Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pasukan perdamaian Polri terima USD 1.100 saat tertahan di Sudan

Pasukan perdamaian Polri terima USD 1.100 saat tertahan di Sudan Pasukan perdamaian Polri dari Sudan. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Kadiv Hubungan Internasional Polri, Irjen Saiful Maltha mengatakan, tertahannya kepulangan pasukan FPU VIII di Sudan karena dugaan penyelundupan ratusan senjata justru menguntungkan mereka.

Maltha menjelaskan bahwa selama tertahan 40 hari, mereka tetap medapatkan bayaran seperti biasanya. Sehingga dari segi keuangan mereka justru mendapat kelebihan.

"Mereka dibiayai sama UN malah seneng kan. Jadi, yang 40 hari tertahan itu juga ada gajinya kan itu kecelakaan bukan di kita, di mereka sistem yang keliru di sana kan," kata Maltha di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (16/3).

Maltha menegaskan selama berada di sana, semua kebutuhan mereka menjadi tanggungan UN. Diketahui, mereka mendapatkan gaji per bulan sebesar USD 1.100 yang diberikan oleh PBB, serta tunjangan harian sebesar USD 30.

"Yang pasti selama dia di sana its okey. UN harus sudah membayar," ujar Maltha.

Maltha menjelaskan, bahwa senjata yang awalnya diduga milik pasukan FPU VIII sudah terbukti bukan milik mereka. Maltha menilai, hal tersebut merupakan kesalahan sistem pihak negara Sudan.

"Kalau senjata kan mekanisme atau sistem di pengecekan x-ray yang keliru. Itu kita sudah kumpulkan barang, kita dinyatakan clear, lalu kemudian setelah anggota masuk, ada tas itu yang empat biji apa berapa gitu masuk x-ray dan terbit teks itu ada senjata tanpa bertuan," terang Maltha.

Maltha melanjutkan, saat itu anggotanya diminta untuk mengambil tas tersebut namun tidak ada yang bersedia karena bukan milik mereka.

"No identity, jadi bukan dari kontingen saya. Bisa saja mereka ikut ke sistem check in kan x-ray bebas, lalu kemudian kalau kita mau mengetahui barang siapa kan ada label seperti kita di Indonesia mau masuk tas kan ada namanya. Di kontingen kita tuh enggak ada yang memiliki nama itu, yang disangkakan kepada kita maka clear kita," tegas Maltha.

Supaya kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari, Maltha mengaku bahwa pihaknya sudah memberikan beberapa masukan.

"Sudah ada dialog, kita ke depan ini mekanisme itu akan kita ubah kita akan minta nanti sebelum tim kita masuk semua, yang barang-barang lain tidak boleh ikut kita. Itu bukan protes, namun memberi saran kepada mereka karena kita tidak boleh mendisturbing negara orang, paling tidak saran kita, pada saat barang itu masuk bersama dengan anggota, dicek kalau sudah okey sama dengan jumlah anggota sekian, barangnya sekian oke," papar Maltha.

Maltha menyayangkan kejadian tersebut dan berharap kejadian serupa tidak akan terulang karena daerah tersebut sebetulnya merupakan daerah dengan pengamanan ketat sehingga hal-hal seperti itu harusnya bisa diminimalisir.

"Daerahnya kan daerah agak crowded dan tidak terbuka umum sebenarnya, jadi beberapa orang saja yang bisa memainkan peran di sana. Kita pun tidak boleh, untouchable (tidak tersentuh) mereka itu," ungkap Maltha.

Maltha menambahkan, saat ini kasus senjata tersebut masih dilakukan investigasi. Perwakilan dari Indonesia juga sudah ada yang dikirim ke sana agar bisa mengikuti dan mengetahui hasil investigasi.

"Bahkan kabiro kita ini berangkat ke sana, bahkan beliau memimpin bantuan hukumnya. Mereka sedang mencari tahu siapa pemilik siapa karena itu ini kan anonim segala macam, maka perlu panjang waktu. Senjatanya ada di mereka, di markas mereka," kata Maltha.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berjam-jam Puspom TNI dan KPK Geledak Kantor Basarnas
Berjam-jam Puspom TNI dan KPK Geledak Kantor Basarnas

Penggeledahan itu berlangsung pada pukul 10.00 WIB.

Baca Selengkapnya
Kasad Jenderal Dudung Periksa Kantong Anggota Brimob Tak Ada Dompet: Enggak Punya Duit Berarti ini?
Kasad Jenderal Dudung Periksa Kantong Anggota Brimob Tak Ada Dompet: Enggak Punya Duit Berarti ini?

Sebuah video memperlihatkan Kasad Dudung yang memeriksa kantong anggota Brimob untuk mencari dompet, namun yang ditemukan justru uang sejumlah Rp150 ribu.

Baca Selengkapnya
Gerebek Perampok Hingga Kena Tembak, 2 Polisi Dapat Hadiah Umrah
Gerebek Perampok Hingga Kena Tembak, 2 Polisi Dapat Hadiah Umrah

Penggerebekan perampok tersebut berjalan dramatis. Pelaku sempat melakukan perlawanan, menembak kedua petugas.

Baca Selengkapnya
Jaksa Cantik Ini Dicopot Usai Diduga Terima Suap Terdakwa Kasus Narkoba Bareng Suaminya Bripka BA
Jaksa Cantik Ini Dicopot Usai Diduga Terima Suap Terdakwa Kasus Narkoba Bareng Suaminya Bripka BA

SH dan BA ditangkap pada Kamis 4 Mei 2023 sekitar pukul 19.05 WIB di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Dibongkar KPK Kode-kode Rahasia Transaksi Korupsi Gubernur Kalsel 'Paman Birin'
VIDEO: Dibongkar KPK Kode-kode Rahasia Transaksi Korupsi Gubernur Kalsel 'Paman Birin'

Kode-kode rahasia yang dipakai menggunakan foto wajah 'Paman Birin' dan ' atlas'.

Baca Selengkapnya
Menyerahkan Diri, Tersangka Penyuap Kepala Basarnas Henri Alfiandi Langsung Ditahan KPK
Menyerahkan Diri, Tersangka Penyuap Kepala Basarnas Henri Alfiandi Langsung Ditahan KPK

Mulsunadi akan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) KPK cabang Gedung Merah Putih.

Baca Selengkapnya
Mantan Petugas Pengamanan Akui Terima Rp95,6 Juta untuk Tutup Mulut Pungli di Rutan KPK
Mantan Petugas Pengamanan Akui Terima Rp95,6 Juta untuk Tutup Mulut Pungli di Rutan KPK

Uang sebesar itu diterima dari beberapa terdakwa dalam kasus dugaan pungli Rutan KPK pada rentang waktu 2019-2023 secara bertahap.

Baca Selengkapnya
Terlilit Utang, Dua Polisi Rampok Mobil Pengisian ATM di Sumbar
Terlilit Utang, Dua Polisi Rampok Mobil Pengisian ATM di Sumbar

Mobil pengisian ATM iyu dirampok di atas fly over Jalan By Pass, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (27/8).

Baca Selengkapnya
Dewas Sebut 90 Persen Tahanan KPK Terlibat Skandal Pungli Pegawai
Dewas Sebut 90 Persen Tahanan KPK Terlibat Skandal Pungli Pegawai

Masih ada beberapa tahanan juga yang tidak sanggup untuk mendapatkan fasilitas lebih.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Mantan Petugas Rutan KPK Terima Pungli Rp99,6 Juta, Per Bulan Dapat Rp3 Juta
Blak-blakan Mantan Petugas Rutan KPK Terima Pungli Rp99,6 Juta, Per Bulan Dapat Rp3 Juta

Uang tersebut diberikan kepadanya untuk menutup mulut saat menemukan tahanan yang membawa telepon genggam ke dalam rutan.

Baca Selengkapnya
Didampingi Kuasa Hukum, Satu Tersangka Suap di Basarnas Menyerahkan Diri ke KPK
Didampingi Kuasa Hukum, Satu Tersangka Suap di Basarnas Menyerahkan Diri ke KPK

Tersangka ini sempat lolos dari sergapan KPK saat dilakukan Operasi Tangkap Tangan.

Baca Selengkapnya
Resmi jadi Tersangka Suap, Kabasarnas Diduga Langgar Pasal Ini
Resmi jadi Tersangka Suap, Kabasarnas Diduga Langgar Pasal Ini

Kini, Kabasarnas pun langsung dilakukan penahanan Instalasi Tahanan Militer di Puspom TNI AU

Baca Selengkapnya