KPAI Harap Siswi Dikeluarkan Sekolah karena Hina Palestina Tetap Dapat Pendidikan
Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berharap siswi berinisial MS di Bengkulu tetap mendapatkan pendidikan layak setelah dikeluarkan dari sekolah. Pelajar kelas XI SMA itu sebelumnya dikeluarkan pihak sekolah setelah unggahannya di media sosial dinilai bernada penghinaan terhadap Palestina.
Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati mengatakan bahwa setiap anak-anak usia sekolah memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. KPAI mendorong agar pelajar tersebut tetap mendapatkan pendidikan.
"Prinsip dasarnya adalah sekolah itu tempat mendidik, jadi siswa tentu punya hak untuk mendapatkan hak pendidikan. Kita akan mendorong wajib belajar 12 tahun, nah itu tentu tidak muda apalagi ini di ujung semester," kata Rita kepada Liputan6.com, Kamis (20/5).
-
Apa harapan orang tua untuk anak di sekolah? Motivasi yang diberikan oleh orang tua bukan hanya sekadar dorongan untuk mencapai prestasi tinggi, tetapi juga fondasi penting dalam membentuk sikap belajar dan karakter anak.
-
Apa pesan Kemendagri untuk Pj. Ketua TP PKK? Tri berharap program kegiatan PKK dapat tetap dilanjutkan meskipun Rencana Induk Gerakan PKK Tahun 2021-2024 akan segera berakhir pada bulan Oktober.
-
Siapa yang menganggap bahwa pendidikan adalah kunci kebebasan? 'Pendidikan adalah satu-satunya kunci untuk membuka dunia ini, serta paspor untuk menuju kebebasan.' - Oprah Winfrey
-
Siapa saja yang bekerja di bidang pendidikan? Berikut kumpulan nama-nama pekerjaan di bidang pendidikan dan pekerja lainnya dalam Bahasa Inggris beserta artinya.
-
Bagaimana seseorang bisa memiliki komitmen dalam pendidikan? Pentingnya fokus dalam pendidikan membantu siswa untuk memprioritaskan waktu dan tenaga untuk belajar secara efektif.
-
Apa pesan Gubernur Kalimantan Selatan untuk para siswa? “Jadilah anak Banua yang berkualitas dan berdaya saing agar dapat menjadi pemenang kedepannya. Teruslah tanamkan semangat Pangeran Antasari Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing dalam menuntut ilmu di sekolah,“ tegas Sahbirin, Martapura, Selasa (8/8).
Siswi SMA yang masih duduk di kelas 2 itu diketahui berinisial MS. Menurut Rita, MS mesti mendapatkan dukungan agar tetap bisa bersekolah.
"Kalau sekolah merasa ada situasi yang mungkin pengasuhannya bermasalah maka sekolah bisa mengintervensi kepada keluarga dengan merujuk kasus ini kepada yang lain," katanya.
Rita menegaskan pihaknya menolak jika ulah yang menurut MS hanya keisengannya itu berdampak fatal ke masa depannya.
"Prinsipnya bagi KPAI di mana pun dia berada harus mendapatkan intervensi yang lebih baik agar masa depannya lebih baik," katanya.
Ia mengaku tak bisa mengadvokasi MS lantaran usianya lebih dari 18 tahun. Menurut Rita kewenangan pihaknya hanya anak-anak.
"Kebetulan anak ini udah 18 plus jadi kita gak bisa advokasi secara kelembagaan," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang siswi di kelas II SMA di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu berinisial MS (19) dikeluarkan dari sekolah karena mengunggah umpatan yang dianggap melecehkan Palestina. Dia harus berurusan dengan hukum usai unggahannya yang bernada penghinaan terhadap Palestina viral di media sosial.
Melalui video 8 detik itu, MS mengumpat negara Palestina menggunakan nama binatang di akun TikTok miliknya. Unggahan tersebut mengundang kecaman dari banyak orang Indonesia di tengah eskalasi konflik Israel dan Palestina. Dari pengakuan MS, dirinya hanya iseng mengunggah video tersebut di TikTok.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Kabupaten Bengkulu Tengah, Adang Parlindungan menyebut, hasil rapat internal Dinas Cabdin Pendidikan Wilayah VIII Kabupaten Benteng dengan pihak sekolah memutuskan, pelajar tersebut dikembalikan ke orang tuanya alias dikeluarkan dari sekolah.
"Keputusan ini diambil setelah pihak sekolah mengevaluasi tata tertib sekolah dan pelanggaran MS dan hasilnya yang bersangkutan sudah melampaui ketentuan," kata Adang, Rabu (20/5).
Dia mengatakan keputusan itu merupakan jalan keluar yang sudah disepakati bersama antara pihak sekolah, orang tua MS dan sejumlah pihak terkait yang dimediasi kepolisian dan sejumlah tokoh masyarakat. MS sendiri sudah membuat permintaan maaf yang disampaikan secara terbuka dan disebarluaskan lewat media sosial miliknya.
"Saya minta maaf atas perbuatan saya, baik kepada warga Palestina maupun seluruh warga Indonesia. Saya hanya iseng dan bercandaan saja bukan maksud berbuat apa-apa dan saya juga tidak menyangka bisa seramai ini," ujar MS.
Dari keputusan rapat yang dihadiri oleh Kapolres Benteng, Waka Polres Benteng, Kasat Intel Polres Benteng, Kasat Reskrim Polres Benteng, Kepala Cabdin Pendidikan Wilayah VIII Benteng, kepala sekolah, ketua komite, FKUB, Badan Kesbangpol Benteng, Kemenag Benteng, Komisi I DPRD Benteng tersebut disepakati kasus MS dinyatakan selesai.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai diwawancara seorang jurnalis, sosoknya memberanikan diri menyelamatkan keluarga dengan menenteng bendera putih hingga terkena tembakan.
Baca SelengkapnyaDia dibawa oleh seorang pria berinisial A (18) yang dikenal melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaProses pembinaan akan dilakukan di sekolah masing-masing anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tumpukan selongsong peluru juga ditemukan di sekitar sekolah di mana mayat-mayat tersebut ditemukan.
Baca SelengkapnyaInsinyur Palestina mengalami gangguan jiwa usai ditahan Israel selama 7 bulan. Pria cerdas itu kini pikirannya justru seperti anak kecil.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga telah membangun komunikasi dengan orang tua siswa, pihak sekolah dan Disdik DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejumlah remaja terekam sedang mengolok-olok penderitaan anak Palestina
Baca SelengkapnyaMenlu berharap Indonesia terus mendampingi perjuangan bangsa Palestina.
Baca Selengkapnya