Momentum 14 Tahun BNPT, Gelorakan Generasi Moderat Anti-Kekerasan Menuju Indonesia Emas 2045
Perlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama.
Stabilitas Indonesia dalam menyambut tujuan ideal perlu didukung penanggulangan radikalisme dan terorisme yang komprehensif.
Momentum 14 Tahun BNPT, Gelorakan Generasi Moderat Anti-Kekerasan Menuju Indonesia Emas 2045
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ridlwan Habib menilai keberadaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membawa pencapaian signifikan dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia.Salah satu pencapaian yang paling menonjol adalah penurunan indeks terorisme serta minimnya aksi teror besar di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
"Kantor staf presiden secara khusus monitoring terhadap perkembangan dan dinamika harian dari prestasi BNPT. Bapak Presiden sangat mengapresiasi pencapaian BNPT, terutama dalam dua tahun terakhir," ujar Ridlwan, Kamis (18/7).
Dia menjelaskan, indeks penanganan terorisme semakin baik dibuktikan oleh penahanan maupun penangkapan terorisme. Masyarakat patut bersyukur tidak ada teror besar terjadi.
Ridlwan menilai BNPT punya peran strategis memastikan tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Stabilitas Indonesia menyambut tujuan ideal tersebut perlu didukung oleh penanggulangan terorisme yang komprehensif.
"Peranan BNPT sangat penting dan strategis terutama menghadapi Indonesia Emas 2045. Kita harus memastikan generasi kita moderat dalam beragama, Pancasilais, dan anti-terhadap ideologi transnasional," imbuhnya. Ridlwan juga mengungkapkan perlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama. Hal ini berguna untuk konten kontranarasi dengan lebih cepat dan sesuai kondisi terkini.
Akademisi Universitas Indonesia ini beranggapan bahwa Generasi Z dan Alpha tidak bisa didekati dengan pendekatan konvensional seperti seminar dan ceramah.
"Kita harus mengubah cara mengedukasi generasi muda dengan menggunakan artificial intelligence, software terbaru, dan media sosial sehingga mereka aktif, kreatif, dan senang berpartisipasi," ujar Ridlwan. Ridlwan yang juga pengamat terorisme itu mengungkapkan, urgensi penanggulangan terorisme yang komprehensif memang nyata, dan ini semua harus dimulai dari aspek pendidikan anak-anak Indonesia.
Ridwan menyadari bahwa peran pendidikan dan teknologi sangat penting, terutama dalam menjaga norma-norma Indonesia dan kebangsaan yang baik. Menerapkan hal ini membutuhkan peran BNPT untuk memastikan nilai-nilai tersebut tetap terjaga di media sosial.
Ia menilai, visi Indonesia Emas 2045 adalah tujuan yang besar, baik secara substansi maupun usaha yang dibutuhkan untuk mencapainya. Wawasan kebangsaan yang kurang dapat menyebabkan mudahnya termakan isu dan akan bermuara pada destabilisasi nasional.
"Menyambut Indonesia Emas 2045, BNPT perlu memelihara narasi bahwa Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa dan menganut Bhinneka Tunggal Ika. Narasi seperti ini harus terus-menerus digaungkan sehingga publik semakin terbiasa mencari persamaan walau dalam banyak perbedaan," tegas Ridwan.
Dirinya berujar, persepsi publik terhadap BNPT hari ini jauh lebih membaik. Penggunaan teknologi informasi dan artificial intelligence harus terus ditingkatkan.
Selain itu, strategi penanggulangan terorisme harus dirancang mulai dari metodologi kontranarasi hingga bagaimana menyadarkan seseorang agar kembali ke NKRI melalui program deradikalisasi.
Dia berharap agar BNPT mampu mempertahankan prestasi dalam mencegah aksi teror terutama menjelang pelantikan presiden baru pada Oktober 2024.
"BNPT telah menunjukkan berbagai pencapaian signifikan dalam upaya penanggulangan terorisme. Namun, tantangan masih banyak dihadapi terutama dalam menghadapi dinamika global dan memastikan keberlanjutan deradikalisasi. Dengan strategi yang tepat, penggunaan teknologi mutakhir, dan pendidikan yang baik, BNPT berkomitmen untuk terus menciptakan Indonesia yang damai dan bebas dari kekerasan."
tandas Ridlwan Habib.