Kota Madiun Padukan Magnet Dunia dan Produk Lokal Jadi Wisata Keluarga
Keindahan kota dan fasilitasnya itu kemudian disuguhkan bersama produk lokal yang dimiliki Kota Madiun yakni Nasi Pecel.
ejumlah destinasi tumbuh dan memoles wajah Kota Madiun menjadi semakin layak dikunjungi para wisatawan
Kota Madiun Padukan Magnet Dunia dan Produk Lokal Jadi Wisata Keluarga
Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun memadukan berbagai bangunan magnet dunia, dengan aneka produk lokal yang dikemas menjadi tujuan wisata yang disukai keluarga. Sejumlah destinasi tumbuh dan memoles wajah Kota Madiun menjadi semakin layak dikunjungi para wisatawan yang ingin berlibur. Maidi, Wali Kota Madiun mengatakan, kotanya tidak memiliki wisata berbasis sumber daya alam seperti kota atau kabupaten lain. Sehingga dibutuhkan sebuah terobosan yang dapat disuguhkan dan menarik kunjungan wisatawan.
"Jadi saya harus membuat tempat wisata baru. Wisata baru itu kita konsep berbasis keluarga. Pertimbangannya, kalau berbasis keluarga itu datangnya mesti tiga orang, empat orang atau dengan temannya 10 orang. Alhamdulillah saat ini cukup berhasil," kata Wali Kota Maidi kepada Merdeka.com.
Bangunan yang selama ini menjadi magnet dunia di sejumlah negara diduplikasi di Kota Madiun. Sebuah kawasan sepanjang sekitar 1 Km disulap menjadi kumpulan miniatur ikon beberapa negara di dunia.
Wisatawan dapat menikmati Patung Merlion Singapura yang lengkap dengan air mancur, Miniatur Ka'bah Pahlawan Religi Center (PRC), Miniatur Menara Eiffel, Kampung Eropa, Kincir Angin Belanda, BigBang Inggris.
"Magnet dunia itu ada di sini semua. Karena apa, tidak semua orang bisa ke tempat itu. Karena mahal," tegasnya.
Kawasan kota ditunjang pedistrian berikut lampu dan kursi hias yang membuat suasana nyaman bagi pengunjung. Gemerlap nyala lampu menjadi kota semakin hidup.
Keindahan kota dan fasilitasnya itu kemudian disuguhkan bersama produk lokal yang dimiliki Kota Madiun. Nasi Pecel yang melegenda dan produk khas lain menjadi sajian wisatawan dari berbagai daerah.
"Tetapi pecel itu ada di sini, suguhannya. Wisatawan ada di sini karena dia melihat keajaiban dunia ada di Madiun. Pecel kita sebagai suguhannya. Tetapi kalau tidak ada keajaiban dunia di sini, magnet tidak menarik di sini. Pecel itu saya bawa ke mana-mana, di mana-mana juga ada pecel, pecel di sini ramai karena ada suguhan miniatur dunia di Kota Madiun," urainya. Justru produk lokal, tegas Mahdi, semakin menarik dan mendapat tempat disajikan dengan adanya bangunan magnet dunia tersebut. Wisatawan hadir terpikat dan menikmati bangunan magnet dunia tersebut. Karena produk lokal selama ini juga sudah tersebar luas yang bisa didapatkan di banyak tempat lain.
"Pecel di rest area juga ada, produk khas lain juga ada, semuanya ada. Tol dari Solo ke Surabaya itu dua jam, kalau kota kita tidak menarik, produk kota ada di rest area semua. Di sini lah keajaiban dunia enam negara ada di sini. Orang-orang foto di 6 negara, otomatis produk lokal bisa lancar dan laku laris," sambungnya menegaskan.
Kota Madiun terus berkembang dan memoles diri menjadi kota tujuan wisata. Aneka bangunan ikon dunia akan ditambah di sejumlah titik kota untuk semakin menarik wisatawan. "Monas akan kita pindah ke Alun Alun Madiun. Saya konsern miniatur dunia ada di Madiun. Habis itu patung liberti, habis itu pyramida, menara dubai akan ada di sini semua. Artinya tatkala miniatur dunia kita buat yang bagus, yang indah dan nyaman, aman, kulinernya murah, semua orang akan datang ke sini," urainya.
Mahdi juga menegaskan, Kota Madiun telah menyelesaikan persoalan banjir yang selama ini jamak dialami sebuah kota. Tetapi sebagai sebuah kota, membutuhkan suhu yang harus tetap terjaga agar membuat nyaman bagi penghuninya. Antisipasi jangka panjang harus ditempuh guna tetap menjaga suhu kota atau bahkan menurunkannya. "Penyakit yang kita selesaikan untuk masa depan adalah suhu harus turun, tidak boleh panas. Tanaman pohon besar semuanya harus ditanam di mana-mana. Nanti kalau kota lain 5 tahun ke depan suhu panas, maka Madiun sudah siap-siap menangkal yang panas itu," pungkasnya.