Pesan Perdamaian dari Paris
Pementasan dua monolog ini mengusung tema perjuangan yang sama yaitu mendapatkan keadilan, kemerdekaan dan penghargaan terhadap martabat manusia.
Sebanyak 60 persen korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Pesan Perdamaian dari Paris
Pesan Perdamaian dari Paris
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan lebih dari 60 persen korban kekerasan perang di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
"Ini menunjukkan realitas dunia saat ini di mana perempuan selalu menjadi korban dalam setiap konflik kekerasan." tutur Menteri Retno dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB mengenai partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan internasional di Markas PBB, New York (25/10).
"Hentikan perang demi kemanusiaan, karena perang hanya menyebabkan penderitaan terutama bagi perempuan dan anak-anak." Kutipan pesan tersebut disampaikan oleh Joane Win dan Wawan Sofwan, setelah menutup sesi pementasan Regina Art Monologue Project di Paris, Perancis (8/11).
Pementasan dua monolog ini mengusung tema perjuangan yang sama yaitu mendapatkan keadilan, kemerdekaan dan penghargaan terhadap martabat manusia.Dalam situasi dunia saat ini, kita diajak untuk menemukan kembali arti kehidupan dan perdamaian melalui karakter Lisa oleh Joane Win dalam monolog "Cotton Candy" dan Bung Karno oleh Wawan Sofwan di monolog "Besok atau Tidak Sama Sekali".
"Kami berharap pementasan ini dapat menjadi salah satu kontribusi dari seniman Indonesia untuk membangun kesadaran bersama bahwa sebagai manusia yang berbudaya dan berakal budi, kita harus mengutamakan kemanusiaan diatas segalanya,"
ujar Joane Win.
Aksi panggung kedua aktor dalam monolog mendapat apresiasi dari para penonton yang hadir, di antaranya legenda teater dari Bandung Jim Adhi Limas.
"Saya lahir pada masa Hindia Belanda dan sempat mengalami pendudukan Jepang, saat melihat Wawan Sofwan bermonolog saya sempat terharu karena seperti menyaksikan kembali Proklamasi Kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta"
tutur Jim yang kini bermukim di Paris.
Catherine Basset seorang dosen dari kampus Inalco Paris tertarik mengomentari Cotton Candy .
"Saya sangat senang bisa melihat penampilan Joane Win dan saya kagum, bahkan aktingnya di luar dugaan saya, bisa membuat saya paham tentang kejadian yang dialami karena ekspresinya bagus sekali," ujar Catherine.
Seniman tari dari Indonesia di Paris, Kadek Puspasari mengatakan bahwa dua monolog tersebut sangat menyentuh hatinya.
"Saya mengucapkan selamat untuk Regina Art, karena ini bukan hanya pentas artistik tapi juga mengangkat tema memanusiakan manusia dan sejarah, itu juga bisa mengobati kerinduan saya pada Indonesia," ujarnya.