Keajiban, Lemari Berisi Alquran Selamat dari Kebakaran Kemayoran
Sudarmadji yang sedang berada di rumah mendengar keributan dari luar. Pikirnya, orang berkelahi. Ternyata, api sudah berkobar.

Insiden kebakaran di Jalan Kemayoran Gempol, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, menyisakan keajaiban yang luar biasa.
Di tengah kobaran api yang melumat sejumlah bangunan, sebuah lemari di Musala Al Hasanah tetap utuh, tanpa tersentuh oleh si jago merah. Di dalam lemari itu, kitab suci Alquran tersusun rapi.
Sudarmadji (47), pengurus musala selama tiga periode, menjadi saksi mata peristiwa tersebut. Insiden kebakaran terjadi di tengah malam.
Sudarmadji yang sedang berada di rumah mendengar keributan dari luar. Pikirnya, orang berkelahi. Ternyata, api sudah berkobar.
“Saya sudah mau tidur, tiba-tiba ada suara ramai. Saya kira anak-anak muda berantem ternyata kebakaran,” katanya saat ditemui di lokasi, Selasa (21/1).
Kebakaran dengan cepat meluas, melahap bangunan-bangunan di sekitar. Namun, yang mengejutkan lemari yang ada di dalam musala yang tetap utuh.
Menurutnya, Allah menunjukkan kuasanya. Mengingat lokasi musala sangat berdekatan dengan sumber api.
"Ini kuasa Allah SWT. Letak musala dekat sekali dengan titik api, persis di depan yang sekarang digaris polisi," ungkap Sudarmadji.
“Alquran dipakai jemaah untuk tadarus. Mungkin karena itu, Allah melindungi lemari itu,” timpalnya.
Musala Dibangun Swadaya
Musala Al Hasanah dibangun pada tahun 1983 menggunakan dana hasil swadaya masyarakat. Dengan gotong royong dan bantuan berbagai pihak, musala ini kini menjadi tempat ibadah yang lebih layak dan nyaman.
"Dulu bangunnya sekitar tahun 1983. Awalnya, biayanya hampir Rp100 juta," kata dia.
“Awalnya itu triplek-nya pendek. Kita naikkan satu meter hingga satu setengah meter. Semuanya diganti, dicat ulang, dan dibuat lebih kokoh. Alhamdulillah, ada bantuan juga waktu itu," tambah Sudarmadji.
Bangunan itu terus dirawat dengan sejumlah renovasi. Terakhir, kali renovasi menggunakan kucuran dana dari Angkasa Pura.
Terlihat, musala kini memiliki dua lantai dilengkapi pendingin udara (AC). Dua unit dipasang di lantai atas, sementara empat lainnya ada di lantai bawah.
"Terakhir saya mengajukan proposal ke Angkasa Pura. Alhamdulillah disetujui, dan langsung direnovasi," terangnya.
Menjadi Pusat Keagamaan
Sudarmaji mengatakan, musala ini menjadi pusat kegiatan keagamaan warga sekitar. Selain salat berjemaah, setiap Maghrib dan Isya, tempat ini rutin dipenuhi jamaah untuk tadarus Alquran.
“Alhamdulillah, setiap Maghrib dan Isya jemaah selalu penuh. Pengajian juga rutin tiga kali seminggu,” ujarnya.
Kini, sebagian musala telah ludes terlalap api. Sudarmaji mengharap uluran tangan dari para dermawan agar mau merenovasi kembali. Karena musala sangat bermanfaat untuk warga sekitar.
"Berharap ada bantuan renovasi lagi. Karena banyak kegiatan yang bisa dilakukan di musala ini, resepsi pernikahan terus kemarin pas pemilihan juga pakai halaman musala ini," tandasnya.