Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes: Indonesia Miliki Kasus Kematian Akibat Flu Burung Terbanyak

Kemenkes: Indonesia Miliki Kasus Kematian Akibat Flu Burung Terbanyak Pakaian Pelindung dari Virus. ©2020 AFP PHOTO/NOEL CELIS

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kasus kematian manusia akibat infeksi virus H51 penyebab flu burung yang terbanyak di dunia.

"Jadi flu burung juga harus diwaspadai karena yang sakit itu hewannya, tapi dia bisa menular ke manusia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi di Jakarta, Senin (6/3).

Dia menerangkan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak kasus flu burung ditemukan pada tahun 2003 hingga 2023, ada 871 kasus terkait flu burung pada manusia.

Dari jumlah tersebut, telah ditemukan terjadi 458 kematian akibat flu burung pada manusia. Sayangnya, 168 di antaranya terjadi di Indonesia dan menjadikannya sebagai negara dengan kematian manusia akibat flu burung terbanyak di dunia.

Jumlah tersebut, disusul oleh Mesir 120 kematian, Vietnam 64 kematian, Kamboja 38 kematian dan China 32 kematian merujuk dari data yang sama.

"Semua kasus yang terpapar unggas terinfeksi, berasal dari kontak langsung," jelas Imran.

Dia menjelaskan, flu burung sendiri termasuk ke dalam penyakit zoonosis atau penyakit yang berasal dari hewan dan bisa menulari manusia. Biasanya, penyakit tersebut berasal dari kucing, anjing atau kelelawar. Namun, flu burung disebabkan oleh unggas yang terinfeksi.

Cara penularannya patut diwaspadai, sebab penularan dapat terjadi akibat adanya kontak langsung dengan sekret atau tinja binatang yang terinfeksi. Kemudian penularan pun bisa melalui udara, utamanya yang tercemar oleh virus influenza.

Berbagai benda yang telah terkontaminasi virus pun, juga bisa menularkan ke manusia. Dimana masa inkubasi penularan terjadi dalam kurun waktu satu sampai tujuh hari. Dengan rata-rata penularannya tiga hingga lima hari.

“Saat ini terdapat tujuh varian utama (clade), dengan 38 sub-clade, dimana 21 di antaranya dilaporkan pada manusia,” ujar Imran seperti dilansir dari Antara.

Oleh karenanya, Imran mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap zoonosis dan memahami gejala dari infeksi flu burung pada manusia.

Adapun beberapa gejala yang dirinya sebutkan adalah mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius, lemas, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri perut, nyeri dada dan diare.

“Utamanya pasien mempunyai riwayat dengan unggas yang sakit atau mati mendadak,” katanya.

Ia menekankan setelah merasakan gejala, penyakit dapat berkembang sangat cepat menjadi penyakit paru berat dengan sesak nafas, pneumonia, sindrom distres pernafasan akut dan perubahan neurologis (perubahan mental atau kejang).

Dengan demikian, Imran meminta setiap pihak untuk secara komprehensif bekerja sama menjaga kesehatan juga lingkungan, serta menerapkan prinsip one health (satu sehat) supaya flu burung tidak menyebar semakin meluas di Indonesia maupun secara global.

Imran juga meminta bagi pihak yang mengalami gejala, untuk tidak merasa takut dan mencegah kepanikan dalam masyarakat. Utamakan segera membawa pihak yang diduga terinfeksi, sehingga bisa segera dilakukan tata laksana yang sesuai dengan diagnosa di fasilitas kesehatan.

“Tentu saja penyakit zoonosis ini meskipun tidak terlalu banyak membunuh seperti COVID-19 ya, tetapi dampaknya terhadap ekonomi kita cukup besar, terutama bagi para peternak,” tutupnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat, Ini Penjelasan Kemenkes
Kasus DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat, Ini Penjelasan Kemenkes

Hingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.

Baca Selengkapnya
Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus
Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus

Kemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya
Rabies Kembali Makan Korban
Rabies Kembali Makan Korban

Virus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.

Baca Selengkapnya
FOTO: Berantas Nyamuk DBD, Museum Tekstil Jakarta Difogging Demi Keamanan Pengunjung
FOTO: Berantas Nyamuk DBD, Museum Tekstil Jakarta Difogging Demi Keamanan Pengunjung

Kegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus DBD Meningkat, 475 Pasien Dilaporkan Meninggal Dunia
FOTO: Kasus DBD Meningkat, 475 Pasien Dilaporkan Meninggal Dunia

Jumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.

Baca Selengkapnya
Komisi IX DPR Minta Kemenkes Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD
Komisi IX DPR Minta Kemenkes Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.

Baca Selengkapnya
2.131 Warga Bali Terserang DBD, Faktor Curah Hujan Tinggi Picu Meningkatnya Populasi Nyamuk
2.131 Warga Bali Terserang DBD, Faktor Curah Hujan Tinggi Picu Meningkatnya Populasi Nyamuk

Kasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung

Baca Selengkapnya
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun
Cacar Monyet di Indonesia Diprediksi Bisa Capai 3.600 Kasus dalam Setahun

Kelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.

Baca Selengkapnya
Waspada DBD di Indonesia Melonjak Sampai Bulan April, Kenali Gejalanya
Waspada DBD di Indonesia Melonjak Sampai Bulan April, Kenali Gejalanya

Per 1 Maret 2024, tercatat kasus DBD mencapai 16.000 kasus

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun

Selain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.

Baca Selengkapnya