Perjalanan panjang konflik bersenjata di Papua
Merdeka.com - Dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) disandera oleh kelompok sipil bersenjata saat berangkat belanja ke pasar di Paniai, Papua. Keduanya adalah Serda Lery, anggota Koramil Komopa dan Prada Sholeh, anggota Kostrad 303/Raider yang bertugas di Pos Komopa.
Saat disandera, keduanya memang tidak mengenakan seragam dinas. Selain mereka, seorang guru juga sempat ikut dibawa kelompok tersebut namun segera dilepaskan. Kedua anggota berhasil kabur dari lokasi penyanderaan tadi malam dan kembali bergabung bersama kesatuannya.
Sejak berintegrasi dengan Indonesia, konflik di tanah Papua tak kunjung mereda. Bagaimana konflik ini bermula?
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Kenapa konflik terjadi? Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Dari penelusuran merdeka.com, konflik bermula dari upaya Indonesia untuk merebut Papua Barat dari tangan Belanda. Tindakan ini tak lepas dari hasil persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di mana salah satunya memuat integrasi Papua dilakukan setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Di sisi lain, Belanda memandang Papua jauh berbeda dengan suku-suku di Indonesia. Negara ini enggan menyerahkan wilayah tersebut dan berencana memerdekakannya. Namun, niat tersebut ditolak dan Indonesia menempuh berbagai upaya untuk mendapatkan legistimasi atas Papua.
Sikap agresif Indonesia untuk mengambil alih Papua dijawab dengan mengumpulkan rakyat Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri pada 1959. Tindakan ini dibarengi dengan pembangunan rumah sakit di Hollandia (sekarang Jayapura), pelabuhan di Manokwari, pusat penelitian agrikultural, pertanian dan militer.
Selang setahun, Dewan Papua didirikan, di mana setengah dari anggotanya dipilih Belanda. Tak hanya itu, Belanda juga membangkitkan identitas nasional Papua Barat dengan membuat bendera nasional, yakni 'Bintang Kejora', lagu nasional dan seragam militer. Setelah itu, dimerdekakan pada 1970 dengan nama Nugini Barat.
Tindakan sepihak ini membuat geram Indonesia, Soekarno bahkan mempersiapkan operasi militer besar-besaran untuk merebut Papua Barat. Keterlibatan PBB dan pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) mampu mencegah pertumpahan darah, dan Papua masuk menjadi bagian Indonesia dengan nama Irian Jaya, atau kependekan dari Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland (IRIAN). (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkait pernyataan Panglima TNI tersebut, nampaknya dinilai bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan memperpanjang konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini sejumlah peristiwa gejolak kerusuhan kembali terjadi di tanah Papua.
Baca SelengkapnyaDampak dari konflik bersenjata dan kekerasan menimbulkan berbagai persoalan, baik korban jiwa maupun luka-luka,
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.
Baca SelengkapnyaPeneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatna menjelaskan kondisi di Papua.
Baca SelengkapnyaPanglima Agus mengatakan separatis Papua, semakin lama semakin berbahaya.
Baca SelengkapnyaBuntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca SelengkapnyaData Perludem ada 21 PHPU di Papua Tengah yang didaftarkan ke MK
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar teror. Termasuk pilot Susi Air yang disandera masih mereka tawan. Penyanderaan sudah dilakukan hampir lima bulan.
Baca SelengkapnyaDalam kajian Percepatan pembangunan Papua tersebut, TNI telah mendapat amanah untuk menjalankan tiga tugas.
Baca Selengkapnya