Pengacara Dini Ungkap Ada Iming-Iming Uang Besar Agar Damai dengan Anak Anggota DPR Ronald Tannur
Uang yang ditawarkan sangat banyak hingga tidak memungkinkan dibawa secara tunai.
Bahkan uang yang ditawarkan sangat banyak hingga tidak memungkinkan dibawa secara tunai.
Pengacara Dini Ungkap Ada Iming-Iming Uang Besar Agar Damai dengan Anak Anggota DPR Ronald Tannur
Keluarga Dini Sera Afriyanti, korban penganiayaan hingga tewas oleh Gregorius Ronald Tannur mengaku ada upaya intervensi atas proses hukum yang sedang berjalan ini. Upaya intervensi itu, disebut "dikemas" dengan santunan sejumlah uang yang diperuntukkan anak korban.
Pengacara keluarga korban, Dimas Yemahura. Dimas menyatakan, ada seseorang yang mendatangi rumah keluarga korban dan mengaku sebagai teman dari ayah Gregorius di Komisi IV DPR RI.
Orang yang mengaku kenal dengan keluarga tersangka ini mengiming-imingi santunan dalam bentuk uang yang berjumlah banyak. Saking banyaknya, uang itu disebut tidak memungkinkan untuk dibawa secara tunai.
"Siapa yang menyuruh atau tidak tapi yang jelas ada yang datang ke keluarga mengatasnamakan orang yang kenal dengan pejabat tersebut. (Berapa?) Alasannya karena jumlahnya terlalu banyak gak mungkin diberikan tunai, nanti kami transferkan kami minta rekeningnya. Berupa uang. Tapi kami yang menghubungi pihak korban juga mengimingi uang dengan syarat perdamaian tanda tangan pencabutan perkara, yang menurut kami tim kuasa hukum kami tidak bisa menerima itu. Utusannya datang ke rumahnya korban," ujarnya Rabu (11/10).
Dimas bercerita, informasi dari adik kandung korban menyebutkan, orang yang menawarkan sejumlah uang santunan itu datang sendirian ke rumahnya. Orangbtersebut, lalu menjanjikan, jika keluarga mau menerima santunan, tujuannya untuk perdamaian dan mencabut perkara itu.
"Ada upaya mereka itu memberikan santunan dengan syarat-syarat perdamaian dan pencabutan perkara. Menurut kami sangat biadab. Kami minta santunan itu kan sebagai bentuk kemanusiaan terhadap anaknya," ucapnya.
Hingga saat ini pihak keluarga tersangka belum pernah mengunjungi keluarga korban. Meski demikian, cara keluarga tersangka yang akan memberikan santunan terhadap keluarga korban dianggapnya tidak patut.
"Terkait dengan anaknya (korban), tim kuasa hukum yang akan menjamin sampai sekolah. Tidak perlu lah pihaknya tersangka itu sok sok-an dengan memberikan santunan kemudian meminta perdamaian dan pencabutan perkara dan sebagainya. Kalau dia pejabat keluarga yang beradab punya sopan santun dia harusnya tidak berbuat seperti itu. Dia harus menunjukkan sifat pejabat, kenegarawanan tanpa embel-embel. Harusnya dia mendengarkan apa yg diinginkan keluarga, bukannya tawar menawarkan seperti itu bahkan mendatangkan orang untuk menerima mengirimkan rekening tidak boleh tahu tim kuasa hukum. Itu sangat ironis," tandasnya.
Sementara itu, kuasa hukum Gregorius Ronald Tannur, Lisa Rahmat membantah klaim adanya utusan keluarga kliennya ke keluarga korban. Ia menyebut, hingga kini dirinya tidak pernah diberitahu adanya utusan oleh pihak keluarga kliennya.
"Dari saya selaku kuasa Hukum tidak ada utusan," tegasnya.
Dikonfirmasi apakah ada rencana untuk menemui keluarga korban, lagi-lagi ia enggan menjelaskannya. Ia mengaku hanya akan memberikan kabar jika nanti sudah ada kepastian soal waktu.
"Tentang itu klien saya belum pernah ketemu keluarga korban karena masih mencari waktu. Nanti ya mas kalau ada saya pasti kabari ok," katanya.