Mengenal Astatin, Unsur Terlangka di Bumi
Nama astatin diambil dari bahasa Yunani "astatos," yang berarti tidak stabil. Ini mencerminkan sifat dasar astatin yang sangat radioaktif.

Keberadaan astatin di Bumi merupakan salah satu misteri yang menarik dalam dunia kimia. Unsur dengan nomor atom 85 ini tercatat sebagai elemen alami paling langka di kerak Bumi, dengan rasio keberadaan satu berbanding satu triliun jika dibandingkan dengan emas.
Mengutip dari berbagai sumber, penemuan astatin dimulai pada tahun 1940 oleh para ilmuwan dari University of California Berkeley. Mereka berhasil mengidentifikasi unsur ini melalui proses bombardir bismut dengan partikel alfa.
Penamaan astatin berasal dari bahasa Yunani 'astatos' yang berarti tidak stabil, merujuk pada karakteristik dasarnya yang sangat radioaktif.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa jumlah total astatin di kerak Bumi tidak lebih dari satu gram. Unsur ini hanya dapat ditemukan sebagai hasil peluruhan dari unsur-unsur yang lebih berat seperti uranium dan thorium.
Bahkan dalam proses peluruhan tersebut, astatin hanya ada dalam hitungan detik hingga jam sebelum bertransformasi menjadi unsur lain. Karakteristik paling mencolok dari astatin adalah ketidakstabilannya yang ekstrem.
Isotop paling stabil, astatin-210, hanya memiliki waktu paruh 8,1 jam sebelum meluruh. Sifat radioaktif yang sangat tinggi membuat astatin menghasilkan panas yang cukup untuk menguapkan dirinya sendiri, sehingga pengumpulan sampel murni menjadi mustahil.
Dalam tabel periodik, astatin berada dalam kelompok halogen yang mencakup fluor, klor, brom, dan iodin. Meskipun demikian, sifat kimianya masih belum sepenuhnya dipahami karena kesulitan dalam melakukan penelitian terhadap unsur yang sangat tidak stabil ini.
Para peneliti hanya dapat mempelajari astatin dalam jumlah mikroskopis dengan menggunakan teknik pelacakan radioaktif. Meskipun sangat langka dan sulit untuk diteliti, astatin memiliki potensi aplikasi di bidang kedokteran nuklir.
Beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan penggunaan isotop astatin-211 dalam pengobatan kanker melalui radioterapi tertarget. Sifat radioaktifnya yang kuat namun berumur pendek dianggap ideal untuk menghancurkan sel-sel kanker tanpa membahayakan jaringan sehat di sekitarnya.
Fasilitas nuklir yang ditujukan untuk keperluan khusus
Produksi astatin hanya dapat dilakukan di fasilitas nuklir yang khusus dilengkapi dengan akselerator partikel. Setiap usaha untuk menyintesis unsur ini menghasilkan jumlah yang sangat kecil, umumnya dalam skala atom hingga molekul.
Oleh karena itu, astatin menjadi salah satu unsur dengan harga termahal di dunia. Meskipun sulit untuk menentukan nilai pastinya karena tidak ada pasar komersial untuk unsur ini. Kelangkaan astatin menjadikannya sebagai objek penelitian yang menantang di kalangan ilmuwan.
Setiap penemuan baru mengenai sifat dan perilaku unsur ini memberikan kontribusi yang berarti bagi pemahaman kita tentang kimia nuklir dan radioaktivitas. Hingga saat ini, penelitian mengenai astatin masih berlangsung di berbagai laboratorium nuklir di seluruh dunia.
Upaya untuk mengembangkan metode sintesis dan karakterisasi astatin terus dilakukan demi membuka potensi aplikasinya yang lebih luas. Fokus utama dalam penelitian saat ini adalah mengoptimalkan produksi isotop astatin-211, yang sangat penting untuk keperluan medis, terutama dalam pengobatan kanker.
Penulis: Ade Yofi Faidzun