Polisi buru penyebar poster 'Garuda Ku Kafir' di Undip Semarang
Merdeka.com - Anggota Polrestabes Semarang memburu penyebar spanduk dan poster warna merah bertuliskan 'Garuda Ku Kafir' di Universitas Diponegoro (Undip) Kota Semarang. Penyebaran poster dan spanduk yang di dalamnya menunjukkan kegiatan diskusi itu awalnya diketahui di media sosial oleh Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi.
"Seperti sebagaimana simbol-simbol atau lambang-lambang negara di pasal KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) ada. Tentunya nanti saja ada ancaman hukuman kalau nggak salah ancaman hukumannya lima tahun penjara," kata Kasat Intelkam Polrestabes Semarang AKBP Ventie Bernard Musak saat dikonfirmasi di Mapolrestabes Semarang Jalan Dr Sutomo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/5).
Dia menegaskan kasus tersebarnya poster 'Garuda Ku Kafir' merupakan kasus penghinaan terhadap lambang negara. Sehingga, perbuatan dengan sengaja menyebarkan poster dan pemasangan spanduk itu juga masuk dalam ranah tindak pidana dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
-
Mengapa burung garuda digunakan sebagai lambang negara? Burung garuda digunakan sebagai lambang negara karena ini merupakan raja dari segala burung yang melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis dilihat dari sayapnya yang mengembang.
-
Siapa yang mengibarkan bendera? Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Dimana bendera diibarkan? Aksi ini dilakukan di kawasan Bukit Teras Pass, Jalur Bukanagara.
-
Bagaimana tanggapan Gerindra soal poster Kabinet Prabowo-Gibran? 'Saya menanggapi poster ini kreatif, orang ngarangnya kreatif. Yang begini-begini ini pasti belum di ini ya,' ungkapnya saat di wawancara, Selasa (26/3).
-
Apa peran Jenderal Polri di poster? Terungkap, poster tersebut berisi kampanye calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut).
-
Kenapa Muhammad John Garuda Putra viral? Kisah menarik ini diunggah oleh John di akun TikTok pribadinya, @mjohngaruda, dan telah ditonton sebanyak 1,2 juta kali hingga Selasa, 16 Juli 2024.
Ventie mengaku telah mendapat informasi pemasangan dan penyebaran tersebut di Kampus Undip Semarang. Menurutnya saat ini masih dalam penanganan dan penyelidikan untuk mencari dan memburu pelaku penyebar poster tersebut.
"Untuk mengetahui pasti siapa yang membuat atau menempel selebaran itu. Kami sudah koordinasi dengan kampus dan kita sudah dikasih tau oleh Dekan Kampus Fisip Undip juga diminta untuk mengamankan selebaran itu. Ini masih dalam proses penyelidikan," terangnya.
Ventie mengimbau kepada masyarakat untuk melapor ke kepolisian terdekat apabila mendapati atau menemukan gambar selebaran tersebut.
Soal adanya tulisan tanggal 20 Mei 2017 terkait hari Kebangkitan Nasional yang tertulis di bawah poster itu, Ventie menegaskan tidak adanya ijin pemberitahuan yang masuk ke kepolisian terkait dugaan adanya kegiatan yang masih belum jelas berbentuk diskusi atau orasi itu.
"Tidak ada (izin) kita lihat saja nanti, apakah ada kegiatan atau tidak. Mungkin ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Mungkin ini hanya gertakan sambal aja," pungkasnya.
Sebelumnya, spanduk dan poster warna merah bertuliskan 'Garuda Ku Kafir' tersebar di Universitas Diponegoro (Undip) Kota Semarang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Penyebaran poster dan spanduk yang didalamnya menunjukan kegiatan diskusi itu awalnya diketahui di dunia maya atau social media (sosmed) oleh Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendiktisaintek mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi sebagai bagian dari kebebasan akademik
Baca SelengkapnyaBEM FISIP Unair sempat dibekukan pihak Dekanat imbas karangan bunga bernada satire ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) dibekukan oleh dekanat FISIP UNAIR.
Baca SelengkapnyaPetugas Satpol PP mencopot bendera PDIP dan baliho di dekat lokasi acara Jokowi.
Baca SelengkapnyaGambar Lambang Garuda bertuliskan 'Peringatan Darurat yang viral di media sosial ternyata berasal dari penggalan video YouTube horor fiktif.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita tiga bendera Bintang Kejora yang memantik terjadinya pengepungan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaSatpol PP Bali mencopot baliho raksasa Ganjar-Mahfud MD dan bendera PDIP jelang kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gianyar, Selasa (31/10).
Baca SelengkapnyaSpanduk dengan tulisan kuning hitam itu terpasang di Jembatan Kali Pepe Solo.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Makassar masih melakukan pendalaman terkait aksi vandalisme baliho Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaTindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaWarga Kecamatan Ilir Barat I, Palembang dibuat heboh dengan adanya poster tersebut.
Baca Selengkapnya