Kondisi Terkini Banjir Manado, Jumlah Korban Jiwa dan Kerugian Material
Banjir yang melanda Manado pada 21 Maret 2025 menewaskan satu orang dan mengakibatkan kerugian material yang besar akibat hujan deras.

Banjir besar melanda Kota Manado pada Jumat, 21 Maret 2025, menyebabkan satu korban jiwa dan kerugian material yang signifikan. Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut sepanjang hari menyebabkan Sungai Tondano meluap, yang berdampak pada banjir di empat kelurahan di empat kecamatan. Tinggi muka air yang mencapai 100-160 cm membuat banyak warga terpaksa mengungsi.
Selain banjir, longsor juga terjadi di wilayah Malendeng, yang menewaskan seorang warga berusia 76 tahun akibat tertimpa reruntuhan rumahnya. Sekitar 100 orang terpaksa mengungsi dan 70 rumah serta satu fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Tim SAR gabungan telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi korban dan membantu pendataan serta penyaluran bantuan kepada warga yang terdampak.
Banjir yang melanda Manado tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat. Penyakit seperti diare, demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, infeksi kulit, dan ISPA berpotensi menyebar di tengah kondisi ini. Kementerian Kesehatan pun menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Wilayah Terdampak dan Evakuasi Korban
Banjir merendam sembilan dari sebelas kecamatan di Kota Manado akibat curah hujan yang tinggi sejak Jumat pagi. Wilayah yang mengalami banjir antara lain Kecamatan Malalayang, Tuminting, Singkil, Tikala, Paal Dua, Wanea, Wenang, Sario, dan Bunaken, dengan ketinggian air berkisar antara 50-150 cm. Tanah longsor juga terjadi di sekitar Kecamatan Tikala, Wanea, dan Singkil, yang menambah jumlah korban jiwa.
Menurut laporan, dua warga meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan longsor di Kecamatan Wanea dan Bunaken. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sekitar aliran sungai, terutama dengan adanya peringatan dari Basarnas Manado mengenai potensi banjir yang masih mengancam.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I juga mengeluarkan imbauan kepada masyarakat di sepanjang aliran Sungai Tondano untuk meningkatkan kewaspadaan. Hujan lebat yang mengguyur daerah aliran sungai (DAS) Tondano menyebabkan Bendungan Kuwil Kawangkoan meluap dan mencapai kapasitas maksimum, sehingga meningkatkan risiko banjir di wilayah hilir.
Respons Cepat TNI dan Polri
Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado segera merespons situasi darurat ini dengan mengerahkan Satuan Tugas (Satgas) siaga bencana banjir untuk membantu proses evakuasi. Tim evakuasi melakukan aksi cepat di berbagai titik, termasuk di Ternate Tanjung, Kelurahan Singkil, di mana ketinggian air mencapai 1-3 meter.
Komandan Lantamal VIII Manado, Laksma TNI May Franky Pasuna Sihombing, menegaskan kesiapsiagaan seluruh personel dalam memberikan dukungan dan bantuan bencana sesuai kebutuhan.
"Yang pasti prajurit Lantamal VIII selalu mendukung pelaksanaan tugas dan operasi SAR tim Satgas bencana banjir kapan saja dan di mana saja," ujar Franky.
Di sisi lain, Polresta Manado bersama Polsek jajaran juga bergerak cepat untuk memberikan bantuan dan evakuasi kepada masyarakat. Kapolresta Manado, Kombes Pol Julianto Sirait, mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan personel ke lokasi-lokasi terdampak untuk membantu evakuasi dan menyalurkan bantuan.
"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk membantu warga yang terdampak banjir dan tanah longsor," kata Julianto.
Ancaman Kesehatan Pasca Banjir
Setelah banjir, ancaman kesehatan menjadi perhatian utama bagi masyarakat. Penyakit seperti diare, demam berdarah dengue, leptospirosis, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berpotensi meningkat di tengah kondisi lingkungan yang tidak bersih. Kementerian Kesehatan menghimbau agar masyarakat menjaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengingatkan masyarakat di 13 kabupaten dan kota di wilayah Sulut untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir dan longsor. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Dengan adanya berbagai upaya dari pemerintah, lembaga, dan masyarakat, diharapkan situasi ini dapat segera pulih dan warga yang terdampak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Keberadaan tim evakuasi dan bantuan darurat menjadi harapan bagi warga yang terjebak dalam situasi sulit ini.