Organda Bogor sebut penumpang lebih suka angkot berjendela terbuka
Merdeka.com - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor mengkritik kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan terkait penetapan angkot yang diwajibkan menggunakan air conditioner (AC) atau pendingin udara.
Wakil Ketua Organda Kota Bogor Freddy Djuhardi mengatakan, selama ini, pengambil kebijakan di tingkat pusat selalu berpatokan ke kota metropolitan, seperti Jakarta dan Bekasi.
Freddy menyebut, pusat sering kali melupakan faktor kearifan lokal (local wisdom) di tingkat daerah. Selain itu, seharusnya pemerintah pusat dapat mengambil kebijakan yang tepat.
-
Bagaimana peraturan tentang APK di angkutan umum? Larangan pemasangan alat kampanye pada angkutan umum tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 dan PKPU Nomor 15 Tahun 2023.
-
Kenapa Mobil Ketek dilarang beroperasi? Hal yang menjadi pertimbangan dilarangnya Mobil Ketek beroperasi adalah faktor keamanan dan kenyamanan penumpang.
-
Apa yang dilarang terkait APK di angkutan umum? Padahal, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah melarang pemasangan APK pada angkutan umum karena menganggu estetika serta kenyamanan pengendara dan pejalan kaki.
"Mereka tidak melihat kebutuhan lebih luas di daerah, seperti di kota dan kabupaten Bogor," ujar Freddy, Rabu (5/7).
Dia menambahkan, persoalan lain yang muncul yaitu desain angkot yang harus dirubah. Selama ini, sambung Freddy, angkot di Bogor memiliki ukuran yang kecil dan memiliki kapasitas cc yang kecil pula. Pintu angkot yang dioperasikan secara dilipat dan cenderung selalu dibuka juga menimbulkan masalah.
"Angkot ber-AC itu untuk siapa, angkot yang mana, trayek yang mana. Harus bijak dalam hal kewilayahan. Selama ini juga proses peremajaan angkot tidak ada ketegasan," kata Freddy.
Di samping itu, lanjutnya, angkot ber-AC akan menimbulkan diskriminasi dan ketimpangan. Ia mengatakan, kondisi itu akan sulit diterapkan di lapangan.
Freddy menjelaskan, pemasangan AC sebelumnya sudah pernah dicoba di angkot eksklusif. Namun kenyataannya, angkot itu sekarang tidak lagi dipasang AC lagi karena desain pintu penumpang yang selalu terbuka. Penumpang juga cenderung lebih suka jendela yang terbuka.
"Pengalaman ini menjadi bukti tidak efisien bila angkot dipasangi AC," tutup dia. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi yang dilakukan oleh para awak angkutan dilakukan karena sejumlah persoalan yang terjadi di lapangan.
Baca SelengkapnyaPengguna KRL ramai-ramai mengeluhkan AC di dalam gerbong kereta yang mati.
Baca SelengkapnyaRatusan sopir angkot menggeruduk Gedung DPRD Kota Bekasi, pada Rabu (2/10).
Baca SelengkapnyaAspirasi disampaikan saat demontrasi di Patung Kuda, Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Kamis (29/8).
Baca SelengkapnyaMenhub Budi mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik agar tercipta kualitas udara yang baik, khususnya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKondisi korban hanya mengalami luka ringan dan telah menjalani proses rawat jalan.
Baca SelengkapnyaUji emisi dilakukan untuk mendukung upaya menekan polusi udara.
Baca SelengkapnyaRatusan angkutan umum bus kecil bekas Mikrolet, APB, dan Jaklingko Mikrotrans memadati jalan di depan Balai Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengatakan, akan menghidupkan kembali sejumlah trayek JakLingko yang ditutup.
Baca SelengkapnyaAksi tak terpuji sopir angkot tantang pemotor usai ditegur lawan arah viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKualitas udara Jakarta berada pada titik terburuk dan mengancam kesehatan.
Baca SelengkapnyaDalam demo tersebut belasan angkot berwarna merah khas KWK tampak diparkir berjajar di depan kantor Gubernur DKI.
Baca Selengkapnya