Miris, siswa SD Riau sekolah arungi derasnya Sungai Indragiri
Merdeka.com - Sembari menjunjung cita-cita setinggi langit, sejumlah siswa SD 002 Desa Pasir Ringgit, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau nekat mengarungi derasnya aliran Sungai Indragiri. Aktivitas itu mereka lakukan setiap berangkat dan pulang dari sekolah dengan menggunakan sampan kecil.
"Kondisi ini sangat memprihatinkan dan harus segera disikapi dengan baik oleh instansi terkait dalam membangun dan mencerdaskan anak-anak negeri," kata anggota DPRD Indragiri Hulu Hafizon Ramadhan di Rengat, Sabtu (18/1), seperti dilansir dari Antara.
Dari pantauannya, para siswa tetap tegar demi meraih masa depan dengan mengarung bahaya arus Sungai Indragiri yang lebarnya rata-rata 220 meter. Semangat itu membuat Hafizon mengaku bersimpati dan meminta agar semua pihak segera bertindak dengan membangun sarana yang dibutuhkan.
-
Kenapa anak-anak di Desa Gabus Serang harus seberangi sungai? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.
-
Siapa yang membantu siswa SD menyeberangi sungai? Dandim 1501/Ternate Letkol Arm Adietya Yuni Nurtono membenarkan ada anggotanya yang sukarela membantu siswa SD menyeberangi sungai karena jalur itu merupakan jalan pintas dibanding memutar sejauh 1,3 kilometer.
-
Bagaimana anak-anak Desa Gabus Serang seberangi sungai? Rakit ini hanya bisa menampung enam sampai tujuh orang, dengan resiko tinggi. Pasalnya rakit bambu hanya dibuat ala kadarnya, sebagai alat penyeberangan utama. Untuk menggerakannya, seorang operator menarik tali baja yang membentang dari masing-masing ujung Sungai Cidurian.
-
Kenapa para remaja menceburkan diri ke sungai? Karyoto menyampaikan, ketujuh orang sengaja menceburkan diri karena dihantui ketakutan saat ada petugas yang sedang berpatroli.'Menurut informasi sekilas adalah bahwa ini adalah sah satu yang menjadi kemarin malam itu yang sudah diambil keterangan, memang mereka menceburkan diri ke sungai, karena adanya ketakutan, adanya patroli yang lewat atau menegur,' ucap dia.
-
Apa yang digunakan anak-anak di Desa Gabus Serang untuk seberangi sungai? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
Tak hanya itu, semangat sekolah siswa SD 002 Desa Pasir Ringat Kecamatan Lirik tersebut dalam menuntut ilmu pengetahuan dan pendidikan formal perlu dicontoh siswa lainnya.
"Mungkin salah satu solusinya dengan cara membangun jembatan gantung di atas Sungai Indragiri, sehingga anak-anak yang akan bersekolah tidak lagi menggunakan sampan," tandasnya.
Dia berharap, dengan adanya jembatan, kemajuan desa juga akan semakin terpacu, wajib belajar akan terealisasi, dan juga akan mempercepat peningkatan ekonomi warga. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaBahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan ke tempat bertugasnya itu harus ditempuh dengan penuh perjuangan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski harus bergelantung di atap agar seragam tak basah, perempuan itu tampak bahagia.
Baca SelengkapnyaSejumlah sekolah di Kabupaten Demak menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Baca SelengkapnyaPerjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaMeski dilakukan sederhana, mereka tampak merayakannya dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan.
Baca SelengkapnyaPara siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat bahu-membahu bersama guru menjemur buku yang basah akibat banjir yang melanda sekolah mereka.
Baca Selengkapnya