Kemunculan Teknologi AI jadi Pembahasan Penting di Forum APMF Bali
Chairman of Asia Pacific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF), Andi Sadha mengatakan sejumlah isu strategis dibahas dalam forum APMF di Bali kali ini.
Chairman of Asia Pacific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF), Andi Sadha mengatakan sejumlah isu strategis dibahas dalam forum APMF di Bali kali ini.
Salah satunya berkaitan dengan kemunculan generative artificial intelligence (AI) yang semakin banyak dimanfaatkan.
Dalam pemaparannya, Andi menyoroti AI yang menjadi tantangan tersendiri ke depannya. Dalam artian, apakah ke depan semua pekerjaan akan digantikan mesin Gen AI.
"Yang terjadi sekarang adalah suatu perubahan dari satu generasi. Pada APMF di 2005, kami berbicara tentang generation shift-nya adalah dari analog ke digital. Kali ini digital sudah mulai normal sekarang ada namanya Gen AI," kata dia, saat ditemui di sela acara pembukaan APMF di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/5).
Tak bisa dibantah, katanya, keberadaan AI memang memberikan dampak termasuk pada pelaku industri.
"Bagaimana perilaku sebagai pekerja. Dan tentunya bagaimana kami atau pelaku industri bisa menggunakan teknologi baru ini bisa lebih dekat dengan konsumen. Kami mengundang peserta dan pembicara untuk bertukar pikiran," imbuhnya.
Atau, katanya, teknologi ini justru menghilangkan pekerjaan atau menambah pekerjaan yang selama ini rutin dilakukan.
"Apakah akan ada pekerjaan yang digantikan? Ada. Justru dengan adanya APMF ini membangun kita semua di industri menjadi relevan sehingga disiplin baru tidak membuat semua tergantikan tetapi terbantukan," jelasnya.
Di balik kecanggihan generative AI, Andi sangat berharap. Hal-hal yang selama ini dikerjakan oleh manusia tak serta merta bisa digantikan dengan AI. Sebab, secanggih-canggihnya AI, tetap saja ada kelemahannya.
"Kita bergerak di dunia kreatifitas dan brand, yang mana hak cipta dan royalti atau yang berhubungan dengan hak kekayaan intelektual kita sangat hati-hati. Karena brand itu sangat penting. Oleh karena itu, kemampuan real person lebih memainkan peranan penting karena kita selalu ingin hasil yang original tanpa melanggar haki milik orang lain," ujar Andi.
Tahun 2024 diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam bidang arkeologi dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu mengartikan teks yang hilang.
Baca SelengkapnyaAsia Pacific Media Forum (APMF) resmi dibuka dan digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/5).
Baca SelengkapnyaArtificial Intelligence (AI) punya kontribusi yang menggiurkan bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka jika mengembangkan peradaban agama Islam dipadukan dengan teknologi modern? Pendiri pondok pesantren di Sidoarjo ini salah satunya.
Baca SelengkapnyaAnies menduga rekaman suara itu dibuat menggunakan artificial intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaAI memberikan pengalaman mobile experience yang beda.
Baca SelengkapnyaMahasiswa dari tiga negara berhasil menerjemahkan teks ini menggunakan AI, mendapat hadiah sekitar Rp10,9 miliar.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Sutanto mengatakan, jumlah masyarakat yang menonton televisi saat ini mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya