Pasien Dalam Pengawasan Meninggal Pertama di RSUZA Banda Aceh Positif Covid-19
Merdeka.com - Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA), Banda Aceh, yang meninggal Senin 23 Maret 2020 lalu asal Lhokseumawe dinyatakan positif Corona Virus Disease (Covid-19).
"Yang meninggal asal Lhokseumawe itu positif Corona," kata Direktur RSUZA, Banda Aceh, dr Azharuddin, Kamis (26/3).
Pasien tersebut sudah dikebumikan sesuai dengan prosedur penanganan layaknya pasien positif Covid-19 beberapa waktu lalu. Sebelum dirawat pasien berinisial AA tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Bogor dan Surabaya.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
Sebelum dirujuk ke RSUZA, Banda Aceh pasien itu sempat dirawat di Rumah Sakit Arun, Lhokseumawe. Karena kondisinya semakin memburuk, langsung dirujuk pada 17 Maret 2020.
Sementara sejumlah tenaga medis di Rumah Sakit Arun, Lhokseumawe sekarang mulai dikarantina selama 14 hari selama massa inkubasi. Tenaga kesehatan itu sempat merawat pasien tersebut tanpa menggunakan Alat Perlindung Diri (APD) saat itu.
"Tenaga kesehatan yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang dikarantina," kata Kepala Dinas Kesehatan Lhokseumawe, Said Alam.
Secara prosedur, setiap tenaga kesehatan yang tidak menggunakan APD saat merawat PDP Covid-19 harus dikarantina. Apalagi, pasien yang dirawat tersebut sudah meninggal.
"Makanya mereka dikarantina, kita belum tahu apakah pasien yang meninggal itu positif atau negatif, karena hasilnya belum keluar," ucapnya.
Pasien Dalam Pengawasan di RSUZA, Banda Aceh Rabu (25/3) juga ada yang meninggal. Meskipun pasien kedua meninggal itu belum ada hasil laboratorium, apakah positif corona atau tidak. Tetapi meninggalnya pasien tersebut memiliki gejala terjangkit corona dan memiliki riwayat bepergian ke Malaysia.
“Benar, ada seorang PDP inisial EY (43 thn), laki-laki, dari Kabupaten Aceh Utara, meninggal dunia dalam perawatan RICU RSUZA Banda Aceh, sekira pukul 18.40 wib (kemarin),” kata Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani.
Katanya, EY memiliki riwayat tinggal di daerah transmisi virus Corona. Ia warga Aceh Utara yang pulang dari Malaysia. Hasil pemeriksaan ditemukan gambaran pneumonia dan memenuhi kriteria sebagai PDP.
Karena itu, ia ditangani sesuai SOP Covid-19 di RICU RSUZA Banda Aceh, hingga meninggal dunia karena gagal nafas akibat pneumonia.Lebih lanjut SAG mengatakan, EY meninggal dunia dalam status PDP karena belum ada hasil pemeriksaan spesimennya.
"Kita belum bisa simpulkan EY positif Covid-19 atau meninggal karena pneumonia akut. Tapi, jenazah EY akan tetap diperlakukan sesuai SOP jenazah Covid-19," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien tersebut sebelumnya mengalami kecelakaan sehingga terluka di bagian perut belakang, karena terkena golok milik korban.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaWarga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaTiba-Tiba 'Drop' Setiba di Asrama Haji Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci, JCH Asal Palembang Wafat
Baca SelengkapnyaRizky menduga wanita paruh baya itu memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan berdasarkan audit medis dan investigasi, Komite Medik tak menemukan adanya penudaan jadwal operasi.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia setelah di evakuasi ke masjid sekitar.
Baca SelengkapnyaKasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengungkapkan, korban bernama Nimih (55) asal Cipayung, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca Selengkapnya40 jemaah Indonesia tersebut tidak meninggal di satu tempat.
Baca Selengkapnya