Makanan, Sumber Kehidupan Sekaligus Pertikaian Pencari Suaka di Pengungsian
Merdeka.com - Tak kurang dari 429 boks makanan bertumpuk di gerbang gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (4/9). Logistik bagi para pencari suaka yang bermukim di sana. Pengirimnya, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Namun, bantuan makanan dari komite tertinggi PBB itu ditolak para pengungsi.
Salah seorang pengungsi berkenan berbagi cerita pada kami. Namun dia meminta identitasnya tak diungkap. Pria itu berinisial B. Asalnya dari Afghanistan. Makanan adalah sumber kehidupan. Tapi di sana, makanan bisa menjadi sumber pertikaian.
"Itu makanan tidak cukup buat berapa ratus orang, makanan itu hanya 429 boks. Tidak cukup," ucap pria berinisial B saat ditemui di luar gedung penampungan, Rabu (4/9).
-
Kenapa jaring-jaring makanan disebut sumber daya-konsumen? Biasanya, jaring-jaring makanan ini disebut juga dengan nama lain yakni sumber daya-konsumen.
-
Kenapa makanan adalah simbol kehidupan? Makanan bukan sekadar berkah. Makanan adalah simbol kehidupan yang menyimpan kebahagiaan sekaligus rasa pahit. Quotes makanan akan menggambarkan makna-makna tersebut.
-
Apa makanan nenek moyang makhluk hidup? Mikroba ini memiliki genom yang cukup besar yang mengkode sekitar 2.600 protein, makanannya berupa gas hidrogen dan karbon dioksida, dan memiliki sistem kekebalan yang belum sempurna untuk melawan penyerang virus.
-
Bagaimana perbedaan kebiasaan makan bisa jadi masalah? Misalnya, dalam hal makanan, orang Jawa cenderung menyukai makanan yang lebih pedas dan berbumbu kuat, sedangkan orang Sunda lebih menyukai makanan yang tawar dan segar.
-
Dimana jaring makanan terjadi? Lantas bagaimana pengertian lebih lanjut tentang jaring-jaring makanan beserta contoh dan perbedaannya dengan rantai makanan?
-
Apa makna quote tentang makanan? Makanan adalah jendela kebudayaan suatu bangsa.
Terbatasnya jumlah makanan dapat memantik konflik antar pengungsi beda negara. Padahal, kata pria 28 tahun itu, mereka selalu mencoba menjaga solidaritas sebagai sesama pejuang suaka.
Masih terekam jelas dalam ingatan pria itu. Selama 55 hari tinggal di penampungan Kalideres, setidaknya telah terjadi lima kali keributan. Seluruh kejadian tersebut dipicu masalah yang sama, makanan.
Pertengahan Agustus lalu, kericuhan sempat terjadi ketika bantuan makanan datang. Sekelompok pengungsi ditegur karena mengambil bagian lebih.
"Saya enggak mau bilang dari negara mana, itu tidak baik," ungkap B.
Merasa tak terima, dua kubu berbeda negara itu pun terlibat adu mulut. Situasi kemudian semakin memburuk. Kedua belah pihak terlibat bentrok. Akibatnya, belasan orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
"Waktu itu saya baru pulang mandi di terminal. Tiba-tiba ibu (penjual di depan gedung penampungan) mencegat saya. Ternyata sedang ribut semua orang di dalam," kisah B mengenang kronologi kejadian.
Tak cuma makanan. Keributan juga dipicu pembagian pakaian. Menurut B, selain UNHCR, pengungsi kerap menerima bantuan dari organisasi lain di Indonesia. Bantuan dari masyarakat berupa pakaian, susu, dan bahan makanan itu akhirnya memicu masalah. Karena jumlahnya yang tidak sepadan.
Rentetan kejadian ricuh itu pula yang menjadi alasan pengungsi menolak makanan yang diberikan UNHCR hari ini. Hingga sore hari, pengungsi enggan mengambil jatah makanan yang ada. Akhirnya, petugas menarik kembali tumpukan makanan tersebut.
"Bukan cuma makan. Kamu tahu, mereka (UNHCR) hanya beri kami air satu gelas," katanya.
Setiap boks makanan yang dibagikan berisi lauk, nasi dan segelas air mineral. UNHCR mengirim paket makanan itu dua kali dalam satu hari. Namun, di luar itu tidak ada pasokan air minum maupun air bersih untuk mereka.
Berdasarkan pantauan kami, beberapa pemuda sesekali keluar untuk membeli botol air mineral di seberang gedung penampungan. B sendiri kerap mendapat minum dan makan gratis dari warga sekitar.
"Suka ke sini, kasihan sama kami. Suka belikan minum, makan," kata B setelah menerima segelas minuman dari warga setempat.
Ali pencari suaka yang juga berasal dari Afghanistan mengungkapkan hal senada. Mereka kerap menerima bantuan air dari warga sekitar atau organisasi masyarakat.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan dikombinasikan, tumpang tindih pada suatu ekosistem.
Baca SelengkapnyaTruk berisi bahan makanan yang tak diizinkan berhenti membuat warga Palestina berebut.
Baca SelengkapnyaBerikut pengertian jaring jaring makanan beserta contoh dan perbedaannya dengan rantai makanan.
Baca SelengkapnyaDi sini tidak banyak pilihan untuk dimakan selain daun-daunan dan kacang-kacangan dari hutan.
Baca SelengkapnyaSembari bermain bersama, ada sekumpulan anak-anak Palestina yang mengeruk tepung sisa.
Baca SelengkapnyaSeperti yang terlihat dalam foto-foto ini, telah menjelaskan bahwa bantuan makanan masih kurang.
Baca SelengkapnyaBeberapa kendaraan militer Israel memantau pergerakan warga Palestina mulai dari yang mengambil makanan hingga mengungsi tinggalkan Khan Younis menuju Rafah.
Baca SelengkapnyaPada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.
Baca Selengkapnya"Kelaparan Lebih Parah Daripada Mendengar Bom, Setiap Hari Selalu Lebih Buruk dari Hari Sebelumnya"
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan, kondisi para pengungsi Palestina di kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza semakin memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaJaring-jaring makanan ini berbeda dengan rantai makanan tentunya. Rantai makanan adalah bagian dari jaring-jaring makanan.
Baca Selengkapnya