Penantian Panjang Shohib Selama 26 Tahun: Enggak Nyangka Nelayan Miskin Bisa Naik Haji
Shohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Shohib langsung suduh syukur usai menginjakkan kaki di Madinah.
Penantian Panjang Shohib Selama 26 Tahun: Enggak Nyangka Nelayan Miskin Bisa Naik Haji
Muhammad Shohib tak kuasa menahan tangis dan langsung sujud syukur saat tiba di Madinah, Arab Saudi. Penantiannya sejak tahun 1998 untuk berhaji akhirnya terlaksana di tahun 2024.
Suasana kian haru kala Shohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasan.
"Alhamdulillah saya senang banget sampai sujud syukur begitu sampai ke sini. Enggak nyangka orang kampung dan miskin seperti saya bisa naik haji," ungkap Shohib saat ditemui tim Media Center Haji di Madinah, dikutip Jumat (17/5).
Shohib merupakan nelayan asal Dengok, Kandangsemangkon, Lamongan Jawa Timur. Keinginannya berhaji sudah ada sejak 1998, tepatnya saat masih bujang. Cita-citanya itu muncul usai melihat sang paman yang berangkat haji kala itu.
"Saya dari bujang, kira-kira tahun 1998 saya sudah ada niat naik haji. Kepengen aja gitu, setelah lihat om saya" kata Shohib.
Sejak muda, dia selalu menyisihkan uang untuk mendaftar haji. Barulah di tahun 2011 Shohib dan istrinya mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji. Secara konsisten Shohib menyisihkan pendapatannya sebagai nelayan untuk ongkos pergi haji.
"Kadang-kadang (nabung) sejuta, kadang-kadang 500, yang penting ada lah ditabung sedikit-dikit," cerita bapak 2 anak ini.
Meski pemasukan tiap bulan tidak menentu, tekad kuat Shohib ini tidak terbendung untuk bisa menginjakkan kaki ke Baitullah. Kini Shohib dan sang istri tengah menikmati hasil perjuangan puluhan tahun untuk berangkat ke Tanah Suci.
Tak banyak lagi inginnya Shohib. Dia berharap bisa beribadah dengan lancar dan dimudahkan. Sebab saat ini kondisinya kurang sehat.
Sebelum berangkat, Shohib sempat mendapatkan penanganan intensif dari dokter.
"Sebelum berangkat sempat ditangani dokter, dipasangi oksigen, tensi saya juga tinggi, ini mau minta obat lagi karena sudah mau habis" kata Shohib mengakhiri.