Kisah aktivis UI marah diminta kirim mahasiswi temani presiden nonton
Merdeka.com - Presiden Jokowi sempat diacungi 'kartu kuning' oleh mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Mereka memprotes penanganan kasus campak dan gizi buruk di Asmat.
Jokowi sendiri tidak mempersoalkan masalah itu. Menurutnya memang tugas mahasiswa untuk mengingatkan pemerintah.
"Ya yang namanya aktivis muda ya namanya mahasiswa dinamika seperti itu biasalah, saya kira ada yang mengingatkan itu bagus sekali," kata Jokowi.
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Siapa yang menulis surat? 'Lentera ini didirikan oleh insinyur James Wells, millwright John Westwood, insinyur James Brodie, buruh David Scott, dari firma James Milne & Son Engineers, Milton House Works, Edinburgh, selama bulan-bulan Mei hingga September dan dinyalakan kembali pada hari Kamis malam tanggal 15 September 1892.'
-
Siapa yang mengintimidasi Rektor Unika? Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku diminta oknum kepolisian membuat video testimoni tentang pemilu damai dan menyampaikan keberhasilan kinerja presiden Joko Widodo selama 9 tahun memerintah.
-
Siapa ketua senat mahasiswa saat kuliah di UGM? Inilah potret Anies Baswedan saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Jadi mahasiswa aktif saat kuliah, calon presiden 2024 ini rupanya pernah menjadi ketua senat mahasiswa semasa kuliah.
-
Siapa yang menyerukan WNI untuk mengikuti prosedur? Oleh karena itu, saya menyerukan kepada semua yang ingin bekerja di Kamboja untuk mengikuti prosedur penempatan PMI yang telah ditetapkan.
Ada kisah menarik bagaimana dulu mahasiswa UI melawan Presiden Soekarno di akhir Orde Lama. Di tahun 1960an, ekonomi Indonesia terpuruk, harga barang-barang melambung, sebagian bahan makanan langka di pasaran.
Saat itulah ada undangan dari Istana. Surat itu dikirimkan Menteri Koordinator Pendidikan dan Kebudayaan Profesor Prijono pada Senat Fakultas Sastra UI agar mengirimkan 20 orang mahasiswi untuk nonton wayang kulit di Istana semalam penuh.
Para aktivis FS UI tersinggung dengan cara permintaan itu. Herman Lantang dan Soe Hok Gie, dua pentolan aktivis FS UI kala itu tak terima dengan undangan dari istana. Apalagi tak ada mahasiswa yang diundang.
"Seolah-olah Fakultas sastra adalah pemasok wanita untuk konsumsi istana," tulis Gie kesal.
Soe Hok Gie menyoroti kelakuan para pejabat di Istana dan wanita di sekeliling mereka. Dia menyebut ada yang terus menjauhkan Presiden Soekarno dari rakyat dengan terus mengenalkannya pada wanita-wanita cantik. Saat itu Presiden Soekarno sudah punya empat istri.
Gie menyebutkan para pengawal Soekarno membuat birokrasi makin sulit. Soekarno tak bisa lagi ditemui sembarang orang. Seolah-olah dia menjadi tawanan dalam sangkar emas.
"Dalam suasana seperti ini, ada suatu otak yang secara sistematis berupaya 'mendekadensikannya'. Dia terus menerus disupply dengan wanita cantik yang lihai," kata Gie buku hariannya yang diterbitkan menjadi Catatan Seorang Demonstran.
"Seolah-olah Bung Karno mau dialihkan hidupnya dari insan yang cinta tanah air menjadi kaisar-kaisar yang punya harem. Tiap minggu diadakan pesta di istana dengan omongan cabul dan perbuatan-perbuatan cabul," kata Gie.
Badai politik itu datang setelah G30S PKI, kekuatan militer Jenderal Soeharto dibantu gerakan mahasiswa kemudian menumbangkan Orde Lama. Presiden Soekarno pun dipaksa meninggalkan istana.
Dia diasingkan di Wisma Yasoo. Rumah yang dulu ditempatinya bersama Ratna Sari Dewi, istrinya yang berasal dari Jepang. Dalam sepi Presiden Soekarno meninggal 21 Juni 1970.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Harkristuti Harkrisnowo, mengatakan ada intimidasi yang diterima civitas akademika UI.
Baca SelengkapnyaCak Imin meminta sikap yang disampaikan para guru besar dari berbagai kampus jadi bahan evaluasi.
Baca SelengkapnyaGibran akhirnya buka suara soal ramainya akademisi mengkritik ayahnya, Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDewan Guru Besar UI Sampaikan Petisi Kritik Pemerintah Jokowi, Rektor Tidak Hadir
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaIntimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, perguruan tinggi merupakan cerminan dari kekuatan moral.
Baca SelengkapnyaSivitas akademika memberikan petisi kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaSaat aksi nanti, diklaim akan bergabung ribuan mahasiswa dari 50 kampus di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaMendiktisaintek mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi sebagai bagian dari kebebasan akademik
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini mendirikan tujuh tenda dan memasang sejumlah karangan bunga.
Baca Selengkapnya