Mengawal Jemaah Lansia Merasakan Salat di Masjid Nabawi

Merdeka.com - Berjalan perlahan, Umi Kulsum Umayah menggandeng tiga jemaah perempuan lanjut usia. Mereka hendak menuju Masjid Nabawi untuk menunaikan salat asar. Rutinitas itu dilakukan setiap menjelang waktu salat.

Menjadi petugas bimbingan ibadah di Kloter JKG 15, Umi, sapaan akrabnya, harus memberi perhatian ekstra kepada para jemah lansia. Maklum, Setengah lebih anggota kloter asal Kota Serang, Banten berusia sepuh.

Dengan kondisi fisik jemaah yang rentan, Umi memberi pemahaman agar tidak perlu memaksakan diri melaksanakan ibadah arbain, salat 40 waktu di Masjid Nabawi. Meski begitu, ada beberapa jemaah yang nekat. Alhasil, mereka tersesat dan kebingungan saat mau pulang ke hotel Golden Madinah yang berada di Sektor 5.

Putar otak, Umi pun menawarkan solusi. Agar para jemaah lansia bisa merasakan salat di Masjid Nabawi, Umi pun mengajak mereka secara bergantian.

"Ini sudah 4 hari di Madinah, belum pernah ke Masjid Nabawi. Saya ajak biar bisa merasakan salat di Masjid Nabawi. Katanya mau lihat lampu-lampu di dalam masjid juga," kata Umi.

"Ya, hampir tiap hari saya antar ke masjid, meski hanya sampai ke terasnya, atau sekadar minum air zamzam. Mereka senang banget," tuturnya.

Umi senang dan terharu ketika para jemaah lansia bisa merasakan suasana Masjid Nabawi. Bagi jemaah, pengalaman itu akan menjadi kenangan seumur hidup dan diceritakan kepada keluarga mereka saat kembali ke Tanah Air.

"Ada juga jemaah perempuan yang kemarin saya antar ke Masjid Nabawi, terus minta telepon ke saudaranya. Ibu itu bilang 'hallo alhamdulilah saya sedang di Masjid Nabawi'," sambungnya, menirukan kegembiraan jemaah yang ia antar

Umi juga memastikan kepada ketua rombongan dan tim kesehatan kloter, setiap jemaah yang dia kawal, kondisinya tidak berisiko. Bagaimanapun, perjalanan dari hotel ke Masjid Nabawi cukup jauh untuk jemaah lansia dan menguras tenaga.

Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negei 1 Kota Serang itu terus mengedukasi jemaahnya, khususnya lansia, untuk tidak memforsir ibadah-ibadah sunah.

"Tidak menjalankan arbain karena halangan tertentu bukan berarti tidak menghargai nabi dan masjidnya," tutup Umi.