Pidato Buka Debat, Ganjar Tegaskan Keresahan Tokoh Publik dan Kampus harus Jadi Catatan
Tokoh publik dan sivitas akademika menyampaikan keresahannya pada praktik demokrasi di ujung kekuasaan Pemerintahan Jokowi.
Pidato Buka Debat, Ganjar Tegaskan Keresahan Tokoh Publik dan Kampus harus Jadi Catatan
Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengungkapkan keresahan tokoh publik dan sivitas akademika harus menjadi catatan. Hal itu diungkapkan Ganjar dalam pidato pembuka debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Minggu (4/2).
"Dan tentu saja keresahan yang muncul baik dari Gus Mus, Muhammadiyah dan Romo Franz Magnis, Gunawan Muhammad dan kampus-kampus mesti menjadi catatan kita bersama," kata Ganjar.
Beberapa hari terakhir, sejumlah tokoh publik dan sivitas akademika menyampaikan secara terbuka keresahannya pada praktik demokrasi di ujung kekuasaan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu melanjutkan, dalam konteks Indonesia berbudaya, semuanya harus dalam koridor yang baik.
"Dalam politik kali ini itu mesti diberikan contoh, demokrasinya harus lebih baik, demokratisasi berjalan baik. Kemudian contoh atau teladan pemimpin yang juga baik dan tidak ada konflik kepentingan, seperti Pak Mahfud contohkan, dia mundur agar ini membangun integritas yang baik-baik," terang Ganjar.
Capres yang diusung oleh PDIP dan sejumlah partai politik ini mengungkapkan, membangun Indonesia yang beradab harus mulai dari tiga bagian. Pertama adalah kesehatan.
Akses kesehatan diperlukan di setiap desa. Dia menargetkan satu desa satu fasilitas kesehatan, satu tenaga kesehatan.
"Dan kemudian ibu, anak, lansia, disabilitas masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama di dalam layanan-layanan kesehatan. Di daerah-daerah terisolir, mereka membutuhkan akses ini dengan sangat bagus," tutur Ganjar.
Kemudian yang kedua adalah pendidikan. Menurutnya, pendidikan harus lebih inklusi dan kurikulum yang sesuai serta akses fasilitas yang terbaik.
"Maka perempuan muda dari Jogja, Mba Kalis menyampaikan, Pak Ganjar perhatikan mereka yang selama ini tersingkirkan. Ada dua yang utama, kelompok perempuan dan yang kedua adalah penyandang disabilitas," bebernya.
Kemudian yang ketiga adalah aspek pekerjaan. Menurut Ganjar, keterampilan yang didapat melalui pendidikan baik, akan mendorong terbukanya lapangan pekerjaan dan upah yang baik.
"Dan tentu saja pembangunan ini harus berorientasi kepada SDM atau manusia, budi pekerti yang baik sopan toleran. Infrastruktur teknologi informasi yang baik, kemudian tersebar, internetnya bisa cepat dan mereka akan bisa mendapatkan media yang bagus untuk mengembangkan diri," pungkasnya.