Ketua MUI ingatkan masyarakat jangan terprovokasi isu SARA
Merdeka.com - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Am PBNU, KH Ma'ruf Amin menyampaikan bagi umat Islam di Indonesia, khususnya warga NU jangan terprovokasi dengan isu SARA atau yang dapat memecah belah bangsa Indonesia.
"Kita jangan mau, terprovokasi dengan isu-isu SARA, yang bisa membuat umat saling bermusuhan, atau membuat umat bermusuhan dengan Pemerintah dan memecah Ulama dengan Pemerintah," tuturnya.
Saat menghadiri acara Halaqah Kebangsaan dan Kemandirian Ekonomi Umat. Bertempat di Aula Gedung PWNU, Denpasar, Bali, Sabtu (31/3).
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah ada di Indonesia? Salah satu alasan utama bagi pertumbuhan ini adalah kehadiran dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
-
Apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan di pemilu? Terakhir, akan dijelaskan cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat. Selain pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam menegakkan toleransi selama pelaksanaan pemilu. Berikut cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat, bisa dipraktikkan: 1. Menjaga Komunikasi yang Positif: Masyarakat dapat memastikan bahwa komunikasi dengan sesama warga negara tetap positif dan hormat meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
-
Apa pesan penting dari Kasad Maruli Simanjuntak? 'Untuk menghadapi dan memecahkan masalah, kalian perlu menerapkan metode berpikir ilmiah seperti yang kalian dapatkan dalam dunia akademis selama di Akademi Militer,' ucap Maruli Simanjuntak.
Ma'ruf Amin juga menyerahkan soal pemilihan kepada umat Islam di Indonesia tentang para pemimpin yang akan dipilih. Karena, menurutnya umat Islam mempunyai pertimbangan masing-masing dalam memilih sosok pemimpin yang terbaik untuk Indonesia.
Selain itu, Ma'ruf Amin juga mengingatkan kepada para Pasangan Calon (Paslon) yang akan berlaga dalam Pilkada atau Pilpres untuk unjuk diri pada masyarakat tentang prestasi yang didapat. Sehingga nantinya di pilih oleh masyarakat.
"Pokoknya di dalam berkampanye, silakan menjual dirinya setinggi mungkin bahwa dia (Paslon) mempunyai prestasi. Tapi, jangan nimpukin orang (lawan) tapi jangan menjelekan orang (lawan) itu kan jadi rusuh nanti," jelasnya.
Selain itu, Ma'ruf Amin meminta juga kepada Paslon untuk menjaga pengikutnya agar tidak membuat provokasi menjelek-jelekan lawan politiknya. Namun, hendaknya untuk menunjukan dirinya dalam berprestasi sehingga masyarakat memilihnya.
"Dia (Paslon) silakan jual saja kehebatan dirinya. Mulai dari idenya, gagasannya, apa presentasi yang sudah didapatkannya. Sehingga terpengaruh orang untuk memilih dia (Paslon)," ucapnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi dengan tegas mengingatkan, jangan tidak boleh tidak saling menyapa karena adanya perbedaan pendapat saat pemilu.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaPara elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan
Baca SelengkapnyaMengingat adanya perbedaan pandangan politik selama proses Pemilu lalu berpotensi menimbulkan polarisasi
Baca SelengkapnyaIkrar Merajut Keberagaman yang digelar JBMI hari ini, merupakan salah satu ikhtiar untuk merawat keragaman dan menjaga nilai-nilai luhur.
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemilu 2024 menimbulkan adanya gesekan perbedaan pilihan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Abdul menekankan di bulan Ramadan tidak berarti melarang adanya perdebatan atau kritik yang tajam antar kelompok asal dengan kepala dingin.
Baca SelengkapnyaNarasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca SelengkapnyaPentingnya mengedepankan kerukunan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca Selengkapnya