Keluarga Korban Penembakan Paniai Papua Tagih Janji Jokowi
Merdeka.com - Empat tahun berlalu, kasus penembakan di Kabupaten Paniai, Papua belum juga menunjukkan titik terang. Keluarga korban kembali menagih janji Presiden Jokowi untuk mengungkap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) itu.
Pendamping keluarga korban, Yones Douw mengatakan, pelanggaran HAM di Papua bukan hanya terjadi karena faktor ideologi. Ada faktor lain yang juga bisa menjadi pemicu, seperti perebutan tanah adat atau sikap kritis masyarakat terhadap pemerintah.
Salah satunya dalam kasus Paniai, di mana penembakan terjadi saat warga mengadakan protes damai atas penganiayaan terhadap seorang pemuda yang diduga dilakukan oleh oknum aparat.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Siapa yang dipanggil Jokowi terkait penguntitan Jampidsus? 'Sudah saya panggil tadi,' kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa tanggapan Jokowi tentang tudingan menjegal Anies? Jokowi menegaskan, meskipun dituduh-tuduh, urusan Pilkada adalah kembali kepada kebijakan partai politik. Sehingga, ia tidak ada urusan untuk mencampurinya.'Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik,' ucapnya.'Ada mekanisme, ada proses disitu, saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya' ujar Jokowi.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang disalami Jokowi di Selandia Baru? Ekspresi Jokowi menerima salam Maori Hongi saat upacara penyambutan di Selandia Baru.
"Masyarakat menyaksikan kasus Paniai, ada di tengah masyarakat. Pemerintah nggak bisa alasan nggak punya data. Semua jelas. Kecuali kasusnya di hutan, ini di kota jam 10 siang," ujar Yones dalam konferensi pers di Kantor Amnesty Internasional Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/12).
Yones menuturkan, keluarga korban hingga kini belum tahu siapa pelaku penembakan. Padahal, kata dia, Jokowi di awal memerintah dengan tegas berjanji akan menuntaskan kasus tersebut agar pelanggaran HAM di Papua tak berulang.
"Janji Jokowi sedang ditunggu. Kepercayaan negara bisa hilang di masyarakat Papua kalau seperti ini terus," ucapnya.
Sementara itu, ayah salah satu korban, Obed Gobay menyayangkan aksi penembakan terhadap anaknya Apius Gobay. Sebab, anaknya saat itu tidak melakukan perbuatan melawan hukum. Dia pun menantikan itikad baik pemerintah dalam menyelesaikan kasus tersebut.
"Mereka mencurikah? Tentu tidak. Saya tunggu dari 2014 sampai sekarang belum selesai juga. Mereka tidak pernah selesaikan kasus ini. Saya tunggu pemerintah kapan penyelesaian kasus ini. Itu harapan kami," ujar Obed.
Sementara Peneliti dari Amnesty Internasional Indonesia, Papang Hidayat menilai, penuntasan kasus di Paniai sangat penting bagi pemerintah karena akan menjadi simbol keseriusan penguasa menyelesaikan kasus HAM.
"Biar jadi kepercayaan orang Papua bahwa kasus kekerasan bisa diselesaikan dan jadi contoh untuk daerah lain bahwa kasus HAM bisa selesai," ucapnya.
Papang merasa pengungkapan kasus Paniai terbilang lebih mudah karena penembakan terjadi sebagai respon tentara di lapangan.
"Ini bukan perintah Jakarta, tapi respon anggota TNI atas protes warga. Harusnya mudah ditemukan siapa pelakunya," dia menandaskan.
Kasus di Paniai, Papua bermula saat masyarakat melakukan aksi protes atas penganiayaan salah satu warganya yang diduga dianiaya oknum aparat pada 8 Desember 2014. Petugas melepaskan tembakan ke arah massa yang menewaskan empat pelajar dan melukai beberapa orang lainnya.
Adapun empat korban tewas saat insiden Paniai tersebut antara lain, Apius Gobay (16) tertembak di perut, Alpius Youw (18) tertembak di pantat, Simon Degei (17) tertembak di rusuk, dan Yulianus Yeimo (17) tertembak di perut dan punggung.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaAktivis Aksi Kamisan ke-836 menyoroti tidak terealisasinya janji-janji keadilan bagi korban pelanggaran HAM selama 10 tahun berkuasa.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah terus berupaya membebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaPihak TNI AU melalui Lanud Hasanuddin Makassar telah bersedia untuk berkunjung sekaligus menyelesaikan insiden penembakan salah seorang warga Kabupaten Sigi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyatakan, secara keseluruhan Papua dalam situasi aman.
Baca SelengkapnyaViral Ibu-ibu Korban Tragedi Kanjuruhan Dihadang Aparat Saat Bertemu Jokowi, Ini Penjelasan Istana
Baca SelengkapnyaTak hanya anggota polisi, OTK juga menembak seorang warga sipil.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua.
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto agar segera menyelesaikan masalah tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan anggota Paspampres yang menculik dan menganiaya pemuda Aceh bernama Imam Masykur sudah diproses hukum
Baca Selengkapnya