Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjalanan panjang konflik bersenjata di Papua

Perjalanan panjang konflik bersenjata di Papua opm. ©REUTERS/Muhammad Yamin

Merdeka.com - Dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) disandera oleh kelompok sipil bersenjata saat berangkat belanja ke pasar di Paniai, Papua. Keduanya adalah Serda Lery, anggota Koramil Komopa dan Prada Sholeh, anggota Kostrad 303/Raider yang bertugas di Pos Komopa.

Saat disandera, keduanya memang tidak mengenakan seragam dinas. Selain mereka, seorang guru juga sempat ikut dibawa kelompok tersebut namun segera dilepaskan. Kedua anggota berhasil kabur dari lokasi penyanderaan tadi malam dan kembali bergabung bersama kesatuannya.

Sejak berintegrasi dengan Indonesia, konflik di tanah Papua tak kunjung mereda. Bagaimana konflik ini bermula?

Dari penelusuran merdeka.com, konflik bermula dari upaya Indonesia untuk merebut Papua Barat dari tangan Belanda. Tindakan ini tak lepas dari hasil persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di mana salah satunya memuat integrasi Papua dilakukan setahun setelah penyerahan kedaulatan.

Di sisi lain, Belanda memandang Papua jauh berbeda dengan suku-suku di Indonesia. Negara ini enggan menyerahkan wilayah tersebut dan berencana memerdekakannya. Namun, niat tersebut ditolak dan Indonesia menempuh berbagai upaya untuk mendapatkan legistimasi atas Papua.

Sikap agresif Indonesia untuk mengambil alih Papua dijawab dengan mengumpulkan rakyat Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri pada 1959. Tindakan ini dibarengi dengan pembangunan rumah sakit di Hollandia (sekarang Jayapura), pelabuhan di Manokwari, pusat penelitian agrikultural, pertanian dan militer.

Selang setahun, Dewan Papua didirikan, di mana setengah dari anggotanya dipilih Belanda. Tak hanya itu, Belanda juga membangkitkan identitas nasional Papua Barat dengan membuat bendera nasional, yakni 'Bintang Kejora', lagu nasional dan seragam militer. Setelah itu, dimerdekakan pada 1970 dengan nama Nugini Barat.

Tindakan sepihak ini membuat geram Indonesia, Soekarno bahkan mempersiapkan operasi militer besar-besaran untuk merebut Papua Barat. Keterlibatan PBB dan pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) mampu mencegah pertumpahan darah, dan Papua masuk menjadi bagian Indonesia dengan nama Irian Jaya, atau kependekan dari Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland (IRIAN). (mdk/tyo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Redam Konflik Papua, Kasad Tak akan Gunakan Pendekatan Tempur
Redam Konflik Papua, Kasad Tak akan Gunakan Pendekatan Tempur

Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Tetap Angkat Senjata Lawan OPM Dinilai Kegagalan Negara Bangun Papua
Panglima TNI Tetap Angkat Senjata Lawan OPM Dinilai Kegagalan Negara Bangun Papua

Terkait pernyataan Panglima TNI tersebut, nampaknya dinilai bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan memperpanjang konflik di Papua.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Kasad Jenderal TNI Maruli Ungkap Awal Teror KKB Papua ke Rumah Warga
Blak-blakan Kasad Jenderal TNI Maruli Ungkap Awal Teror KKB Papua ke Rumah Warga

Belakangan ini sejumlah peristiwa gejolak kerusuhan kembali terjadi di tanah Papua.

Baca Selengkapnya
Catatan Komnas HAM Potret Penanganan HAM di Papua Sepanjang 2024
Catatan Komnas HAM Potret Penanganan HAM di Papua Sepanjang 2024

Dampak dari konflik bersenjata dan kekerasan menimbulkan berbagai persoalan, baik korban jiwa maupun luka-luka,

Baca Selengkapnya
Momen Mencekam Brimob & TNI Baku Tembak dengan KKB OPM Papua, Desingan Peluru Terus Berbunyi
Momen Mencekam Brimob & TNI Baku Tembak dengan KKB OPM Papua, Desingan Peluru Terus Berbunyi

Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Blak-blakan Ahli Militer, Ada Prajurit TNI Jual Senjata ke KKB
VIDEO: Blak-blakan Ahli Militer, Ada Prajurit TNI Jual Senjata ke KKB

Peneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatna menjelaskan kondisi di Papua.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Panglima Agus Soal Musuh Berbahaya, Minta Taruna TNI Hati-Hati di Papua
VIDEO: Panglima Agus Soal Musuh Berbahaya, Minta Taruna TNI Hati-Hati di Papua

Panglima Agus mengatakan separatis Papua, semakin lama semakin berbahaya.

Baca Selengkapnya
Saat Barisan Para Jenderal TNI AD Angkat Suara Jelaskan 'Ulah' Prajurit di Tanah Papua
Saat Barisan Para Jenderal TNI AD Angkat Suara Jelaskan 'Ulah' Prajurit di Tanah Papua

Buntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal

Baca Selengkapnya
Perludem Prihatin Sengketa Pemilu di KPU & Bawaslu Papua: Harusnya Provinsi Baru Tak Dibiarkan Sendiri
Perludem Prihatin Sengketa Pemilu di KPU & Bawaslu Papua: Harusnya Provinsi Baru Tak Dibiarkan Sendiri

Data Perludem ada 21 PHPU di Papua Tengah yang didaftarkan ke MK

Baca Selengkapnya
Teror KKB Kian Meresahkan, Pangdam Cenderawasih Tegaskan Tak Ada Penambahan Pasukan di Papua
Teror KKB Kian Meresahkan, Pangdam Cenderawasih Tegaskan Tak Ada Penambahan Pasukan di Papua

KKB terus menebar teror. Termasuk pilot Susi Air yang disandera masih mereka tawan. Penyanderaan sudah dilakukan hampir lima bulan.

Baca Selengkapnya
Jenderal Dudung: Kalau Kita Tanya Rakyat Papua, Mereka Berharap Aman
Jenderal Dudung: Kalau Kita Tanya Rakyat Papua, Mereka Berharap Aman

Dalam kajian Percepatan pembangunan Papua tersebut, TNI telah mendapat amanah untuk menjalankan tiga tugas.

Baca Selengkapnya