Ketua MPR sebut pelaku penyerang Polda Sumut biadab & tidak beragama
Merdeka.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan mengutuk keras aksi penyerangan pos penjagaan 3 Mapolda Sumatera Utara yang menyebabkan satu anggota polisi tewas. Zulkifli menyebut tindakan tersebut dilakukan oleh oknum yang tidak beragama karena dilakukan bertepatan dengan hari raya Idul fitri.
"Memang kita kutuk keras teroris. Itu enggak punya agama, biadab, melanggar HAM dan melanggar kemanusiaan," ujar Zulkifli di Kediamannya Jakarta, Minggu (25/6).
Ketua Umum PAN ini menegaskan, tidak ada toleransi bagi siapapun yang melakukan tindakan terorisme. Dia meminta masyarakat Indonesia tidak takut terhadap teroris.
-
Siapa yang diserang? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa tokoh pejuang dari Sumatera Barat? Sumatra Barat telah melahirkan banyak putra pejuang bangsa yang jasanya sampai sekarang terus dikenang. (Foto: Wikipedia) Salah satu tokoh itu bernama Chaerul Saleh, seorang pejuang yang terjun di dunia politik Indonesia.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Kenapa Kompolnas turun tangan? Kompolnas akan mengecek bagaimana proses penangan kasus yang dimulai dari Polres Cirebon Kota. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turun tangan untuk meminta klarifikasi ke Polda Jawa Barat (Jabar) terkait viral pengakuan tersangka kasus pembunuhan terhadap Vina dan kekasihnya, Eky yang jadi korban salah tangkap.
"Dimana pun harus kita lawan. Dan jelas ya, kita tidak takut melawan mereka itu (teroris)," tegasnya.
Sebelumnya, menjelang subuh, tepatnya pukul 03.00 WIB, pos penjagaan 3 Mapolda Sumatera Utara diserang dua orang tak dikenal. Satu orang anggota polisi yang tengah berjaga menjadi korban. Aiptu M Sigalinging tewas dengan luka tusuk.
"Anggota kita ada satu yang meninggal karena luka tusuk," ujar Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Rina Sari Ginting kepada merdeka.com, Minggu (25/6).
Sedangkan dua orang pelaku berhasil dilumpuhkan setelah sempat terjadi perkelahian dengan anggota polisi. Dua orang pelaku dilumpuhkan dengan ditembak. "Satu orang meninggal dan satu lainnya kritis," katanya.
Mapolda Sumut memiliki tiga pos penjagaan. Pos penjagaan 3 yang jadi tempat kejadian perkara merupakan pos pemantau di pintu keluar. Rina menceritakan, pelaku diduga memanjat tembok dan langsung menyerang ke dalam pos penjagaan 3. Saat itu satu anggota berada di dalam pos, dan satu anggota polisi lain berada di luar pos penjagaan.
Brigadir E. Ginting yang melihat perkelahian rekannya dengan terduga pelaku langsung meminta bantuan dengan berteriak kepada personel Brimob yang bertugas. Brimob dari penjagaan pos I memberikan bantuan dan melakukan penembakan peringatan. Namun pelaku masih juga mencoba menyerang dengan meneriakkan takbir beberapa kali.
"Dia menyerang anggota kita yang di dalam pos. Lalu anggota yang berjaga di luar melihat sempat terjadi perkelahian, dia minta bantuan ke pos 2 yang jaraknya tidak terlalu jauh," jelasnya.
Identitas dua pelaku penyerangan Mapolda Sumatera Utara pada Minggu (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB, sudah terungkap. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut pelaku berinisial SP dan AR.
"Sudah diketahui identitasnya. SP berusia 47 tahun dan AR berusia 30 tahun," ujar Setyo kepada merdeka.com.
Dia menuturkan, AR adalah pelaku yang tewas tertembak peluru polisi. Sedangkan SP masih dirawat karena kondisinya kritis setelah dilumpuhkan dengan timah panas. Keduanya merupakan warga asli Medan, Sumatera Utara.
Setyo juga menceritakan pekerjaan sehari-hari kedua pelaku. "AR yang meninggal itu kerjanya jualan jus. Sedangkan SP yang kritis, sehari-hari buka warung rokok," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaDi tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyidik menyatakan belum ada kesimpulan keterkaitan mereka dengan jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaDi Kota Palu, dikabarkan Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris.
Baca SelengkapnyaKenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya