Menkes soal Virus Langya: Belum Masuk Varian Dalam Pengawasan WHO

Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi temuan virus baru bernama Langya di wilayah timur China. Virus ini sudah menginfeksi 35 orang.
Budi mengatakan pemerintah sedang mempelajari virus Langya. Sebab, virus ini baru disampaikan kepada publik.
"Kita sedang pelajari karena baru keluar ya," kata dia, Kamis (12/8).
-
Dimana virus gondongan menyerang? Virus ini menyerang kelenjar ludah, terutama kelenjar parotid yang terletak di dekat telinga.
-
Dimana virus corona kelelawar baru ditemukan? Tim ilmuwan China menemukan virus corona kelelawar baru, yang berisi menular dari hewan ke manusia karena virus ini memanfaatkan reseptor manusia yang sama seperti virus penyebab Covid-19.
-
Kapan viral load menjadi tidak terdeteksi? Meskipun tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan secara total, setidaknya viral load dalam tubuh penderita HIV dapat mencapai tingkat tidak terdeteksi selama 3 hingga 6 bulan setelah menjalani pengobatan.
-
Bagaimana virus corona kelelawar baru menyebar? Tim ilmuwan China menemukan virus corona kelelawar baru, yang berisi menular dari hewan ke manusia karena virus ini memanfaatkan reseptor manusia yang sama seperti virus penyebab Covid-19.
-
Apa itu virus West Nile? Virus yang bisa berefek mematikan, West Mile, menjangkiti 100 warga Israel. Delapan orang dirawat di ICU karena diserang virus ini dan saat ini dalam kondisi kritis.
-
Siapa pemimpin peneliti virus corona kelelawar baru? Penelitian ini dipimpin ahli virologi ternama China, Shi Zhengli, yang juga dikenal sebagai 'wanita kelelawar' karena penelitiannya terhadap virus corona kelelawar.
Mantan Wakil Menteri BUMN ini menyebut, virus Langya belum masuk kategori Variant Under Monitoring Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Dia menjelaskan, virus yang diawasi serius oleh WHO umumnya melewati tiga tahapan.
Pertama, Variant Under Monitoring. Kedua, Variant of Interest. Ketiga, Variant of Concern. "Nah sekarang ini belum masuk Variant Under Monitoring, jadi masih sangat dini," ucapnya.
Belum Terbukti Menular Antar Manusia
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan Langya masih satu kelompok dengan dengan virus Hendra dan Nipah.
Virus Nipah pertama kali ditemukan pada tahun 1999 di Malaysia dan Singapura. Angka kematian Virus Nipah berkisar antara 40 sampai 70 persen.
Sementara itu, penyakit akibat virus Hendra pertama kali dilaporkan di Australia. Saat itu, kasus Hendra ditemukan pada kuda dan manusia, dengan angka kematian yang cukup tinggi. Ketiga virus ini bersifat zoonotik yang berarti menular dari hewan ke manusia.
"Sejauh ini belum ada bukti tentang adanya penularan antar manusia pada penyakit akibat virus Langya, sementara pada yang akibat virus Nipah misalnya ada dugaan penularan antara manusia," kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Jumat (12/8).
Dia menjelaskan gejala penyakit akibat virus Langya. Di antaranya, ada demam, lemah, batuk, hilang nafsu makan, dan nyeri otot.
"Seperti juga penyakit akibat virus SARS CoV penyebab Covid-19, virus Hendra, virus Nipah dan virus Langya ini semuanya merupakan penyakit paru dan saluran napas, atau 'respiratory diseases'," jelas Tjandra.
Menurut Tjandra, penyakit akibat virus Langya dilaporkan dalam jurnal ilmiah New England Journal of Medicine pada Kamis (4/8) lalu. Laporan itu menyebutkan, kasus Langya bermula dari bulan Desember 2018.
"Di mana seorang wanita 53 tahun masuk rumah sakit di Tiongkok, dan kemudian dilaporkan lagi 34 kasus Langya ini di dua Propinsi di bagian timur Tiongkok. Semua kasus ini sembuh dengan baik dan tidak ada hubungan penularan satu dengan lainnya, tidak interlinked," kata Tjandra.
Penelitian di New England Journal of Medicine juga menunjukkan bahwa penyakit ini tidak ditularkan ke kontak dekat atau erat dan tidak ada riwayat sumber penularan yang sama di antara pasien-pasien.
"Sebagian besar pasien jelas ada kontak erat dengan hewan sebelum mereka jatuh sakit. Jadi sejauh ini disimpulkan bahwa penyakit akibat virus Langya ada dalam bentuk infeksi sporadik, tidak sering dan terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia," kata Tjandra.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca Selengkapnya
Menurut Budi, masyarakat tak perlu khawatir karena virus tersebut berbeda dengan Covid-19.
Baca Selengkapnya
Wakil ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta masyarakat tidak panik terhadap virus HMPV.
Baca Selengkapnya
Gejala HMPV memang seperti batuk, demam, mungkin sesak dan nyeri dada.
Baca Selengkapnya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya
Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca Selengkapnya
HMPV sudah terdeteksi di Indonesia sejak lama. Namun gejala yang dialami pasien HMPV tidak berat.
Baca Selengkapnya
Virus yang sudah merebak di China ini disebut-sebut mirip Covid-19.
Baca Selengkapnya
Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca Selengkapnya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya