Nasib Bandara Husein Sastranegara Setelah Penerbangan Dipindah ke BIJB Kertajati
Bandara Husein Sastranegara masih melayani penerbangan Wings Air rute Bandung-Surabaya transit di Yogyakarta.
Perjalanan dari Kota Bandung menuju BIJB menghabiskan waktu 60 menit hingga 90 menit
Nasib Bandara Husein Sastranegara Setelah Penerbangan Dipindah ke BIJB Kertajati
Hampir seluruh operasional penerbangan dari Jawa Barat beralih secara bertahap di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)) di Kabupaten Majalengka. Bandara Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung masih melayani penerbangan meski ada beberapa perubahan dari sisi rute hingga jenis pesawatnya.
Diketahui, peralihan penerbangan di BIJB tersebut ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Air Asia rute Kertajati – Denpasar pada Minggu (29/10). Semua prosesinya disaksikan oleh Penjabat (Pj) GUbernur Jawa Barat, Bey Machmudin dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Sebelum masa peralihan diberlakukan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan sejumlah persiapan.
Termasuk mengetes perjalanan dari Kota Bandung menuju bandara menggunakan bus melalui Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Bandung ke BIJB 90 Menit
Bey menyebut perjalanan dari Kota Bandung menuju BIJB menghabiskan waktu 60 menit hingga 90 menit.
Pada awal pengoperasian penuh ini, Bandara Kertajati melayani tujuh rute penerbangan, yaitu ke Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makassar, Medan dan Palembang. Termasuk rute penerbangan mancanegara dari dan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Selain Air Asia, maskapai Citilink dan Super Air Jet juga melayani penerbangan dari dan ke Kertajati.
Bey menginstruksikan Aparatur Sipil Negara (ASN) memaksimalkan BIJB untuk bepergian atau bertugas.
Sasaran lainnya adalah ASN di wilayah Jawa Tengah atau wilayah yang berbatasan dengan Jawa Barat.
"Untuk optimalisasi kami sudah imbau ASN Jabar untuk menggunakan Kertajati dan ASN di Jateng yang di wilayah Brebes dan sekitarnya kami juga sudah mengimbau untuk menggunakan ini karena secara jarak lebih dekat."
Kata Bey.
Menhub Optimis
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan BIJB bisa beroperasi secara penuh dengan volume penerbangan relatif tinggi.
"Akhirnya secara resmi kita melakukan penerbangan di Kertajati dengan volume yang relatif baik untuk operasional bandara pertama kalinya, yaitu 20 take off - landing , ini volume yang banyak," ujar Budi.
"Kertajati adalah bandara terbesar kedua setelah Soekarno Hatta, maka wajar Jabar yang sebelumnya belum ada bandara yang besar sekarang ada. Dan yang lebih hebat lagi lokasinya cukup sentral atau strategis, maka kita harapkan umrah dan haji terus berangkat dan datang ke sini," kata Budi.
Budi optimistis faktor pendukung lain seperti hotel, travel, dan pariwisata akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat A Koswara mengatakan pada hari pertama pelayanan BIJB, dari 6 rute yang dilayani, rata-rata load factor diatas 50 persen.
Dari data yang dimiliki Dishub Jabar ada 19 penerbangan dari dan ke Kertajati. Rinciannya, 9 penerbangan dari Kertajati dan 10 tiba di Kertajati. Rute penerbangannya di antaranya Denpasar, Kualanamu, Balikpapan, Ujungpandang, Batam dan Kuala Lumpur.
"Denpasar masih menjadi rute yang diminati," ucap Koswara.
Husein Sastranegara Masih Beroperasi
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara, R. Indra Crisna Seputra mengatakan, pesawat tipe jet sudah tidak lagi terbang atau mendarat di Bandara Husein Sastranegara.
“Setelah ada perpindahan kemarin, sudah pindah semua tipe jet dari Husein tanggal 29 Oktober ke bandara Kertajati. Pada tanggal 28 terakhir ada 7 keberangkatan dan 7 kedatangan dari 8 rute penerbangan, sampai ke tanggal 29 kemarin semua sudah mulai terbang dari Kertajati,” kata dia, Senin (30/10).
Meski begitu, Bandara Husein Sastranegara masih melayani penerbangan Wings Air rute Bandung-Surabaya transit di Yogyakarta. Semua itu tidak terlepas dari historisnya tahun 2019 sehari bisa sampai 8 kali penerbangan.
“Jadi memang bagus-bagusnya tahun itu, semua ATR YK-SMG dari Halim itu rutenya banyak. Makanya yang diambil oleh Wings itu YK-SBY. Hari ini ada 31 pax, karena memang baru low season pada November-Oktober, tapi nanti di pertengahan Desember akan high season. Desember tahun lalu perhari bisa sampai 3000 penumpang,” kata dia.
Ia mengatakan akan melihat potensi lain, khususnya menambah rute dengan cara penjajakan kepada maskapai lain yang menggunakan jenis pesawat ATR. Kemudian, dari sisi fasilitas, pihaknya tetap akan melakukan perawatan berkala.
“Kita liat populasi ATR sedikit, paling banyak wings. Citylink, garuda, malindo tidak ada potensi. Wings air sedang menjajaki rute baru seperti Semarang dan daerah-daerah lain. Susi Air dari Pangandaran ke Bandung dan sebaliknya, ini rencananya caravan yang pasti jenis propeller mampu muat untuk 20 orang. Ini juga bisa jadi support untuk wisata ke pangandaran dan sebaliknya,” jelas dia.