Mudahnya transaksi pakai uang elektronik di Pasar Manis Purwokerto
Merdeka.com - Jari tangan Muhidin (34) terlihat sedikit gemetar saat menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC). Pedagang bumbu masakan di Pasar Manis Purwokerto belum terbiasa menekan tiap tombol pada mesin itu.
Maklum saja, mesin EDC ini lazim digunakan pada tiap gerai pasar modern. Sedangkan pedagang asal Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, baru belakangan ini memegangnya "Maklum, belum terbiasa. Jadi perlu dibantu untuk menggunakannya," kata Muhidin usai melayani pembeli yang menggunakan uang elektronik, Rabu (26/10).
Muhidin termasuk dalam 20 pedagang di Pasar Manis berkesempatan menjadi perintis transaksi nontunai dalam transaksi jual beli di pasar tradisional. Apalagi pasar ini beberapa waktu lalu diresmikan Presiden Joko Widodo. Diakui Muhidin, melakukan transaksi jual beli dengan sistem nontunai lebih praktis dan tidak merepotkan.
-
Mengapa kesemutan di jari tangan bisa terjadi? Kesemutan adalah sensasi mati rasa, terbakar, atau kesemutan yang biasanya terjadi ketika sirkulasi darah terganggu atau tekanan pada saraf meningkat.
-
Apa sensasi kesemutan itu? Kesemutan adalah sensasi seperti tertusuk jarum atau mati rasa di bagian tubuh tertentu.
-
Apa penyebab rasa pedas di tangan? Zat capsaicin dalam cabai tidak hanya menyebabkan sensasi pedas di mulut, tetapi juga sering kali membuat tangan terasa panas setelah menyentuhnya.
-
Bagaimana si penjual jagung menabung? Ia mengaku sudah berjualan jagung rebus sejak 2 tahun yang lalu. Meski masih anak-anak, Ia tak lantas menghamburkan uang hasil jualan jagung rebus tersebut. Bahkan, Ia menabungnya sedikit demi sedikit sejak tahun lalu.
-
Bagaimana merinding terjadi? Merinding dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, termasuk suhu dingin dan emosi seperti ketakutan, kejutan, atau perasaan intens lainnya.
-
Kenapa jari tangan terasa gatal? Gatal merupakan gangguan yang sering terjadi pada kulit. Sensasi gatal ini dapat sangat mengganggu, bahkan mengurangi produktivitas sehari-hari.
"Ini (transaksi non-tunai) malah enak, mudah dan nyaman. Berbeda kalau menggunakan uang tunai, karena takut uang yang dibayarkan rusak atau bahkan sobek. Kalau menggunakan ini kan jadi praktis," ujarnya.
Senada dengan Muhidin, Tutiningsih (55), mengakui pengalaman serupa saat menggunakan mesin EDC milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Tuti merupakan penjual jamu di Pasar Manis ini, mengaku sempat bingung melakukan transaksi nontunai.
"Pertama kali kagok, mungkin karena masih baru. Tetapi lumayan, pada hari pertama sudah ada empat pembeli yang menggunakan transaksi non-tunai," ungkap Tuti.
Perlahan namun pasti, pelanggan jamu setia Tuti mulai menggunakan Brizzi atau uang elektronik milik BRI. "Jadi kalau ada pelanggan yang datang, saya selalu bilang pakai transaksi nontunai saja, kartunya bisa dibeli di depan. Kan sayang juga kalau ada mesinnya tapi enggak digunakan," ujarnya sambil menyuguhkan segelas jamu beras kencur.
Kampanye transaksi nontunai (Sinona) digelar di Pasar Manis Purwokerto, menjadi salah satu program tengah gencarkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto. Apalagi ini masuk dalam desain smartcity.
Kepala KPw BI Purwokerto, Ramdan Deny Prakoso mengemukakan, kegiatan ini merupakan salah satu praktik Bank Indonesia dan dunia perbankan mendorong Purwokerto menuju smartcity.
"Salah satunya dengan menerapkan transaksi online sehingga berlangsung efisien. Hari ini, kami memulai smart tradisional market dengan memulai kepada 20 pedagang yang nantinya diharapkan bisa diperluas lagi jangkauannya," ucap Ramdan.
Lebih jauh, dia mengungkapkan, dengan penerapan transaksi nontunai nantinya bisa menjadi pondasi awal bagi pedagang Pasar Manis membuka toko online. "Kalau Pasar Manis ingin buka toko online, dasarnya sudah bagus. Bahkan, omzet pedagang Pasar Manis pun bisa cepat meningkat omzet. Sehingga, kami berharap infrastruktur online ini bisa menyiapkan Pasar Manis untuk menjadi pasar tradisional online yang sampai saat ini belum banyak di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan cabang Bank BRI Purwokerto, Edison Tampubolon menambahkan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan edukasi terhadap 20 pedagang di Pasar Manis. Bahkan dukungan tersebut dikuatkan dengan adanya outlet teras digital BRI di Pasar Manis.
"Sehingga nantinya semua pedagang di sini semua akan masuk dalam online melalui E-pasar BRI. Ini merupakan gerakan yang visioner dan belum terlalu banyak di wilayah lain," ungkap Edison.
Diakuinya, saat ini strategi dilakukan untuk meningkatkan omzet Pasar Manis dengan menerapkan kualitas barang bisa bersaing dengan pasar modern. Edison mengemukakan, persoalan harga lebih murah dengan kualitas barang lebih baik bisa menjadi salah satu kelebihan berbelanja di pasar tradisional seperti yang diterapkan di Pasar Manis. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen yang penuh tantangan dan pengalaman baru itu seakan mengubah pandangan hidupnya serta memperlihatkan sisi lain dari dunia perbankan yang jarang diketahui
Baca SelengkapnyaBeberapa pasar unik di Indonesia menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaDengan mesin ini, maka uang koin bisa tak lagi disepelekan.
Baca SelengkapnyaPadahal perkembangan teknologi di ibu kota jauh lebih cepat
Baca SelengkapnyaKeharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
Baca SelengkapnyaReaksinya terhadap sang pembeli kala itu lantas menimbulkan tawa dari warganet.
Baca SelengkapnyaMenurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga dapat meningkatkan jumlah transaksi terhadap para anggotanya.
Baca SelengkapnyaBegini penampilan santai Komjen Luthfi saat sedang berkunjung ke sebuah pasar tradisional di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca Selengkapnya