Kunjungan Jokowi ke Afghanistan dan keberanian Soeharto tembus Bosnia
Merdeka.com - Presiden Jokowi menyempatkan diri mengunjungi Afghanistan di sela-sela kunjungannya keliling Asia pada Senin (29/1). Dia tak memperdulikan rentetan bom yang terus terjadi di Kabul dan sekitarnya.
Jokowi mengungkap alasannya tetap menginjakkan kaki di Afghanistan sebagai bentuk solidaritas untuk negara Muslim yang tengah mengalami konflik tersebut. Menurut Jokowi Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme.
"Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim. Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim," kata Jokowi.
-
Kapan Soeharto mengunjungi Bosnia? Tahun 1992-1995, konflik di Balkan memakan korban ribuan Muslim Bosnia.
-
Mengapa Soeharto pergi ke Bosnia? 'Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok,' jawab Pak Harto.
-
Siapa yang menemui Soeharto di Bosnia? Presiden Bosnia Herzegovina Alija Izetbegovic menyambut hangat kedatangan Presiden Soeharto. Dia benar-benar bahagia Soeharto tetap mau menemuinya walaupun harus melewati bahaya.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Bagaimana Soeharto sampai ke Sarajevo? Setelah berdebat, PBB mengizinkan Soeharto terbang ke Bosnia Syaratnya, Soeharto harus menandatangani surat pernyataan risiko. Artinya PBB tak bertanggung jawab jika suatu hal menimpa Presiden RI kedua ini di Sarajevo. Tanpa Ragu, Soeharto Menandatangani Surat itu
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Pengawalan terhadap Jokowi sangatlah ketat. Jokowi naik mobil lapis baja dan dua helikopter mengawal dari atas iring-iringan Presiden RI itu.
Setibanya di Istana Kepresidenan, Presiden Afganistan Ashraf Ghani langsung menyambut kedatangan Jokowi dengan upacara kenegaraan. Turunnya salju tak menghambat upacara tersebut.
"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara."
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi mengingatkan pada kunjungan Presiden Soeharto tahun 1995 ke Bosnia. Konflik di Balkan memakan korban ribuan rakyat Bosnia. Tentara Serbia menggelar aksi kejam untuk memusnahkan etnis Bosnia. Pembantaian yang terjadi terhadap Muslim Bosnia tercatat sebagai genosida paling mengerikan setelah Perang Dunia II usai.
Di tengah baku tembak antara Bosnia dan Serbia, itulah Presiden Soeharto berkunjung ke Balkan. Setelah bertemu Presiden Kroasia Franjo Tudjman, di Zagreb pada tahun 1995, Presiden Soeharto pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Sarajevo, ibu kota Bosnia Herzegovina.
Anggota rombongan kaget. Baru saja mereka mendengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia. Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah pemimpin negara Non Blok ini berangkat ke Bosnia.
Setelah berdebat, PBB mengizinkan Soeharto terbang ke Bosnia. Syaratnya, Soeharto harus menandatangani surat pernyataan risiko. Artinya PBB tak bertanggung jawab jika suatu hal menimpa Presiden RI kedua ini di Sarajevo.
Suasana tegang saat itu. Saat mendarat di Sarajevo, Komandan Paspampres Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk menembak jatuh pesawat terbang terus bergerak mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongan Presiden Soeharto.
Mereka harus melewati Sniper Valley, sebuah lembah yang menjadi medan pertarungan para penembak jitu Serbia dan Bosnia. Sudah tak terhitung banyaknya korban yang jatuh akibat tembakan sniper di lembah itu.
Pak Harto naik panser VAB yang sudah disediakan Pasukan PBB. Walau di dalam panser, bukan berarti mereka akan aman 100 persen dari terjangan peluru sniper. Tapi Presiden Soeharto santai-santai saja.
Akhirnya mereka sampai di Istana Presiden Bosnia yang keadaannya sangat memprihatinkan. Tidak ada air mengalir, sehingga air bersih harus diambil dengan ember. Pengepungan yang dilakukan Serbia benar-benar meluluh-lantakan kondisi Bosnia.
Presiden Bosnia Herzegovina Alija Izetbegovic menyambut hangat kedatangan Presiden Soeharto. Dia benar-benar bahagia Soeharto tetap mau menemuinya walaupun harus melewati bahaya.
Setelah meninggalkan istana, Sjafrie pun bertanya pada Soeharto mengapa nekat mengunjungi Bosnia yang berbahaya. Termasuk menyampingkan keselamatan dirinya.
"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok," jawab Pak Harto.
"Tapi resikonya sangat besar, Pak" kata Sjafrie lagi.
"Ya itu bisa kita kendalikan. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik, mereka jadi tambah semangat," kata Pak Harto.
Kata-kata itu membekas di hati Sjafrie. Bahkan sampai puluhan tahun kemudian, dia masih ingat kata-kata Presiden Soeharto tersebut.
"Kalimat yang diucapkannya bermuatan keteladanan yang berharga bagi siapa pun yang hendak menjadi pemimpin," tutup Sjafrie.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBB tak mau bertanggung jawab, tapi Soeharto nekat pergi. Tanpa ragu dia berangkat tanpa rompi antipeluru.
Baca SelengkapnyaMomen lawas prajurit TNI saat bertugas jadi pasukan perdamaian di Bosnia.
Baca SelengkapnyaPengepungan Sarajevo kerap disebut sebagai pengepungan terlama dalam sejarah modern.
Baca SelengkapnyaTerkait jadwal hari ini, kepala negara akan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Kenya William Ruto.
Baca SelengkapnyaUsai pertemuan, anak angkat ulama Buya Hamka itu turut mendoakan Prabowo.
Baca SelengkapnyaJokowi sudah lebih dari lima tahun tak melakukan kunjungan ke tiga negara tersebut.
Baca SelengkapnyaKehadiran Jokowi disambut Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap persahabatan Indonesia dengan Bangladesh terus diperkuat.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani melakukan kunjungan kerja ke Serbia, salah satu negara pecahan Yugoslavia yang berada di Eropa Tengah.
Baca SelengkapnyaKunjungan Presiden Tanzania merupakan kali pertama ke Indonesia sebagai balasan atas kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Tanzania Agustus tahun 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSelain itu Jokowi usai upacara HUT ke-79 TNI juga menyinggung isu penting terkait konflik timur tengah
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi yang dihimpun, wilayah ini pernah dikunjungi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1958.
Baca Selengkapnya