Pasca Pemilu, harga komoditas ekspor Babel naik
Merdeka.com - Harga komoditas ekspor lada putih, kakao dan cengkih di tingkat pedagang pengumpul di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) naik. Hal itu disebabkan karena permintaan negara tujuan ekspor meningkat usai Pemilu Legislatif 2014.
"Saat ini petani mulai berminat menjual hasil perkebunannya karena mereka menilai kenaikan harga lada putih, kakao dan cengkih sudah menguntungkan," ujar pedagang pengumpul komoditas, Ellan, Senin (14/4).
Ia menjelaskan saat ini harga lada putih naik menjadi Rp 120 ribu dari sebelumnya Rp 105 ribu per kilogram, harga kakao kering naik menjadi Rp 19 ribu dari sebelumnya Rp 15 ribu per kilogram dan harga cengkih naik menjadi Rp75 ribu dari sebelumnya Rp 45 ribu per kilogram.
-
Kenapa ekspor pertanian penting bagi Kementan? “Pandemi tidak serta merta mematikan sektor pertanian, tapi membuat bertahan dan terus tumbuh. Patut kita sukuri karena selain penyediaan pangan dalam negeri beberapa komoditas juga dilakukan ekspor ke negara tetangga,“ katanya.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
"Diperkirakan harga komoditas ini akan terus naik karena permintaan negara tujuan ekspor di Eropa, Amerika Serikat, Malaysia, Singgapura, dan Jepang akan terus meningkat hingga akhir tahun nanti," ujarnya.
Ia mengatakan, permintaan negara tujuan ekspor tinggi, sementara hasil perkebunan petani lada putih, kakao dan cengkih masih kurang dan belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri.
"Permintaan eksportir lada putih mencapai 100 ribu ton per tahun, sementara komoditas yang berhasil dikumpulkan hanya kisaran 10 ribu ton saja," ungkapnya.
Demikian juga permintaan kakao dan cengkih yang mencapai 10 ribu ton per tahun, sementara hasil perkebunan petani hanya kisaran 500-700 ton.
"Dalam sepuluh tahun terakhir hasil perkebunan komoditas ekspor ini terus mengalami penurunan karena sebagian besar petani beralih menambang bijih timah dan mengembangkan komoditas lainnya seperti karet dan kelapa sawit," jelasnya.
Menurut dia, saat ini petani banyak beralih profesi menjadi penambang timah dengan meninggalkan atau mengalihfungsikan lahan pertanian mereka menjadi tambang timah karena lebih cepat menghasilkan uang, namun setelah harga timah turun lahan tambang ditinggalkan begitu saja tanpa ditimbun lagi untuk dijadikan lahan pertanian.
"Saat ini petani sudah sulit membuka lahan baru untuk memperluas kebunnya karena banyak lahan yang rusak akibat penambangan timah dan sulit diperbaiki," imbuhnya. (mdk/cza)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaPasca pemilu ini, kenaikan harga bukan pada beras saja, tetap beberapa kebutuhan sehari-hari lainnya.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRata-rata harga cabai merah pada pekan pertama di bulan November 2023 mencapai Rp53.998 per Kg.
Baca SelengkapnyaLima hari sebelum lebaran harga bawang merah berkisar Rp35.000-Rp45.000/kilogram. Namun, saat ini harganya mencapai Rp65.000-Rp70.000/kilogram.
Baca SelengkapnyaChina menjadi pemicu harga bawang putih di Indonesia meroket jelang lebaran.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaHarga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebanyal 1,7 persen mtm dan naik sebesar 29,37 persen secara yoy.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca Selengkapnya