Kisah Nurasik, Bersyukur Bisa Berhaji di Usia 82 Tahun
Nurasik tahun ini berhaji bersama anak perempuannya.
Semula kata Nurasik, dia ingin berumrah bersama sang istri. Namun kekasih hatinya itu meninggal
Kisah Nurasik, Bersyukur Bisa Berhaji di Usia 82 Tahun
Nurasik hanya terbaring di tenda bersama ratusan jemaah lain. Bibirnya tak berhenti berzikir, seirama dengan kedua tangan yang memegang tasbih panjang berwarna cokelat muda.
Baru di usia 82 tahun, Nurasik melaksanakan ibadah haji. Menggenapi rukun islam kelima, berhaji ke Baitullah. Meski tubuhnya ringkih, namun semangatnya patut diapresiasi.
Jemaah asal kelompok terbang (kloter) PLM 9 langsung bangun dari kasurnya saat hendak diwawancara tim Media Center Haji.
Dengan penuh semangat, Nurasik semangat bercerita. Dia bilang tahun ini berhaji bersama anak perempuannya. "Dia yang mendampingi. Dia sangat menyayangi saya," kata Nurasik.
Semula kata Nurasik, dia ingin berumrah bersama sang istri. Namun kekasih hatinya itu meninggal lebih dulu pasa 2012 lalu.
"Istri saya meninggal pada tahun 2012,” ungkap Nurasik.
Akhirnya, dia pun berangkat umrah sendirian. Masih sehat, masih kuat. "Waktu itu saya berangkat sendirian," katanya seraya tak henti berzikir.
Dengan bangga, dia bercerita mampu tawaf tanpa bantuan kursi roda. Berbeda dengan saat haji nanti, Nurasik akan mengikuti program murur saat mabit (bermalam) di Muzdalifah.
Meski demikian, dia sangat bersyukur bisa sampai di Arafah untuk melaksanakan rangkaian ibadah. Meski sudah renta, Nurasik berharap bisa melempar jumrah sendiri.
"Insyaa Allah, jiko aku pacak melakukannyo dewek, akan ku lakuke. (Artinya, jika saya bisa melakukannya sendiri akan saya lakukan. Kan ada putrinya saya yang selalu mendampingi),” kata Nurasik.
Kini dia berharap agar bisa selalu sehat dan menjadi haji yang mabrur. Tak lupa, Nurasik mendoakan anak dan cucunya bisa dengan mudah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah.