Lion Air sediakan psikolog dan pendamping untuk keluarga korban JT610
Merdeka.com - Hingga hari ketiga pencarian badan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat belum membuahkan hasil. Tim SAR gabungan hanya menemukan serpihan pesawat dan bagian tubuh para korban.
Sementara di posko keluarga korban di Hotel Ibis Cawang, manajemen Lion Air menyiapkan psikolog dan pendamping untuk para keluarga yang mencari kepastian nasib kerabatnya. Hal itu disampaikan Asisten Manajer Lion Group Tri Siswoyo saat ditemui di pusat krisis Lion Air JT610, Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (31/10) seperti dikutip Antara.
Psikolog dan pendamping tersebut disiagakan di Hotel Ibis Cawang, dan dapat dimanfaatkan oleh keluarga korban selama masa pencarian dan evakuasi pesawat Lion Air JT 610 masih berlangsung di perairan Tanjung Karawang.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Bagian pesawat apa yang lepas? Ketika pesawat berada di ketinggian 17.300 kaki, panel kaca depan pesawat tiba-tiba meledak dengan hebatnya.
-
Di mana bangkai pesawat ditemukan di Raja Ampat? Pada awal tahun 1990-an, penyelam asal Belanda bernama Max Ammer berkunjung ke Raja Ampat. Ia merupakan pelopor penyelam di Raja Ampat. Berkat kecintaannya pada aktivitas menyelam pula, ia berhasil berhasil menemukan bangkai pesawat tempur P47D merah sepanjang 15 meter di kedalaman sekitar 26-33 meter di dasar berpasir dekat Pulau Wai. Selain itu, Max juga menemukan bangkai pesawat Thunderbolt di perairan Pulau Batanta.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Mengapa pencarian pesawat jet sulit? Proses pencarian mengalami kendala karena danau itu kemudian membeku.
Di samping psikolog, Lion Air juga menyediakan fasilitas tiket pesawat pulang-pergi (PP), penginapan, serta uang saku bagi keluarga selama menetap di Jakarta untuk menanti informasi mengenai korban.
Hingga hari ketiga masa pencarian dan evakuasi, keluarga dari 179 penumpang pesawat telah melapor dan menyerahkan data ke pihak pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma, Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta, dan Hotel Ibis Cawang, tempat sebagian besar keluarga korban menginap.
Sementara itu, Tri menyampaikan, sebagian besar keluarga kru pesawat yang terdiri atas satu pilot, satu kopilot, enam pramugari aktif, dan tiga awak kabin masa percobaan, langsung mendatangi RS Polri Kramat Jati dan Kantor Operasional Lion Air Group (LOC) di Kota Tangerang.
Mulai Rabu siang, pusat data dan informasi mengenai korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dipusatkan di RS Polri Kramat Jati dan Hotel Ibis Cawang.
Pasalnya, pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma yang mulanya jadi pusat pendataan telah beralih fungsi menjadi posko untuk koordinasi logistik dan distribusi personel. Walau demikian, petugas pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma tetap terbuka terhadap laporan yang masuk, tetapi bagi pelapor akan langsung diarahkan ke Hotel Ibis Cawang.
Saat ini, tim pencarian dan evakuasi gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) masih melakukan pengumpulan puing di perairan sekitar Tanjung Karawang. Sementara itu, sebagian besar keluarga korban banyak menginap di Hotel Ibis Cawang, dan beberapa ada di Hotel Fiducia, dan Hotel Alia.
"Untuk jumlah pasti anggota keluarga di Jakarta kami belum menghitung jumlahnya, tetapi yang jelas ada 75 kamar yang dibuka di Hotel Ibis Cawang, 20 di Hotel Fiducia, dan 20 di Hotel Alia," jelas Tri.
Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, Senin (29/10) pagi. Angkutan udara itu membawa sebanyak 178 penumpang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, satu pilot, satu kopilot, enam pramugari aktif, dan tiga awak kabin masa percobaan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua orang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Satu orang tergeletak di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca SelengkapnyaPilot pesawat kargo milik PT Smart Aviation ditemukan selamat di Hutan Long Liku, Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut jenis pesawat jatuh di kawasan BSD tersebut PK-IFP.
Baca SelengkapnyaUpaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca Selengkapnya