Pendidikan Vietnam Lebih Unggul dari Indonesia, Ini Alasannnya
Walaupun Indonesia berstatus sebagai negara berpenghasilan menengah atas, tapi urusan pendidikan kita kalah dengan Vietnam. Kok bisa? Berikut penjelasannya.
Pendidikan Vietnam Lebih Unggul dari Indonesia, Ini Alasannnya
Vietnam merupakan negara berpenghasilan menengah rendah (lower middle income), atau satu level di bawah Indonesia. Sementara Indonesia berstatus negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income).
Akan tetapi, progress pendidikan di Vietnam lebih unggul dibandingkan Indonesia.
Mengutip The Economist, sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh para peneliti di Center for Global Development, Washington DC, menemukan bahwa di 56 dari 87 negara berkembang, kualitas pendidikan mengalami tren penurunan sejak tahun 1960-an.
Akan tetapi, Vietnam merupakan salah satu dari sebagian kecil negara di mana sekolah secara konsisten mengalami perbaikan.
"Bukan berarti mereka lebih berkualitas; mereka hanya lebih efektif dalam mengajar," demikian laporan yang dikutip The Economist pada Selasa (11/7).
Dalam studi tersebut dijelaskan alasan terbesar perjalanan kualitas pendidikan di Vietnam cukup agresif, adalah kualitas gurunya.
Satu studi yang membandingkan siswa India dengan Vietnam mengaitkan banyak perbedaan skor dalam tes matematika dengan gap kualitas pengajaran. Para guru Vietnam, melakukan tugasnya dengan baik karena mereka dikelola dengan baik. Mereka sering menerima pelatihan dan diberi kebebasan untuk membuat kelas lebih menarik "Untuk mengatasi ketimpangan wilayah, mereka yang ditempatkan di daerah terpencil dibayar lebih."Yang terpenting, penilaian guru didasarkan pada kinerja siswanya. Para guru akan mendapatkan penghargaan bergengsi apabila murid-muridnya berprestasi baik. Di Vietnam, setiap provinsi diharuskan membelanjakan 20 persen dari anggarannya untuk pendidikan, untuk membantu pemerataan daerah.
Partai politik di sana juga memberikan perhatian yang begitu dekat dan tanpa henti juga memastikan bahwa kebijakan disesuaikan untuk memperbarui kurikulum dan standar pengajaran.
"Banyak dari Keluarga Vietnam berkomitmen pada pendidikan karena konfusianisme yang mendarah daging," kata Ngo Quang Vinh, seorang pejabat sektor sosial di Bank Pembangunan Asia.
Dia mengatakan bahwa orang tua yang lebih miskin pun membayar untuk les privat tambahan. Di perkotaan, banyak yang mencari sekolah yang para gurunya telah memenangkan penghargaan bergengsi. Akan tetapi efek dari meningkatnya kapabilitas murid dan guru juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Perusahaan semakin menginginkan pekerja dengan keterampilan yang lebih canggih, seperti manajemen tim, yang tidak dilatih oleh siswa Vietnam. Pertumbuhan juga menarik migran ke kota, membebani sekolah perkotaan. Semakin banyak guru meninggalkan pendidikan untuk pekerjaan bergaji tinggi di sektor swasta.