Pantau hasil Pilkada Yogyakarta, PDIP endus sejumlah kejanggalan
Merdeka.com - DPP PDIP memantau langsung hasil Pilkada di Kota Yogyakarta. Dua orang anggota DPP PDIP diterjunkan langsung yaitu Tim Pendampingan DPP PDI Perjuangan, Tanto Kusuma dan Tim Badan Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA) DPP PDIP, Aris Surya.
Menurut Tanto Kusuma, Pilkada Kota Yogyakarta mendapat perhatian serius dari DPP PDIP. DPP PDIP, lanjut Tanto, akan melakukan telaah terkait penyelenggaraan Pilkada di Kota Yogyakarta.
"DPP PDI Perjuangan serius berikan perhatian proses Pilwali Yogyakarta. Kita ingin pastikan penyelenggaraan Pilwali bisa berjalan sesuai amanat konstitusi," kata Tanto Kusuma di Kantor DPC PDIP Kota Yogyakarta, Minggu (19/2).
-
Kenapa penyelenggara pemilu Jawa Tengah harus menjaga integritas? 'Agar pemilu ini berjalan dengan sukses dan damai, penyelenggara Pemilu ini harus berintegritas,' kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat memberi sambutan sekaligus membuka acara Rapat Koordinasi Penyelenggara Pemilu di Regional Jawa Tengah di Hotel Lor In Solo (14/11).
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk integritas pemilu di Indonesia? Dalam konteks penyelenggaraan pemilu di Indonesia, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah lembaga utama yang berperan dalam memastikan integritas pemilu.
-
Bagaimana cara DKPP meningkatkan integritas penyelenggara pemilu di Jawa Tengah? Nana mengapresiasi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang berupaya mewujudkan penyelenggara pemilu yang berintegritas melalui rapat koordinasi tersebut.
-
Siapa yang meminta polisi transparan? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Siapa yang mendorong penyelenggara pemilu Jawa Tengah agar berintegritas? Nana mengapresiasi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang berupaya mewujudkan penyelenggara pemilu yang berintegritas melalui rapat koordinasi tersebut.
-
Mengapa DPR meminta polisi transparan? 'Ini publik kan jadinya bertanya-tanya, berspekulasi. Jadi saya minta, Polda Sumbar harus sangat terbuka dan transparan dalam mengusut kasus ini. Karena publik menunggu dan mengawasi. Kalau gegabah, tertutup apalagi arogan, maka nama baik Polri yang sudah susah payah dibangun Pak Kapolri yang jadi taruhannya,' ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (25/6).
Sedangkan Aris Surya menambahkan, pihaknya telah melakukan identifikasi dan mendata laporan dari para saksi. Selain itu, terkait dengan proses pemungutan suara, pihaknya juga telah meminta agar DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta terus konsisten dalam memperjuangkan kawal suara rakyat.
"Ada perbedaan yang nyata terjadi. Bukan itu saja, ada kejanggalan dalam data yang diunggah KPU di internet. Kita akan lihat itu, termasuk desakan kita agar proses rekapitulasi bisa membuka kotak suara tidak sah yang jumlahnya sampai belasan ribu," ujar Aris.
Menanggapi adanya perhatian dari DPP PDIP, Ketua Tim Pemenangan pasangan calon nomor urut 1, Danang Rudyatmoko menuturkan, akan tetap terus mengawal proses pilkada Kota Yogyakarta hingga pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta berikutnya. Langkah kawal suara rakyat ini jadi bagian edukasi politik kepada publik terkait menjaga integritas proses demokrasi di kota Yogyakarta.
"Suara rakyat Yogyakarta yang telah memberikan pilihan terus kita kawal. Ada banyak kejanggalan terjadi baik sebelum, pada saat pemungutan suara hingga rekapitulasi di PPK. Kejanggalan yang lain adalah banyak pemilih yang tidak bisa gunakan hak pilihnya karena berbagai hal," jelas Danang.
Danang menambahkan saat rekapitulasi suara ada belasan ribu surat suara yang tidak sah, kondisi ini tentu merugikan pemilih yang telah berpartisipasi karena suara sah dihitung tidak sah. Langkah kawal suara, lanjut Danang, tidak semata untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 1, Imam Priyono-Achmad Fadli agar terpilih dan ditetapkan sebagai Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta.
"Kita menginginkan adanya transparansi dan integritas dari penyelenggara. Ada intimidasi terjadi di alami saksi termasuk ketika menggunakan batik saat bertugas tidak diperbolehkan. Ini apa masalahnya, belum lagi masalah aparatur sipil negara yang tidak netral. Harus diproses hukum, oknum PNS-nya," kata Danang.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecurangan tersebut disebut melibatkan mobilisasi kepala dan hingga aparatur sipil negara (ASN) untuk mendukung salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaMegawati pun menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 136/PUU-XXII Tahun 2024 melalui Revisi Pasal 188 Undang-Undang No. 1 Tahun 2018.
Baca SelengkapnyaDoli mengatakan, pihaknya pun memiliki bukti bahwa pasangan calon lain melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyebut ada sejumlah kader partainya yang menjadi target operasi (TO) aparat penegak hukum menjelang Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan, ketiganya diduga kuat melanggar aturan netralitas ASN dalam gelaran Pilkada.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) Indonesia memberikan pernyataan sikap terkait dinamika politik di negeri ini menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir memenuhi panggilan Polda Metro Jaya hari ini
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto akan dipanggil penyidik Polda Metro Jaya besok.
Baca SelengkapnyaPerludem masih melakukan pemantauan di lima daerah, termasuk di Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaKetika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP
Baca SelengkapnyaPDIP menggelar konsolidasi kader di Hotel Padma Kota Semarang, Selasa (15/8) malam.
Baca SelengkapnyaBima Arya tak menampik temuan pelanggaran netralitas ASN tersebut perlu diberikan atensi oleh Komisi II DPR RI.
Baca Selengkapnya