, menerjang badai selama berbulan-bulan hingga menjelajah gurun pasir.
-
Apa gelar yang diberikan kepada orang yang sudah haji? Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan penyebutan gelar Haji atau Hajah. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi memberi gelar 'Haji' atau 'Hajah' di depan nama orang usai menunaikan ibadah Haji.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
-
Kapan orang berhaji? Melansir dari berbagai sumber, Senin (6/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai 25 kata-kata naik haji dengan sarat doa dan harapan mulia.
"Sejak tahun 2012 sudah punya niat haji. Aktivitas saya dulu punya toko di Pasar Blora. Terus keliling jualan pakaian, terutama kerudung," kata Rohmat.
Sebagian keuntungan mereka tabung sedikit demi sedikit selama belasan tahun. Hingga akhirnya mereka bisa pergi haji.
Terlatih Mandiri Sejak Kecil
Rohmat mengaku, ia sudah terlatih mandiri sejak kecil. Waktu itu, ia menuntut ilmu di Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Khozinatul Ulum dan dituntut untuk bisa hidup mandiri di ponpes itu. Keliling dari pasar ke pasar untuk berjualan kerudung sudah ia lakoni sejak lama. "Sudah lama saya ngedropi ke pasar-pasar. Mulai Pasar Bojonegoro, Kalitidu, Purwosari, Jepon, Blora, semua sudah pernah," kata Rohmat.
Rohmat bercerita, tekadnya untuk ke tanah suci bersama istrinya diawali dengan mengambil talangan haji selama dua tahun. Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
Menurut Rohmat, butuh niat kuat untuk bisa berangkat haji. Apalagi hal ini terkait melaksanakan perintah Allah untuk menggenapi rukun Islam yang kelima. "Jadi ya harus punya niat yang betul-betul diniati. Insya Allah ya Allah kasih jalan," kata Rohmat.
Menjelang keberangkatannya ke tanah suci, Rohmat mengaku bahagia bisa turut berangkat bersama istri dan ratusan jemaah haji asal Blora lainnya. Ia pun bersyukur banyak orang-orang berdatangan untuk mendoakan. "Alhamdulillah didoakan para tamu, saudara-saudara, dan para tetangga yang pada datang ke sini. Ada juga yang minta doa," kata Rohmat.
"Ya semoga semuanya diberikan kesuksesan dunia akhirat, kelancaran rizki, kesehatan dan kenikmatan melaksanakan perintah Allah. Karena berapapun uangnya kalau tidak ada niat untuk melaksanakan haji, ya sulit untuk bisa"
Kata Rohmat mengakhiri
Liputan6.com