Luhut ungkap cara memilih deputinya, dari titipan hingga kolusi
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan membeberkan proses penunjukan kelima deputinya. Dari permintaan 'titipan' Presiden Joko Widodo hingga koneksi orang yang dikenalnya dalam jajaran TNI.
Pertama, Luhut menceritakan bagaimana dirinya memilih Yanuar Nugroho sebagai Deputi II bidang Pengelolaan Program Prioritas.
"Saya kenal Pak Yanuar ini dari Presiden. Jadi Presiden titip, bukan titip tapi bilang ke saya, Pak Luhut itu di sana ada yang hebat banget, namanya Yanuar," ujar Luhut di Auditorium III Sekretariat Negara, Kamis (2/4).
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara. Terbaru melalui akun Instagram pribadinya Vino membagikan pengalamannya saat minta tanda tangan Presiden Joko Widodo di atas lukisan anaknya.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang menemui Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
Usai Presiden bilang demikian, Luhut lalu mencari rekam jejak Yanuar Nugroho. Saat melihat CV-nya, Luhut sependapat dengan Presiden Jokowi atas sosok Yanuar yang capable.
"Saya cari curriculum vitae-nya, loh ini hebat banget. Saya lihat beliau sekolah dapat scholarship dan beliau orang Indonesia pertama dapat penghargaan di Inggris dalam bidang inovasi seperti ini. Dan dia minta mundur dari Manchester University dan itu ditolak karena dianggap dia sangat dibutuhkan di sana. Sehingga tiga minggu lalu dia masih meluluskan dua PhD di Manchester University. Jadi kalau mau dapat PhD minta sponsorship saja dari dia. Dan setelah saya bertemu, saya lihat wah paten juga ini orang," tutur Luhut.
Kemudian, Luhut melanjutkan, saat dia memilih Darmawan Prasodjo (Darmo) sebagai Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi. Dalam memilih Darmo, Luhut mengaku ada sedikit Nepotisme (KKN) sebab mengenal ayah Darmo.
"Memang ada KKN sedikit karena dulu ayahnya adalah instruktur saya di akademi militer. Pas saya ketemu dia, wah ini orang boleh juga. Saya lihat CV-nya paten juga," ujar Luhut.
Lalu, Luhut mengaku mengenal Purbaya Yudhi Sadewa yang ditempatkan pada Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, dari temannya.
"Saya tahu dari teman saya. Katanya orang hebat. Saya pingin tahu juga hebatnya seperti apa. Tapi pas saya ketemu dan diberi brief data-data kepada saya, itu sangat akurat. Dan kemudian saya tes lagi saat pertemuan saya dengan World Bank dan IMF, saya suka bawa dia," ujarnya.
Luhut mengaku Purbaya ini bagian dari timses Jokowi-JK pada Pilpres 2014 kemarin. Bahkan, Purbaya sempat memberikan briefing Jokowi dalam debat dan kampanye.
"Selama kampanye Pak Jokowi, dia yang membrief Pak Jokowi dan Pak Jokowi sangat puas dengan Pak Purbaya," ujar Luhut.
Purbaya pun, kata Luhut, yang juga menyusun posisi para deputi ini. "Sehingga pada saat penyusunan ini saya serahkan kepada beliau, dan termasuk nama Pak Andogo dan Pak Eko, dan beliau bilang Saya setuju Pak Luhut," ungkap Luhut.
Luhut menambahkan selama proses itu dirinya sering komunikasi dengan Presiden Jokowi. Jika Presiden Jokowi tidak sreg, maka Luhut membatalkan calonnya.
"Jadi mekanisme pengambilan keputusannya, saya lakukan seperti saat saya di militer. Saya lihat dulu semuanya walaupun Pak Presiden setuju, tapi kalau tidak pas saya akan lapor ke beliau. Tapi kebetulan apa yang dipikirkan beliau apa yang kami butuhkan itu cocok dan kita jalan," ujarnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo sepakat dengan Menko Marves Luhut Binsar Padjaitan agar kabinet Prabowo-Gibran tak diisi oleh orang toxic.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Ujang Komarudin menilai, Jokowi tidak perlu untuk cawe-cawe
Baca SelengkapnyaWakil Presiden ke-12 RI Jusuf Kalla menjelaskan proses pembagian kursi menteri saat pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaLuhut juga percaya Prabowo tidak akan memilih mereka-mereka yang memiliki track record buruk di pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaSaran tersebut diberikan untuk memastikan pemerintahan berikutnya berjalan lancar.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan tak mengintervensi seleksi calon pimpinan (capim) KPK.
Baca SelengkapnyaAhmad Luthfi pernah menjabat Wakapolres Surakarta pada tahun 2011 silam. Kala itu, Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak mau mengartikan lebih jauh arah perkataan Luhut.
Baca SelengkapnyaJokowi akan memilih 5 nama capim untuk diserahkan ke DPR dan selanjutnya menjalani uji kepatutan dan kelayakan.
Baca Selengkapnya20 nama capim dan calon dewas KPK yang diserahkan ke Jokowi akan diumumkan melalui website.
Baca SelengkapnyaTim Ganjar-Mahfud Beberkan Skema Nepotisme Jokowi Untuk Menangkan Prabowo Gibran di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaJabatan Kasad saat ini kosong usai Jenderal Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI.
Baca Selengkapnya