Pasutri Lansia Terjebak di Dalam Rumah saat Tanah Longsor, Ditemukan Meninggal Dunia
Merdeka.com - Nasib nahas dialami Samidin (66) dan Rasinah (62), warga Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah. Pasangan suami itu meninggal tertimbun tanah akibat tebing di samping rumah longsor pada Kamis (3/11) malam.
"Saat kejadian penghuni rumah yang berjumlah dua orang masih berada di dalam rumah," ujar Kepala BPBD Kebumen Haryono Wahyudi dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (5/11).
Haryono mengatakan, petugas BPBD, Pemdes, relawan dan warga mencari korban di sekitar bangunan rumah. Korban ditemukan meninggal dunia pada Jumat (4/11) dini hari.
-
Siapa yang menjadi korban longsor di Sragen? Jasad Sutarmi, salah satu penghuni rumah itu, ditemukan pada Minggu (3/3) malam.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Bagaimana keadaan korban longsor? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
Menurut dia, hasil kaji cepat sementara tim BPBD, longsor dipicu hujan serta kondisi tanah labil ditambah saluran air di atas tebing. Saluran air itu menyebabkan kandungan air di dalam tanah menjadi lebih banyak. Ketika hujan, struktur tanah semakin kehilangan kemampuan mengikat satu sama lain sehingga terjadi longsor.
Peringatan Cuaca Ekstrem
Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang akan berlaku di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Kebumen hingga Sabtu (5/11).
Menyikapi adanya informasi tersebut, maka BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Sesuai dengan arahan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Pemerintah Daerah agar memastikan kesiapan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
Di samping itu, Suharyanto juga meminta agar seluruh unsur Forkopimda melakukan perbaikan lingkungan sehingga bencana seperti banjir, banjir bandang hingga tanah longsor tidak terjadi ke dua kalinya.
"Upaya seperti monitoring lereng tebing, khususnya yang berada di wilayah perkotaan dan permukiman padat penduduk agar dilakukan secara berkala," kata Suharyanto.
Di samping itu, perlu dilakukan monitoring di sepanjang bantaran sungai melalui kegiatan susur sungai. Normalisasi sungai dan kanal serta pembersihan drainase permukiman agar dilakukan secara berkala untuk memininalisir potensi bencana susulan yang juga dapat disebabkan oleh kondisi tata ruang lingkungan.
Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
"Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.
Baca SelengkapnyaSaat ini material longsor belum dibersihkan, karena butuh penanganan dari pihak terkait,.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaSebelum kejadian, wilayah Kabupaten Tasikmalaya diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
Baca Selengkapnyaarga digegerkan penemuan mayat pasangan suami istri gantung diri di dapur, Desa Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal bernama Galih Adi Perkasa (23), Candra Agustina (20) dan Galang Naendra Putra (4).
Baca SelengkapnyaSatu orang meninggal dunia dalam kejadian ini bernama I Ketut Tunas (60).
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kawasan sekitar dilanda hujan besar diikuti longsor.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal teridentifikasi atas nama Achir Bagus Dwi Ardhianto (12) dan Imam Suhada (53).
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan dari pihak keluarga, hubungan pasutri itu sudah tidak harmonis sejak beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaKeduanya tewas saat mereka mengerjakan pondasi sandaran tembok merajan atau tempat suci di Desa Mas, Kecamatan Ubud.
Baca SelengkapnyaLongsor terjadi ketika hujan turun deras sejak Senin (2/12) malam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 10 meter menimpa penghuni rumah.
Baca Selengkapnya