MUI Padang: Cerdaslah sikapi tradisi 'balimau'
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Sumatera Barat, mengimbau masyarakat, untuk lebih cerdas menyikapi tradisi 'balimau' yang sering dijadikan bagian dari kegiatan memasuki bulan Ramadan. Ketua MUI Kota Padang, Duski Samad, di Padang, Rabu, mengatakan, kegiatan jelang Ramadan seperti 'balimau' atau mandi dengan memakai berbagai kembang dan limau, serta pewangi yang disiramkan ke rambut.
"Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan puasa, harus disikapi dengan cerdas oleh masyarakat, agar tidak menyimpang dari tujuan tradisi tersebut," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (18/6).
"Balimau yang maksudnya adalah membersihkan diri dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta, namun saat ini malah lebih banyak mengarah pada perbuatan yang tidak perlu ataupun mubazir, seperti hura-hura, yang tentunya bergeser dari tujuan tradisi itu sendiri," kata Duski.
-
Kenapa puasa tidak selalu harus serius? Namun, sebenarnya puasa tidaklah selalu serius, karena dalam menjalani ibadah ini, kita juga bisa merasakan kebahagiaan dan keceriaan.
-
Kenapa orang harus berpuasa? Puasa adalah momen untuk menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada-Nya.
-
Siapa yang boleh tidak puasa? Meskipun hukum puasa Ramadhan adalah wajib, namun ada golongan orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan ibadah puasa Ramadhan.
-
Apa yang diajarkan puasa? Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi.
-
Apa hukum puasa Ramadhan? Hukum puasa Ramadhan bagi umat Islam yaitu wajib. Terutama bagi umat Islam yang sudah memenuhi beberapa persyaratan. Seperti:Suci Berakal sehatSudah baligh atau pubertasSehat jasmani dan rohani
-
Siapa yang disarankan untuk tidak berpuasa? 'Biasanya kalau risikonya sangat tinggi tidak disarankan berpuasa atau intermittent fasting. Apalagi bagi yang kondisi diabetesnya belum terkontrol,' ungkap Martha.
Dia menambahkan, hal ini harus disikapi semua pihak, dan ingat tidak ada sangkut pautnya tradisi tersebut dengan puasa, yang lebih penting itu, adalah membersihkan diri lahir dan batin ketika menyambut bulan Ramadan, semoga masyarakat lebih cerdas dalam menyikapi persoalan ini.
MUI menjelaskan, membersihkan diri lahir dan batin dimulai dari diri sendiri, dimana menjaga prilaku yang menjurus pada maksiat, mengendalikan diri dari hawa nafsu, hingga saling memaafkan satu sama lain, mulai dari orang terdekat, yakni orang tua, kerabat, serta sesama umat Islam lainnya.
Tujuan balimau, dalam tradisi tersebut, jika dilakukan dengan benar, menurut MUI setidaknya adalah untuk meningkatkan keimanan, memperoleh manfaat, dan menuju ketenteraman dengan lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Namun saat sekarang, tradisi balimau, lebih banyak dimanfaatkan oleh generasi muda, menjelang memasuki bulan Ramadan dengan pergi ke tempat rekreasi, seperti tempat pemandian, maupun objek wisata lainnya.
"Jika melakukan tradisi tersebut, lakukanlah dengan sewajarnya oleh perorangan di kamar-kamar mandi atau di rumah masing-masing dengan niat menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan, dan tidak ada tujuan lainnya," jelas Duski.
Duski menambahkan, memahami makna dari budaya tersebut menjelang bulan Ramadan perlu, dimana seharusnya masyarakat lebih memperbanyak ibadah, bukan melakukan hal yang mubazir dengan hura-hura. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaKearifan lokal bisa menjadi menjadi benteng, atau keseimbangan dalam menjawab tantangan masyarakat modern
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaBulan ini adalah bulan suci bagi masyarakat suku Tengger
Baca SelengkapnyaPerayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaSalat tarawih pertama akan dilaksanakan pada Jumat (8/3) mendatang.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca Selengkapnya