Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Brigjen Iwan Setiawan, Danjen Kopassus Baru saat Taklukkan Gunung Everest

Kisah Brigjen Iwan Setiawan, Danjen Kopassus Baru saat Taklukkan Gunung Everest brigjen iwan setiawan. ©2022 tniad.mil.id

Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menunjuk Waaslat Kasad bidang Kermamil Brigjen Iwan Setiawan menjadi Komandan Jenderal Kopassus menggantikan Mayjen Widi Prasetijono. Sosok Iwan Setiawan merupakan lulusan Akademi Militer 1992.

Saat menjadi Lettu, Iwan menjadi salah satu orang yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Kala itu, sekian tahun belum pernah ada yang berhasil menaklukan Mount Everest, sebagai gunung dengan puncak tertinggi di dunia.

Misi sulit dari Danjen Kopassus saat itu Prabowo Subianto untuk Tanah Air berhasil dilaksanakan Iwan bersama tim di tahun 1997. Saat itu masih muda dan bugar, usai lulus dari Komando, menerima tugas merupakan sebuah kehormatan luar biasa.

Orang lain juga bertanya?

"Pendakian Mount Everest itu adalah pendakian seluruh pendaki di dunia. Dan saya saat itu belum tahu apa itu Mount Everest. Bayangkan kita naik gunung saja belum pernah, terutama gunung es," ujar Brigjen Iwan.

"Saat itu saya baru lulus komando. Ya memang masih muda, ya memang fisiknya masih bagus. Kemudian ada pengumuman bahwa akan ada seleksi untuk pendakian Mount Everest. Jadi kalau Kopassus itu tugas adalah segala-galanya, tugas adalah suatu kehormatan," imbuhnya.

Mendaki Mount Everest di perbatasan Nepal dan Tibet dengan ketinggian mencapai 8848 meter dari permukaan laut. Perbandingan seratus orang, hanya sepuluh persen yang selamat dan menyisakan kemungkinan tujuh orang yang bisa bertahan sehat. Sebelum menjalankan misi sulit tersebut, Iwan meminta izin dulu untuk menikah.

"Risiko untuk mendaki Mount Everest itu fifty-fifty. Dari seratus pendaki, kemungkinan sepuluh yang baru sampai, dari sepuluh kemungkinan tiga yang bisa selamat," kata Iwan.

"Sebelum berangkat saya izin menikah dan saya diizinkan sebelum berangkat," imbuhnya.

Muncul kekhawatiran dari benak istri sang prajurit, Beti Iwan Setiawan. Posisi tengah hamil, ditinggal bertugas dengan risiko kematian.

Beti takut bila suaminya kembali tinggal nama. Kekalutan yang menyelimuti, takut bila anaknya lahir tanpa seorang ayah. Iringan doa selalu dipanjatkan olehnya untuk keselamatan dan kepulangan sang suami.

"Kami waktu itu baru menikah, satu bulan saya ikut ke Cijantung, saya sudah hamil. Ditinggal bapak untuk melaksanakan tugas. Saya itu sempat aduh ini kalau suami saya enggak kembali, berarti anak ini tidak ada bapaknya," ujar Beti.

Perbedaan cuaca yang begitu ekstrem antara tropis di Tanah Air dengan Mount Everest, sontak dingin yang begitu menusuk. Iwan sempat sakit saat baru melewati 100 meter. Tubuh masih kaget sampai muntah-muntah, apalagi Iwan seumur hidup belum pernah melakukan pendakian gunung.

"Waktu berangkat ke Mount Everest, kita kan dari tim tropis dan enggak pernah naik gunung es. Jadi begitu sampai di sana, pelatih dari Kazakhstan itu membawa kita langsung ke gunung es. Saya baru jalan di gunung es seratus meter, saya muntah-muntah, kaget dan belum siap dengan cuaca dingin," jelas Iwan.

Misi pendakian gunung Everest didukung dan diprakarsai langsung oleh Prabowo sebagai Komandan Jenderal Kopassus. Tim pendaki dari Indonesia terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI pada 26 April 1997. Brigjen Iwan kala itu menerima amanah dari Prabowo sebagai Perwira yang memimpin seluruh tim pendaki Tanah Air.

"Dan saya satu-satunya Perwira Akmil yang memimpin. Tumpuan harapan Pak Prabowo saat itu termasuk negara, bagaimana saya bisa mengibarkan bendera Merah Putih. Tapi saya berdoa di situ, sekuat tenaga saya harus bisa, Alhamdulillah dua hari kemudian. Mungkin berkat doa kita dan doa istri, saya sembuh," imbuhnya.

Menembus suhu minus 50 derajat, Iwan sempat terjatuh. Rasa khawatir mengingat gunung tertinggi tersebut telah banyak memakan korban. Kembali bangkit saat terbayang istri yang sedang hamil.

Sesampainya di puncak, tanpa matras dan sleeping bag, serta kehabisan oksigen. Begitu pasrah Iwan hanya bergantung pada kekuatan Tuhan melalui lantunan doa.

"Bayangkan, suhu Mount Everest sana minus 50 derajat. Sepanjang jalan banyak orang-orang meninggal. Kemudian saya terjatuh di ketinggian 8.500. Begitu terjatuh, saya terbayang, istri saya sedang hamil besar. Saya berdoa, untuk saya bisa selamat dan kembali untuk melihat istri saya melahirkan," papar Iwan.

"Saya di puncak itu saya kehabisan oksigen. Bayangkan ada orang bisa hidup di ketinggian 8.500 dengan suhu minus 50, tanpa matras, tanpa sleeping bag, hanya kekuatan doa. Saya di puncak tertinggi di dunia, impian seluruh warga Indonesia," jelasnya.

Tak ayal keberhasilan luar biasa Iwan untuk mengibarkan bendera merah-putih di puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest langsung dibanjiri pujian.

Sesampainya di Tanah Air, sebagai bentuk penghormatan ada 20 jenderal yang menjemput kedatangannya. Sebab dia menjadi perwakilan orang Asia pertama yang mampu menaklukkan Mount Everest.

"Begitu kembali, begitu berhasil, saya dijemput sama dua puluh jenderal waktu itu. Kemudian kita menjadi orang Asia pertama," tukasnya.

Tak tanggung-tanggung, Iwan mendapat panggilan untuk bertandang ke tempat Presiden RI ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto.

"Kemudian kita dipanggil sama Presiden mendapatkan penghargaan berupa bintang, saya disuruh sujud di Tanah Suci. Saya bersyukur bisa berhasil mengharumkan nama Indonesia dan bisa selamat kembali ke Indonesia, saya bisa bertemu dengan istri saya, anak saya langsung diberi nama Arya Everest Setiawan," tutupnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Heroik Serka (Pur) Asmujiono, Anak Buah Prabowo Kibarkan Merah Putih di Puncak Everest
Cerita Heroik Serka (Pur) Asmujiono, Anak Buah Prabowo Kibarkan Merah Putih di Puncak Everest

Saat itu, Asmujiono membawa nama Indonesia, karena memang negara tetangga Malaysia juga menjalankan misi serupa.

Baca Selengkapnya
Kisah Warga Malang Taklukan Puncak Everest Demi Kibarkan Bendera Merah Putih, Sempat Ingin Menyerah
Kisah Warga Malang Taklukan Puncak Everest Demi Kibarkan Bendera Merah Putih, Sempat Ingin Menyerah

Pensiunan anggota Kopassus ini mengenang perjuangannya menaklukan puncak tertinggi dunia demi mengibarkan bendera merah putih.

Baca Selengkapnya
Catatan Misi Militer Prabowo Subianto saat Masih Aktif di TNI
Catatan Misi Militer Prabowo Subianto saat Masih Aktif di TNI

Prabowo menerima gelar kehormatan Jendera Bintang Empat dari Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Panglima TNI saat Pangkat Kapten, Pernah Kursus Terjun Bebas Militer 'Menaklukan Rasa Takut'
Potret Lawas Panglima TNI saat Pangkat Kapten, Pernah Kursus Terjun Bebas Militer 'Menaklukan Rasa Takut'

Kursus terjun bebas militer di Batujajar tahun 1997.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Reuni Prabowo & Jusuf Hamka, Pernah Jalankan Misi Kopassus ke Gunung Everest
VIDEO: Reuni Prabowo & Jusuf Hamka, Pernah Jalankan Misi Kopassus ke Gunung Everest

Usai pertemuan, anak angkat ulama Buya Hamka itu turut mendoakan Prabowo.

Baca Selengkapnya
Tetap Kopassus, ini Potret Prabowo Subianto Pakai Baret Merah Usai Jadi Jenderal Bintang Empat
Tetap Kopassus, ini Potret Prabowo Subianto Pakai Baret Merah Usai Jadi Jenderal Bintang Empat

Potret terbaru Prabowo Subianto usai dapat gelar Jenderal Kehormatan bintang empat.

Baca Selengkapnya
Sosok Jenderal TNI Pasang Badan 3 Anak Buahnya Diamankan Polisi Malaysia, Berdarah Kopassus Penakluk Gunung Everest
Sosok Jenderal TNI Pasang Badan 3 Anak Buahnya Diamankan Polisi Malaysia, Berdarah Kopassus Penakluk Gunung Everest

Sosok jenderal bintang dua TNI yang pasang badan ketika tiga prajuritnya diamankan polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya
Tegap & Gagah Momen Kolonel TNI Faisol Izuddin saat Kawal Jokowi, Kini Jadi Bintang Satu Termuda
Tegap & Gagah Momen Kolonel TNI Faisol Izuddin saat Kawal Jokowi, Kini Jadi Bintang Satu Termuda

Berikut momen Kolonel TNI Faisol Izuddin saat kawal Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya
Jejak Militer Prabowo, Dulu Dipecat Kini Diberi Bintang Kehormatan
Jejak Militer Prabowo, Dulu Dipecat Kini Diberi Bintang Kehormatan

Tanggal 20 Maret 1998, Prabowo diangkat jadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dengan jabatan yang pernah disandang ayah mertuanya, Soeharto.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dua Momentum Prabowo dengan Seragam TNI: Dulu Pangkat Dicopot Wiranto, Kini Diberi Bintang 4 Jokowi
FOTO: Dua Momentum Prabowo dengan Seragam TNI: Dulu Pangkat Dicopot Wiranto, Kini Diberi Bintang 4 Jokowi

Setelah lebih dari 25 tahun pangkat dicopot Wiranto, Prabowo Subianto kini mendapatkan kenaikan pangkat jenderal kehormatan dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
Pecah Bintang, Kolonel Faisol Izuddin Perisai Hidup Jokowi Jadi Jenderal TNI Termuda
Pecah Bintang, Kolonel Faisol Izuddin Perisai Hidup Jokowi Jadi Jenderal TNI Termuda

Faisol Izuddin Karimi lahir 22 April 1977 berasal dari kecabangan Infanteri.

Baca Selengkapnya
Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia
Penuh Perjuangan dan Tumpah Darah, Ini Misi Kopassus yang Bikin Diakui Dunia

erbagai macam misi dijalankan Kopassus, dimulai dari operasi-operasi militer di awal kemerdekaan.

Baca Selengkapnya