Ketua AMSI: Harus Ada Insentif buat Media Kerja Benar Dibanding yang Copy Paste
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut menegaskan pentingnya insentif bagi pihak-pihak yang memproduksi konten berkualitas. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah untuk menghadapi persoalan hoaks dan hate speech.
Era digital seperti saat ini telah memudahkan siapa saja untuk memproduksi konten. Atau dengan kata lain, siapa saja bisa membuat media. Media-media tersebut masuk di dalam ekosistem yang sama dengan media mainstream.
Persoalannya media mainstream sangat terikat pada aturan seperti UU. Sedangkan, media-media yang tumbuh subur di platform media sosial tidak diatur. Misalnya soal konten yang diproduksi.
-
Siapa saja yang memanfaatkan konten AI? Konten AI digunakan oleh berbagai pihak, seperti perusahaan media, platform e-commerce, dan lembaga pendidikan. Konten AI dapat membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas layanan.
-
Apa yang sedang naik daun di dunia digital? Kata-kata motivasi kocak ini menunjukkan bahwa hidup tidak perlu selalu serius.
-
Kenapa konten AI makin populer? Konten AI makin populer karena kemampuannya dalam menghasilkan konten yang menarik dan berkualitas dengan cepat.
-
Kenapa konten AI semakin populer? Konten AI menjadi tren karena kemampuannya menghasilkan konten berkualitas tinggi dengan kecepatan dan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan manusia.
-
Bagaimana AI digunakan untuk membuat konten? Konten AI menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menghasilkan teks, gambar, audio, dan video yang kreatif dan menarik.
"Di dalam ekosistem harus ada insentif untuk menjadi berkualitas. Selama tidak ada insentif untuk menjadi berkualitas, maka keluhan kita akan selalu ada," ujar dia dalam diskusi Trijaya FM, Sabtu (23/10).
"Kalau tidak ada insentif untuk saya yang bekerja secara benar dibandingkan orang yang copy paste kontennya saya, dia copy saja diramu-ramu. Disebarkan," lanjut dia.
Insentif, lanjut Wens, bisa berupa regulasi. Langkah yang sama sudah dijalankan oleh negara tetangga seperti Australia. "Australia mereka keluar dengan News Media Bargaining Cost. Regulasi yang dibuat pemerintah Australia untuk melindungi hak cipta. Untuk melindungi orang-orang yang bekerja dengan benar itu," tegasnya.
"Tujuan regulasi salah satunya itu. Walaupun tujuan ke industri bisnis. Tapi saya kira tujuan yang lain adalah mencegah keluhan yang tadi disampaikan mas Yan itu soal hoaks dan hate speech itu," imbuhnya.
Tentu saja regulasi tersebut tidak hanya mengatur soal copy right. Lebih dari itu, regulasi bisa mengatur sejumlah hal terkait penyebaran informasi di era digital.
"Mungkin itu salah satu halnya saja. Tapi sebetulnya pertanyaannya besarnya apakah yang kita keluhkan kita rasakan soal hoaks dan hate speech apa perlu melakukan perbaikan dalam ekosistem ini, jawabannya kalau Australia bilang perlu," katanya.
"Harus ada campur tangan regulasi. Walaupun dia harus hati-hati betul. Jangan sampai menghambat sisi kebebasannya, tapi memastikan playing field-nya fair untuk semua," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AI merupakan pembunuh publisher right. Dengan adanya AI, poin utama dan isu terkait publisher right ini bisa berubah.
Baca SelengkapnyaRegulasi ini akan memberi jaminan kepada media-media lokal maupun nasional.
Baca SelengkapnyaAMSI dan AJI merupakan dua organisasi dari Indonesia yang terlibat dalam perumusan prinsip global tersebut.
Baca SelengkapnyaTanpa adanya regulasi yang jelas, media siber cenderung tidak mendapatkan insentif dari berita atau konten yang diambil oleh platform digital.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Andi menyoroti AI yang menjadi tantangan tersendiri ke depannya.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Sutanto mengatakan, jumlah masyarakat yang menonton televisi saat ini mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaDii balik peluang yang besar itu, terdapat tantangan sosial yang perlu diatasi bersama
Baca SelengkapnyaToni dalam sambutan usai menyerahkan SK mengucapkan selamat kepada IMDE dan jajaran Pimpinan, karena transformasi dari ATVI ke IMDE sebuah perjalanan panjang.
Baca SelengkapnyaKonten kreator bisa menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.
Baca Selengkapnya