Le Minerale Sebagai Brand Nasional, Alternatif Tepat Kurangi Ketergantungan Produk Luar
Diskusi tersebut dorong masyarakat untuk dukung produk nasional.
Coba cek lagi berbagai produk dan barang-barang sehari-hari yang ada di rumah. Apakah selama ini sudah menggunakan produk lokal buatan dalam negeri atau justru masih bergantung dengan banyaknya merek luar?
Sebagai masyarakat Indonesia, penting nih untuk memberikan dukungan pada kebangkitan produk lokal yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan produk asing. Hal ini juga yang menjadi diskusi Gerbang Pronas (Gerakan Kebangkitan Produk Nasional) yang berlangsung di Mampang, Jakarta, pada Sabtu (18/11/2023) lalu.
Dalam diskusi tersebut, Le Minerale menjadi salah satu brand nasional yang direkomendasikan untuk mengurangi penggunaan produk asing.
Sekjen Gerbang Pronas, Ahmad Syakirin mengungkapkan bahwa penggunaan produk nasional sangat penting untuk menyuarakan dukungan kepada Palestina. Ia pun mengungkapkan ada banyak produk nasional yang bisa gantikan produk asing, seperti Le Minerale.
-
Apa yang dimaksud dengan 'Le Minerale'? Bahaya BPA menjadi fokus beberapa pihak belakangan ini. Paling baru, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ema Setyawati, menyebut ada tujuh penyakit yang berkorelasi dengan risiko kontaminasi senyawa kimia Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang, sebutan populer untuk galon air minum bermerek yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
-
Kenapa Le Minerale dipilih sebagai official mineral water? 'Kami memilih Le Minerale sebagai Official Mineral Water karena memiliki kandungan mineral esensial yang terjaga kualitasnya dan telah berstandar Internasional. Terlebih, Le Minerale merupakan satu-satunya Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) yang secara jelas mencantumkan jumlah kandungan mineral di kemasannya.'
-
Kenapa Kemenperin mengapresiasi Le Minerale? 'Le Minerale telah membuktikan komitmennya dalam menjaga kualitas produk dan lingkungan melalui berbagai inisiatif yang menginspirasi. Apa yang dilakukan Le Minerale ini, merupakan praktik bisnis yang patuh dan menunjukan komitmen tinggi terhadap semua regulasi yang ditetapkan pemerintah terkait industri AMDK (air minum dalam kemasan). Kami berharap lebih banyak perusahaan dapat mengikuti jejak Le Minerale dalam menjalankan bisnis yang taat dan berkelanjutan,' kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar (Mintemgar) Merrijantij Punguan Pintaria, dalam kunjungannya ke pabrik Le Minerale.
-
Bagaimana Le Minerale memastikan kualitas produknya? Le Minerale memastikan produknya diproses dari sumber mata air pilihan yang memiliki kandungan mineral sesuai yang tertera di kemasan. Jadi, proses Quality Control yang berjalan dilakukan secara kontinyu. Mulai dari pemilihan sumber mata air hingga produk dikemas. Produk pun terjamin higienitasnya karena proses pengemasan dilakukan secara langsung dari sumber mata air menggunakan teknologi canggih. Jadi, bisa dipastikan bahwa produk tidak tersentuh tangan manusia secara langsung.
-
Apa yang membuat air mineral Le Minerale berkualitas? 'Merupakan tanggung jawab kami untuk memastikan kesemuanya (yang dikonsumsi) ini memenuhi standar kesehatan dan keamanan, termasuk air mineral. Kami banyak berkonsultasi dengan para ahli dan senang sekali saat menemukan Le Minerale yang kini telah menjadi bagian dari penyediaan air mineral di RHI,'
-
Apa upaya Le Minerale mengurangi sampah? Keberadaan fasilitas pengolahan sampah plastik produk Le Minerale ini efektif dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir dan ini tentunya sejalan dengan misi utama pemerintah,“ kata Direktur Pengurangan Sampah pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun, Vinda Damayanti Ansjar, dalam kunjungan tersebut.
Bentuk Dukungan Terhadap Palestina
Terlebih menurutnya, Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Pejuang Palestina semakin memberikan legitimasi umat Islam di Indonesia untuk menghindari pemakaian produk asing yang terafiliasi dengan Israel. "Motif kita bukan hanya sekedar solidaritas untuk Palestina. Motivasi kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri yang terafiliasi dengan Israel. Ini harus jadi momentum besar untuk mendorong kebangkitan produk nasional," jelas dia.
Syakirin juga yakin bahwa inisiatif Gerbang Pronas ini dapat menjadi bola salju yang membesar. Jadi, agar lebih konstruktif dan produktif, spirit dan inisiatif tersebut harusnya diarahkan untuk mendorong hadirnya produk nasional mendunia.
"Supaya konstruktif dan produktif, inisiatif dan semangat ini harus digunakan untuk mendukung produk nasional. Ini juga menjadi langkah awal umat Islam untuk mendorong kedaulatan produk nasional atas produk asing,"
jelasnya.
Produk NasionalTidak Ada Toleransi
Wakil Sekjen MUI Arif Fahrudin juga menegaskan bahwa fatwa MUI terkait dukungan perjuangan Palestina berlaku wajib untuk umat muslim di Indonesia. Jadi, komitmen agar umat Islam menghindari penggunaan produk yang terafiliasi Israel juga wajib dilakukan.
"Fatwa tersebut wajib. Harus ditaati. Penting bagi kita untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Umat Islam dihimbau semaksimal mungkin menghindari melakukan transaksi (pembelian) produk-produk tersebut," ujarnya.Arif pun menegaskan tidak ada toleransi atas implikasi fatwa tersebut sehingga prinsip ini harus diyakini oleh umat Islam di Indonesia.
"Saya kira jelas yah. Hindari produk-produk terafiliasi Israel dan beralihlah kepada produk-produk nasional yang bagus. Ini komitmen kita kepada Palestina dan kedaulatan ekonomi nasional. (Fatwa) ini menumbuhkan kesadaran umat Islam untuk menggunakan produk anak bangsa sendiri,"
ungkapnya.
Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) melalui juru bicaranya yaitu Megel Jekson menyebutkan inisiatif yang dibuat oleh Gerbang Pronas adalah pertanda munculnya kesadaran konsumen muslim memprioritaskan pemakaian barang produksi perusahaan nasional.
Kesadaran Penggunaan Barang Nasional
"Konsumen Muslim Indonesia adalah salah satu konsumen muslim terbesar di dunia. Inisiatif ini tentu saja menjadi tanda menguatnya kesadaran umat Islam untuk membuang produk yang terafiliasi dengan Israel dan menggantinya dengan produk barang yang sesuai dengan kepentingan umat. Kesadaran ini adalah modal besar untuk menghadirkan produk nasional yang besar dan bermanfaat bagi umat Islam Indonesia," ucap dia.
Megel pun berharap inisiatif tersebut nggak hanya bersifat sementara. Dengan saling berkolaborasi dengan semua elemen umat islam. ia berharap inisiatif ini bisa semakin membesar dan membuat produk nasional menggantikan keberadaan produk yang terafiliasi Israel.
Ia pun menyebutkan sederet produk lokal yang punya kualitas hebat. Seperti Le Minerale sebagai air mineral berkualitas buatan dalam negeri.
Menurutnya, masyarakat Indonesia juga perlu teliti dalam memilih produk tersebut, karena banyak yang mengira produk lokal tapi ternyata produk milik asing, branding mereka dibuat seakan-akan seperti produk lokal.
Momentum untuk Beralih ke Produk Nasional
Ketua Santripreneur Indonesia Wilayah DKI Jakarta yang juga Wakil Sekretaris PWNU DKI, Faisal Romdoni juga menilai bahwa inilah momentum yang tepat untuk masyarakat mulai menggunakan produk dalam negeri.
Ahmad Syakirin juga mengedukasi masyarakat untuk memahami ciri perusahaan nasional dan asing. Salah satunya adalah melihat status kepemilikan perusahaan. Penting untuk masyarakat mendukung penggunaan produk nasional yang perusahaannya 100% milik orang Indonesia.